Pertumbuhan Ekonomi Naik, Ironisnya Angka Pengangguran Masih Tinggi

Pertumbuhan Ekonomi Naik, Ironisnya Angka Pengangguran Masih Tinggi
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 yang tumbuh 7,07 persen secara year on year (yoy). Namun, ironis angka pengangguran masih tinggi.

Di satu sisi capaian pertumbuhan ekonomi itu memang patut diapresiasi. Sayangnya, tidak disertai penyerapan tenaga kerja yang signifikan, terutama di sektor pertanian. 

"Sangat disayangkan sektor yang memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi seperti pertanian cuma tumbuh 0,38 persen (yoy),” kata Anggota Komisi V DPR RI Hamid Noor Yasin dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/8/2021).

Dikatakan Hamid, dalam kondisi ekonomi saat ini setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya dapat menyerap 110.000 tenaga kerja. Padahal, pada 2013 setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat menyerap 270.000 tenaga kerja. 

Sehingga, keluarnya Indonesia dari resesi ini belum tentu berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat terutama yang berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan.

Mengutip data BPS Mei 2021, lanjut politisi PKS ini, terdapat 19,10 juta orang (9,30 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Jumlah pengangguran karena Covid-19 1,62 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 0,65 juta orang. Sementara yang tidak bekerja karena Covid-19 1,11 juta orang dan penduduk yang bekerja tapi mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 15,72 juta orang.

"Artinya, ada 3,38 juta orang penduduk yang tidak bekerja sama sekali akibat pandemi Covid-19 ini," ungkap legislator dapil Jawa Tengah IV ini. 

Pemerintah pun didesak segera menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai terutama di sektor-sektor yang memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi.

Hamid menjelaskan, sebenarnya awal Juli 2021 lalu, Kementerian PUPR telah melaporkan bahwa program Padat Karya Tunai (PKT) hingga kuartal II 2021 sudah mencapai realisasi anggaran sekitar 47,1 persen. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja sudah sebesar 61 persen, yakni sudah 755.816 tenaga kerja yang terserap. 

Baca juga: BPS Catat Perekonomian Indonesia Tumbuh 7 Persen di Triwulan II 2021

Jadi, secara keseluruhan, tahun 2021 Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran Rp23,24 triliun untuk program padat karya tunai, dengan target menyerap 1,23 juta tenaga kerja.

 "Oleh sebab itu, F-PKS DPR mendesak pemerintah agar serapan program ini semakin dipercepat dan anggarannya dapat ditambah pada tahun 2022 mendatang. Harapannya, dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dari target pada tahun 2021 yang hanya 36,4 persen dari jumlah penduduk yang tidak bekerja," tutup Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI ini.

Angka Pertumbuhan Ekonomi Tidak Signifikan, Jauh dari Target
Angka pertumbuhan ekonomi yang disebut-sebut tumbuh 7,07 persen di kuartal II 2021 dibanding kuartal II 2020, sesungguhnya tidak signifikan. 

Sementara target pertumbuhan yang ingin dikejar pemerintah tahun 2021 ini 6-7-8 persen. Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir menilai capaian itu masih jauh dari target.

Dia mengutarakan, pemerintah selalu membanggakan capaian angka pertumbuhan itu. 

"Pengertian ekonomi RI tumbuh 7.07 persen itu didasarkan dari perhitungan kuartal II 2020 yang tumbuh minus 4.19 persen. Jadi, sebetulnya pada kuartal II 2021 ekonomi tumbuh hanya 2,88-3,10 persen,” kata Hafisz dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/8/2021).

 Lebih detail, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, perhitungan yang sesungguhnya adalah angka pertumbuhan kuartal II 2021 (7,07 persen) dikurangi angka pertumbuhan kuartal II 2020 (-4.19 persen), didapatlah angka 2,88 persen. Inilah capaian pertumbuhan yang sesungguhnya. 

Baca juga: Lebih optimistis, Menkeu Prediksi Ekonomi Kuartal III-2021 Akan Tumbuh 4-5,7 Persen

"Memang ekonomi RI tumbuh positif di kuartal II tahun 2021 yaitu sebesar 2,88 persen. Namun, belum sesuai dengan target yang diharapkan, yaitu tumbuh 6-7-8 persen pada 2021 ini," ungkapnya.

Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021 adalah minus 0.92.persen. Pada kuartal II ini tumbuh plus 2.88-3.10 persen. Lalu, bagaimana dengan capaian pada kuartal III dan IV? Masih jadi tanda tanya besar. Kumulasi dari kuartal I + II + III + IV harus sama dengan 6-7-8 persen.
 
Ekonomi RI harus tumbuh minimal 10 persen di kuartal III dan 10 persen di kuartal IV agar rata-rata ekonomi RI bisa tumbuh 6 persen di tahun 2021 ini. Melihat kenyataan terkini, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR itu menilai, Indonesia masih berat untuk mencapai target yang dipatok.  ***