Polisi Amankan 2 Terduga Penganiaya Santri Gontor hingga Tewas

Polisi Amankan 2 Terduga Penganiaya Santri Gontor hingga Tewas
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Polisi amankan dua terduga penganiaya santri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, hingga tewas.

Penjemputan itu dilakukan setelah tim Polres Ponorogo melakukan olah TKP pada Selasa (6/9/2022) sejak pagi hingga sore hari.

"Iya, dua terduga pelaku dijemput," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Rabu (7/9/2022).

Dia mengaku saat ini 20 anggotanya terbagi dalam beberapa tim Satreskrim Polres Ponorogo menangani kasus meninggalnya santri AM (17) asal Palembang di Pondok Modern Darussalam Gontor. Mulai penyelidikan hingga penyidikan.

Ada juga tim yang bertugas menjemput dua orang terduga pelaku dan juga ke keluarga korban untuk proses autopsi dan pengambilan berita acara di Palembang.

"Tim hari ini berangkat semua, ada yang ke Palembang ke keluarga korban terkait autopsi juga," tambahnya.

Sebelumnya, Polres Ponorogo melakukan olah TKP di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Hasilnya, polisi menyita berbagi barang bukti, seperti pentungan, air mineral, minyak kayu putih, dan becak.

Kronologi Kematian Santri di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo

Kasus kematian di lingkungan Pondok Pesantren terjadi di Ponpes gontor Ponorogo 22 Agustus 2022.

Kejadian tersebut terungkap setelah ibu korban menceritakan kejadian tersebut di media sosial kepada pengacara Hotman Paris.

Korban berinisial AM asal Palembang diduga mengalami kekerasan dalam Pondok oleh senior saat acara perkemahan Pondok.

Berikut kronologi kejadian penganiayaan santri di Pondok Pesantren Gontor yang kami kutip dari berbagai sumber.

18-19 Agustus AM mengikuti perkemahan Kamis-Jumat atau biasa disingkat Perkajum. AM adalah ketua pelaksana dalam kegiatan tersebut.

Jumat, 19 Agustus sore, semua santri kembali ke pondok

Sabtu-Minggu, 20-21 Agustus : pengumpulan barang yang dipinjam dari koordinator perlengkapan pramuka

Senin, 22 Agustus 2022: koordinator perlengkapan Pramuka pesantren menemukan ada barang yang belum kembali.

Korban menjawab tidak tahu. Diduga, saat itulah korban dianiaya dan di temukan meninggal dunia di ruang penyimpanan barang Pramuka.

Senin, 22 Agutus pukul 10.20: perwakilan pondok menghubungi ibu korban untuk menyampaikan bahwa putranya AM meninggal dunia.

Selasa 23 Agustus siang, Jenazah AM tiba di palembang. Perwakilan pondok sempat menyebut korban meninggal dunia karena terjatuh akibat kelelahansetelah mengikuti perkajum. Namun setelah didesak, akhirnya diakui bahwa korban meninggal dunia karena dianiaya.***