Sejak Omicron Terdeteksi di Indonesia, Luhut: Sudah 356 Pasien Meninggal Akibat Covid-19

Sejak Omicron Terdeteksi di Indonesia, Luhut: Sudah 356 Pasien Meninggal Akibat Covid-19
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Menteri Koordinator bidang kemaritiman dan investasi, Luhut Pandjaitan mengatakan sejak Omicron terdeteksi di Indonesia pada 16 Desember 2021, 356 pasien telah meninggal akibat tertular Covid-19

Namun, Luhut tak menjelaskan secara detail, apakah 356 pasien tersebut meninggal usai terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Informasi resmi yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada 31 Januari 2022, pasien Omicron yang meninggal mencapai lima jiwa. 

"Sebanyak 42 persen pasien (meninggal) memiliki komorbid (penyakit bawaan), 44 persen (yang meninggal) merupakan lansia, 69 persen belum divaksinasi lengkap," ungkap Luhut ketika memberikan keterangan pers secara virtual seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Senin, (7/2/2022). 

Luhut mengaku geram terhadap orang-orang yang mendorong agar tidak menerima vaksin Covid-19 di tengah lonjakan varian Omicron. Sebab, sebagian dari pasien yang meninggal, belum menerima vaksinasi dua dosis. 

"Jadi, Anda ikut bertanggung jawab terhadap orang-orang di komunitasmu yang meninggal karena tidak divaksinasi. Kami bicara pakai data," ujar pria yang menjadi Komandan PPKM di area Jawa-Bali tersebut. 

Ia juga menambahkan, pasien yang mengalami gejala Covid-19 yang berat, kritis lalu meninggal sebagian besar adalah kaum lansia. Oleh sebab itu, Luhut meminta kaum lansia segera menerima vaksin Covid-19

"Maka, pemerintah akan melakukan kebijakan untuk kelompok rentan tersebut, terutama para lansia yang belum divaksinasi lengkap. Kami imbau bapak dan ibu tidak mendengarkan masukan yang tidak benar (supaya tidak divaksinasi), karena kami berbicara data dan keselamatan Anda," tutur dia lagi. 

Sebagai upaya pemerintah mencegah angka kematian akibat Covid-19, maka pemerintah akan melakukan beberapa hal;

(1) mempercepat vaksinasi bagi kaum rentan, termasuk pemberian vaksin booster,

(2) meningkatkan fasilitas layanan di rumah sakit, termasuk nakes dan obat-obatan,

(3) mengaktifkan fasilitas-fasilitas isolasi terpusat untuk merawat pasien tanpa gejala dan gejala ringan,

(4) mendorong penyediaan fasilitas penginapan bagi para nakes, dan

(5) warga dengan gejala ringan dan tanpa gejala Covid-19 dialihkan untuk melakukan isolasi mandiri. 

"Pemerintah meminta warga agar tidak panik dalam menghadapi lonjakan kasus Omicron ini, karena pemerintah telah mengambil semua langkah persiapan untuk menghadapi gelombang Omicron," katanya. ***