Respons BMKG hingga PVMBG soal Kabar Jepang Sempat Pantau Potensi Tsunami Usai Gunung Semeru Erupsi

Respons BMKG hingga PVMBG soal Kabar Jepang Sempat Pantau Potensi Tsunami Usai Gunung Semeru Erupsi
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Jepang sempat melakukan pemantauan ada tidaknya pengaruh erupsi gunung Semeru terkait potensi tsunami di wilayahnya. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ikut memberikan klarifikasi kabar tersebut.

"Itu sebenarnya untuk antisipasi aja bahwa gunung api itu dikhawatirkan bisa menimbulan letusan besar, gelombang kejut. Dulu kan yang tahun Januari 2002 itu kan Hunga Tonga itu kan erupsi itu memang gede. Sebenarnya masih di bawah letusan Krakatau 1883. Jepang tampaknya khawatir terjadi gelombang kejut sehingga dia megantisipasi itu," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui keterangannya, dikutip Senin (5/12/2022).

Menurut Daryanto apa yang dilakukan BMKG Jepang tidak salah. Namun dia menilai erupsi Semeru belum sampai menimbulkan tsunami di Jepang.

"Sebetulnya nggak salah. Tapi kan kita tahu ini kan yang ada di erupsi yang terjadi di Semeru APG (Awan Panas Guguran), nah itu masih belum bisa menimbulkan sepertiitu lah," ujarnya.

Daryanto mengatakan erupsi gunung Semeru berjenis APG. Dia menyebut BMKG Jepang juga telah mengeluarkan rilis yang menyampaikan tidak ada tsunami sebagai dampak erupsi Semeru terhadap wilayahnya.

"Jadi sebenarnya kalau waspada sah-sah saja, kenyataan yang terjadi di gunung ini tuh jenisnya APG sehingga itu kan membuat masyarakat takut. Malah rilis dia terakhir tidak ada dampak," imbuhnya.

Sementara itu, Peneliti Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), DR Ir Amien Widodo mengatakan erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur tidak akan sampai ke lautan.

Hal tersebut dikatakan Amien terkait pemberitaan kewaspadaan Jepang akan Tsunami akibat Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur yang terjadi pada Minggu (4/12/2022).

"Tidak ada kemungkinan sampai Tsunami ataupun letusan yang sampai lautan," ungkap Pakar Geologi ITS.

Dikatakan Amien, gunung berapi di darat seperti Semeru laharnya tidak akan sampai bibir pantai.

"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga nggak mungkin. karena energinya berkurang," tegasnya.

Pemicu Tsunami menurutnya kan terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di pasifik.

"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada Tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di pulau Tonga,"lanjutnya.

Untuk saat ini status gunung Semeru paling akurat hanya bisa diberikan pos pantau.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengklarifikasi kabar terkait potensi tsunami di wilayah Jepang imbas erupsi Gunung Semeru.

PVMBG menegaskan erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu, 4 Desember 2022 tidak menyebabkan tsunami.

PVMBG menjelaskan, dampak erupsi Gunung Semeru adalah mengeluarkan abu vulkanik yang mengarah bagian barat daya, barat dan selatan gunung api itu.

Sementara awan panas Gunung Semeru ke arah tenggara kurang lebih sejauh 13 kilometer dan tidak sampai menuju laut.

"Kabar yang beredar bahwa erupsi Gunung Semeru dapat menyebabkan tsunami adalah tidak benar," ujar keterangan PVMBG.

"Dampak erupsi saat ini adalah abu vulkanik yang berdampak bagian barat daya, barat, dan selatan gunung api Semeru. Awan panas menjangkau kurang lebih 13 km ke arah tenggara dan tidak sampai laut," demikian keterangan PVMBG, Minggu, 4 Desember 2022.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) menyampaikan tengah menginvestigasi mengenai apakah erupsi Gunung Semeru menimbulkan tsunami di wilayahnya.

Dikutip dari situs Japan Meteorological Agency (JMA), Minggu (4/12/2022), dijelaskan bahwa adanya kemungkinan timbulnya tsunami akibat letusan Gunung Semeru. Namun, ketinggian gelombang yang bisa ditimbulkan tidak diketahui.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan jika tsunami terjadi akibat letusan Semeru dan mencapai Jepang, maka diperkirakan dapat tiba di Miyakojima dan Yaema di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30 waktu setempat.

Kendati demikian, Badan Meteorologi Jepang menuturkan bahwa citra satelit cuaca Himawari tidak menunjukkan perubahan yang jelas yang mungkin sesuai dengan gelombang tekanan yang terkait dengan letusan.

"Saat ini, tidak ada perubahan signifikan pada tingkat pasang surut yang diamati di stasiun pengukur pasang surut di luar negeri. Kami akan terus mengabari Anda tentang pengamatan tsunami di masa mendatang," demikian keterangan Badan Meteorologi Jepang.

Badan Meterologi Jepang kemudian mengeluarkan keterangan memastikan erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur tidak menimbulkan gelombang tsunami di Jepang. Berdasar pengamatan JMA, hingga kini tidak ada peningkatan gelombang air laut yang signifikan di Jepang dan luar negeri.

"Saat ini, tidak ada perubahan tingkat pasang yang signifikan yang diamati di titik pengamatan di Jepang dan luar negeri," demikian keterangan JMA, Minggu (4/12/2022).***