Polisi Israel Klaim Penyerangan Mesjid Al Aqsa Untuk Ringkus Pemuda Berpenutup Wajah

Polisi Israel Klaim Penyerangan Mesjid Al Aqsa Untuk Ringkus Pemuda Berpenutup Wajah
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Aksi kekerasan yang dilakukan polisi Israel di mesjid Al Aqsa membuahkan berbagai kecaman dari banyak bangsa di dunia termasuk Indonesia. Di bulan suci ini Israel masih saja merusak kedamaian warga Palestina.

Namun, polisi Israel mengklaim menyerang mesjid Al Aqsa untuk meringkus sejumlah pemuda berpenutup wajah yang dianggap provokator dan agitator.

Dalam cuplikan video yang dirilis akun resmi kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu @IsraeliPM menunjukkan percakapan soal pemuda berpenutup wajah itu.

Di rekaman itu, tampak dua orang sedang berbicara. Salah satunya merupakan warga yang mengaku sempay tak bisa keluar dari mesjid Al Aqsa.

"Saya ingin ke luar mesjid dan mereka menutupnya. Mereka bilang tak ada satu pun yang bisa pergi," kata sumber dalam video itu.

"Apa Anda ingin pergi?" tanya pria lain dalam video itu.

"Saya ingin pergi, tapi mereka tak mengizinkan. Mereka anak-anak muda. Saya tak tahu siapa mereka. Mereka mengenakan penutup wajah," ujar sumber itu lagi.

Pria yang lain kemudian menanyai apakah tak ada satu pun yang bisa mencegah mereka?

"Mereka bahkan tak membiarkan perempuan keluar. Saya bersama dengan perempuan tua," jawab pria yang mengaku dipaksa pemuda berpenutup wajah.

"Dan apakah Anda bertanya mengapa?"

"Mereka mengatakan tidak ada yang bisa pergi. mereka mengatakan tidak ada yang bisa pergi. Saya tidak tahu, saya tidak tahu. Saya datang untuk beribadah," kata sumber itu lagi.

Sebelumnya, terjadi bentrok di mesjid Al Aqsa. Kejadian ini bermula saat pasukan Israel memburu sejumlah orang yang dianggap provokator. Mereka membuat barikade di dalam gedung.

"Para penghasut memasang posisi ini beberapa jam setelah tarawih untuk memicu kekacauan dan menodai mesjid," demikian pernyataan resmi kepolisian Israel, dikutip AFP.

Polisi Israel juga mengklaim melakukan berbagai upaya dialog untuk mengeluarkan mereka. Namun, usaha mereka gagal.

Pasukan lalu masuk ke gedung agar salat subuh bisa dilaksanakan dan mencegah gangguan kekerasan.

Saat masuk, lanjut pernyataan Israel, pasukan dilempari petasan hingga batu oleh sejumlah provokator dalam mesjid.

Kepolisian Israel lalu menangkap dan mengamankan lebih dari 350 orang.

"(Kami menahan) orang-orang berpenutup wajah, pelempar batu/petasan, dan individu yang diduga menodai mesjid," lanjut pernyataan itu.

Salah satu warga perempuan Palestina yang enggan disebutkan identitasnya mengungkapkan kepada Reuters kronologi sejumlah polisi Israel menyerang jemaah di Mesjid Al Aqsa.

"Saya sedang duduk di kursi membaca (Al Quran). Mereka kemudian menembakkan gas air mata, salah satu di antaranya mengenai dada saya," ujar wanita itu sembari tersengal-sengal.

Saksi lain mengatakan polisi mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki mesjid. Begitu masuk, mereka mengerahkan granat kejut dan peluru karet.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial juga menunjukkan pasukan Israel memukul orang-orang yang berteriak dengan pentungan.

Sementara itu, dari video yang dibagikan polisi Israel menunjukkan pasukan menggunakan perisai anti huru hara untuk mempertahankan diri saat petasan diluncurkan ke arah mereka.

Di malam hari, pasukan Israel juga kembali menyerbu Mesjid Al Aqsa.

Dalam insiden kedua ini, pasukan Israel mengerahkan granat kejut dan memerintahkan umat Islam yang beribadah untuk segera pergi.

Di rilis resminya, polisi Israel menyatakan puluhan remaja pelanggar hukum, beberapa dari mereka yang mengenakan penutup wajah telah melemparkan petasan dan batu ke dalam masjid.

"Pasukan polisi mencegah pelanggar hukum menutup pintu dan membarikade diri mereka sendiri (di dalam), dan membantu jamaah meninggalkan Mesjid," kata polisi Israel.

Menanggapi bentrok di tempat suci itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara.

"Israel berkomitmen untuk menjaga kebebasan beribadah, akses gratis untuk semua agama dan status quo di Temple Mount, dan tidak akan membiarkan ekstrimis kekerasan mengubahnys," demikian cuitan PM Israel.***