PWI Majalengka Usulkan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet sebagai Pahlawan Nasional 2024

PWI Majalengka Usulkan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet sebagai Pahlawan Nasional 2024
Lihat Foto

WJtoday, Majalengka - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Majalengka merespon positif wacana pengusungan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet untuk diusulkan menjadi Pahlawan Nasional asal Majalengka pada tahun 2024 mendatang.

Hal ini terungkap dalam diskusi antara pengurus PWI Jawa Barat, Jejep Falahul Alam dengan pengurus PWI Majalengka yang dinahkodai Pardi Pai Supardi bersama rekan rekan pengurus lainnya.

Kemunculan gagasan ini terpinspirasi setelah Pemkab Majalengka sedang berusaha maksimal untuk mengusung KH Abdul Chalim Leuwimunding untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2023 ini.

Kabupaten Majalengka sendiri saat ini baru memiliki seorang pahlawan yakni KH Abdul Halim pendiri Persatuan Umat Islam (PUI) yang saat ini di makamkan di pelataran pondok pesantren Asromo Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka.

Ditengah usulan itu, PWI Majalengka menilai ada beberapa calon pahlawan lain asal Majalengka yang layak mendapatkan pengakuan yang sama, yakni Alm Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet.Jika mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, menunjukkan bahwa kedua almarhum tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Atas jasa-jasanya yang luar biasa, PWI Majalengka menyampaikan usulan agar keduanya diangkat menjadi Pahlawan Nasional sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanannya dalam mengusir penjajah di Majalengka pada khususnya, umumnya di tanah air.

Karena berdasarkan penelusuran sejarah Alm Letkol Abdul Gani dan Alm Letnan Emen Slamet merupakan seorang pahlawan nasional seorang prajurit, yang gagah berani dalam menjaga keutuhan negara di medan perang.

Pengorbanan nyawanya demi kepentingan bangsa dan negara ini, menjadi bukti nyata dari jasa-jasanya yang tidak dapat dilupakan.Keberanian dan dedikasinya patut diakui dan dihargai sebagai seorang pahlawan.

"Letnan Emen Slamet dan Letkol Abdul Gani merupakan prajurit hebat dan sangat dihormati di Majalengka. Beliau telah memberikan sumbangsih besar dalam mengusir penjajah di tanah air ini,"kata mantan Ketua PWI Majalengka dua periode ini.

Selain itu, sambung dia, penting untuk mencatat bahwa Abdul Gani dan Emen Slamet telah terbukti menjadi komandan perang di Majalengka saat peristiwa penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajah. Mereka memimpin Pasukan Sindangkasih dalam pertempuran sengit di tanjakan Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, yang merupakan bagian dari agresi II Belanda.

Pertempuran di tanjakan Desa Kawunghilir menjadi bukti konkret dari keberanian dan ketangguhan mereka dalam melawan penjajah. Dengan semangat yang membara, pasukan di bawah komando Letkol Abdul Gani dan Emen Slamet berhasil mengusir penjajah Belanda, menjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa.

Bahkan sebagai wujud penghormatan atas aksi heroik yang dilakukan oleh Pasukan Sindangkasih dalam mengusir penjajah Belanda, dibangunlah Tugu Sindangkasih dan patung tugu perjuangan di Majalengka. Monumen ini diresmikan pada tanggal 17 November 1987 sebagai simbol perjuangan dan keberanian Pasukan Sindangkasih.

Tugu Sindangkasih melambangkan semangat perjuangan yang gigih dalam memerdekakan tanah air setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Di prasasti yang terdapat pada monumen tersebut tertulis bahwa pada tanggal 17 November 1987, Monumen Perjuangan Pasukan Sindangkasih (KI.IV BAT.I Brig XIII Divisi IV Siliwangi) diresmikan.

Monumen ini menjadi simbol kepahlawanan Pasukan Sindangkasih dalam perang gerilya selama Perang Kemerdekaan dari Juli 1947 hingga Desember 1949 di wilayah Majalengka dan sekitarnya.

"Prasasti tersebut ditandatangani atas nama Warga Pasukan Sindangkasih Ketua Pembina Kolonel Inf (Purn) H. Djohari Cherman Effendi. Tugu Sindangkasih dan patung tugu perjuangan menjadi saksi bisu dari perjuangan berdarah yang dilakukan oleh pasukan tersebut untuk mencapai kemerdekaan,"paparnya.

Hal senada diungkapkan Ketua PWI Majalengka Pardi Pai Supardi. Menurut dia, peristiwa dulu mengingatkan kembali bahwa sejarah perjuangan yang dilakukan Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet merupakan bukti yang kuat akan kontribusi mereka sebagai pahlawan daerah. Penghargaan sebagai Pahlawan Nasional akan menjadi pengakuan yang pantas atas pengorbanan dan keberanian mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai lembaga pers yang peduli terhadap sejarah dan jasa para pahlawan, PWI Majalengka berharap agar pemerintah pusat dapat memberikan perhatian serius terhadap usulan ini.

Agar mengakui Letkol Abdul Gani, Letnan Emen Slamet, dan KH Abdul Chalim Leuwiminding sebagai Pahlawan Nasional. Ini untuk memberikan inspirasi bagi generasi muda Majalengka dan seluruh bangsa untuk menghargai dan melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan masa lalu.

PWI Majalengka juga menilai bahwa jika kita mengacu pada aturan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Letkol Abdul Gani dan Emen Slamet sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pengakuan mereka sebagai Pahlawan Nasional akan menjadi wujud penghargaan yang layak atas jasa-jasa mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan.

"PWI Majalengka berharap Pemkab Majalengka, Dinas Sosial, Kementrian Sosial (Kemensos RI), Menkopolhukam RI dan Presiden dapat mempertimbangkan secara adil usulan ini, mengakui keberhasilan dan kontribusi Letkol Abdul Gani dan Letnan Emen Slamet dalam mengusir penjajah di Majalengka,"katanya.

Sebab dengan memberikan penghargaan yang setimpal, akan terjalin rasa keadilan dan penghormatan yang pantas terhadap para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan dan kemajuan negara,"tambahanya.

PWI Majalengka berharap agar pemerintah pusat dapat mempertimbangkan semua calon pahlawan tersebut dengan adil dan bijaksana. Penghargaan sebagai Pahlawan Nasional akan menjadi pengakuan yang pantas bagi mereka yang telah berjuang dan berkorban untuk kepentingan masyarakat dan negara.

Dalam pengusulan sebagai calon Pahlawan Nasional ini, PWI Majalengka ingin menegaskan pentingnya menghargai kontribusi semua tokoh yang layak mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan. Penghargaan tersebut akan memotivasi masyarakat untuk terus mengikuti jejak dan mengembangkan semangat kepahlawanan dalam memajukan bangsa.***