Renungan Jumat: Berlian Air Wudhu

Renungan Jumat: Berlian Air Wudhu
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat.

Perintah melaksanakan wudhu sebelum shalat terdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 6:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ 
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.”

Dari Tsauban bahwa rasulullah S.A.W. bersabda: “Tidaklah menjaga wudhu kecuali orang yang beriman.” (HR Ibnu Majah, Al-Hakim, Ahmad dan Al-Baihaqi).

Hukum berwudhu sifatnya tidak mutlak, tergantung dengan ibadah yang dilaksanakan. Wajib apabila menjalankan ibadah seperti salat, memegang Alquran dan melaksanakan thawaf.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Hajar, “Allah tidak akan menerima salat seseorang diantara kalian sebelum ia berwudhu.”(Ibnu Hajar)

Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. 

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, beberapa waktu lalu menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang wudhu. 

Ia mengemukakan pusat-pusat syaraf yang paling peka, yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut.

Ia bahkan merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Beberapa ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Sedangkan ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudhu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. 

Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari? Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

Di dalam buku Mukjizat Berwudhu  karya Drs. Oan Hasanuddin, R.O, Akp, MA. dijelaskan anggota badan yang dibasuh air wudhu memiliki titik akupresure dan akupunktur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Titik-titik tersebut merupakan bagian titik pijat dan akupunktur untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Tidak hanya itu, masih banyak lagi tentang hikmah wudhu, baik yang sudah ditemukan maupun yang belum tergali oleh ahli kesehatan. Hikmah-hikmah ini semakin menguatkan bukti syariat dari Allah SWT bukanlah hal yang sia-sia untuk diterapkan.

Syariat itu justru membawa kemaslahatan besar bagi pelakunya dan semakin meningkatkan keimanan seseorang terhadap kebenaran perintah Allah SWT.  ***

(Pam: dari berbagai sumber)