Rupiah Menguat Hasil Sentimen Positif Kebijakan Moneter Bank Sentral AS

Rupiah Menguat Hasil Sentimen Positif Kebijakan Moneter Bank Sentral AS
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat tajam setelah pidato Gubenur bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

Rupiah pagi ini menguat 123 poin atau 0,78 persen ke posisi Rp15.609 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.732 per dolar AS.

"Kelihatannya rupiah bakal dapat sentimen positif dari pernyataan Jerome Powell dini hari tadi mengenai kebijakan moneter bank sentral AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Powell mengatakan bahwa The Fed akan mulai menerapkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil pada Desember mendatang. Pelaku pasar menangkap sinyal bahwa kenaikan suku bunga bank sentral tidak akan seagresif sebelumnya untuk tahun depan.

Menurut Ariston, pelaku pasar merespons pernyataan Powell dengan masuk ke aset berisiko untuk memanfaatkan peluang.

"Di sisi lain, pasar masih mewaspadai kebutuhan dolar dalam negeri yang biasanya tinggi di akhir tahun untuk keperluan korporasi yang bisa memberikan tekanan ke rupiah," ujar Ariston.

Dari domestik, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi November 2022. Pada Oktober lalu, terjadi deflasi sebesar 0,11 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Dengan terjadinya deflasi pada Oktober, maka inflasi tahun kalender atau Oktober 2022 terhadap Desember 2021 tercatat sebesar 4,73 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2022 terhadap Oktober 2021 sebesar 5,71 persen.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.680 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp15.750 per dolar AS. Pada Rabu (30/11) lalu, rupiah ditutup menguat 11 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.732 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.743 per dolar AS.***