Rangkuman Pidato Presiden pada Sidang Tahunan MPR 2021

Rangkuman Pidato Presiden pada Sidang Tahunan MPR 2021
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI tahun 2021 dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (16/8/2021). Berikut rangkuman pidatonya:

1. Pandemi Seperti Api
 Jokowi menyebut krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api sehingga jika memungkinkan memang harus dihindari tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran.

“Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan," katanya.

Dia pun menyebut pandemi itu seperti kawah candra dimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada semua, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa semua untuk menghadapi dan mengelolanya.

2. Pandemi Memberi Hikmah kepada Bangsa
Presiden mengatakan pandemi Covid-19 telah memberikan hikmah kepada bangsa Indonesia bahwa krisis menuntut konsolidasi kekuatan negara untuk melayani rakyat.

"Pandemi Covid-19 juga memberikan hikmah kepada bangsa Indonesia bahwa krisis menuntut konsolidasi kekuatan negara untuk melayani rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan," ujar Jokowi.
 
Kepala Negara menyampaikan dukungan semua pihak, utamanya lembaga-lembaga negara, menempati posisi sentral. Menurut Presiden, kerja cerdas dan sinergitas antarlembaga negara menjadi salah satu kunci utama untuk bisa gesit merespons perubahan yang terjadi di masa mendatang.

3. Pandemi Ajarkan Kesehatan adalah Agenda Bersama
Jokowi dalam pidato kenegaraan mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia mengajarkan penyakit maupun kesehatan adalah agenda bersama.

"Pandemi telah mengajarkan bahwa kesehatan adalah agenda bersama. Jika ingin sehat, warga yang lain juga harus sehat," sebut Jokowi.

Namun pandemi, menurut Presiden, juga telah menguatkan institusi sosial di masyarakat, dan semakin memperkuat modal sosial.

"Jika ada seseorang yang tertular Covid-19, maka hal ini akan membawa risiko bagi yang lainnya. Penyakit adalah masalah bersama, dan menjadi sehat adalah agenda bersama," kata Jokowi.

4. Pengetatan dan Pelonggaran bukan Kebijakan Inkonsisten
Presiden Joko Widodo menegaskan pengetatan dan pelonggaran mobilitas bukanlah kebijakan yang tidak konsisten, namun sebagai cara untuk menemukan kombinasi terbaik antara kesehatan dan ekonomi masyarakat.

"Pengetatan dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan paling lama setiap minggu, dengan merujuk kepada data terkini. Mungkin hal ini sering dibaca sebagai kebijakan yang berubahubah, atau sering dibaca sebagai kebijakan yang tidak konsisten," terang Jokowi.

Justru hal itulah, menurut presiden, yang harus dilakukan pemerintah untuk menemukan kombinasi terbaik antara kepentingan kesehatan dan kepentingan perekonomian masyarakat.

"Karena virusnya yang selalu berubah dan bermutasi, maka penanganannya pun harus berubah sesuai dengan tantangan yang dihadapi," tegasnya.

5. Meski Pandemi, Kecepatan Kerja Peradilan tak Bisa Ditunda
Jokowi menekankan kecepatan kerja dan pelayanan peradilan tidak bisa ditunda meski saat ini bangsa Indonesia masih berada dalam era pandemi.

"Walaupun di era pandemi, kecepatan kerja dalam pelayanan peradilan juga tidak bisa ditunda, bahkan harus dipercepat," ujarnya.

Menurutnya, proses administrasi dan persidangan perkara di Mahkamah Agung secara elektronik telah mampu mempercepat penanganan perkara. Bahkan, dengan adanya aplikasi peradilan-elektronik, e-Court, telah mempermudah dan meningkatkan jumlah perkara yang dibawa ke pengadilan.

6. Kerja Keras Tenaga Kesehatan sangat Mengharukan
Presiden Joko Widodo mengungkapkan kerja keras para tenaga kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19 sangat mengharukan dan membanggakan.

"Yang sangat mengharukan dan membanggakan adalah kerja keras dan kerja penuh pengabdian dari para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang lain," kata Jokowi.

Saat pandemi Covid-19, Presiden menilai penyediaan layanan kesehatan oleh pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan yang menggembirakan.

"Layanan kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan, baik dalam hal penambahan kapasitas tempat tidur, maupun fasilitas pendukungnya," sebutnya.

Namun, Presiden mengakui kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus dipecahkan.

7. Investasi Harus Terintegrasi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Presiden RI Joko Widodo mengatakan perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

"Perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan," ujarnya.

Jokowi mengatakan pada periode Januari sampai Juni 2021, realisasi investasi Indonesia, tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian 51,5 persen di Luar Jawa, dan 48,5 persen di Jawa. Investasi ini menyerap lebih dari 620 ribu tenaga kerja Indonesia.

"Penambahan investasi di bulan-bulan ke depan ini kita harapkan bisa memenuhi target Rp900 triliun, serta menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian secara lebih signifikan," jelasnya.

8. Indonesia Tangguh dan Tumbuh Diraih dengan Sikap Terbuka
Jokowi menyatakan semboyan Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan kesiapan perubahan menghadapi dunia yang penuh disrupsi.

"Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia yang penuh disrupsi,” katanya.

Dia mengatakan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh juga dicapai dengan sikap bangsa yang bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan.

Ia mengajak segenap bangsa untuk tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan berbagai ujian yang akan dihadapi untuk menggapai cita-cita bangsa.

"Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa meridai dan mempermudah upaya bangsa Indonesia, dalam meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Dirgahayu Republik Indonesia," ujar Jokowi.  ***