Sepanjang 2021 BNN Jabar Ungkap Penanganan Narkoba Jenis Ganja Meningkat

Sepanjang 2021 BNN Jabar Ungkap Penanganan Narkoba Jenis  Ganja Meningkat
Lihat Foto

WJtoday, Bandung  – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Bubung Pramiadi mengungkapkan, penanganan narkotika jenis sabu yang dilakukan pihaknya mulai menurun, tetapi jenis Ganja meningkat di 2021.

“Barang bukti jenis sabu yang kami tangani menurun di tahun 2021 ini. Tapi penanganan kita meningkat di jenis ganjanya,” ujar Bubung saat pers release akhir tahun 2021 di Kantor BNN Jabar, Jumat (31/12).

Meski begitu, BNN Jabar tetap aktif dalam menangani penyalahgunaan narkotika. Setiap informasi masuk yang diterima, Bubung membeberkan, pihaknya melakukan pendalaman dan penanganan serius di lapangan.

“Jadi kami enggak melihat itu barang bukti narkotika sabu atau jenis lainnya, yang jelas kami ingin Jabar bersih dari narkoba,” terangnya.

Bubung menuturkan, tak ada perbedaan mencolok pengungkapan jumlah kasus narkotika di tahun 2021 ini dengan tahun sebelumnya di 2020.

Dia menyebut sekira 47 kasus penyalahgunaan narkotika yang berhasil ditangini pihaknya sepanjang tahun 2021 ini. Sementara di tahun sebelumnya berjumlah sekira 45 kasus.

“Jumlah kasus tahun ini enggak jauh beda dengan tahun sebelumnya. Kalau tahun ini ada 47 kasus, tahun lalu sekira 45 kasus,” sebutnya.

Dalam memberantas penggunaan narkoba ini, Bubung menjelaskan, pihaknya tak bisa bekerja sendiri. Pihaknya membutuhkan dukungan dan peran aktif semua pihak.

“Penanganan narkoba ini tergantung dukungan anggaran yang ada. Karena kita bisa bekerja berbasis anggaran. Alhamdulillah tidak ada penurunan atau kenaikan kasus di tahun ini,” paparnya.

Di sisi lain, BNN Jabar juga berhasil memulihkan 80 pengguna narkoba hingga saat ini. Pemulihan tersebut dilakukan BNN Jabar melalui program rehabilitasi terhadap pengguna.

“Program rehabilitasi ini ada tahapannya yang diawali dengan tahapan awal detok (menghilangkan racun). Tahap berikutnya setelah direhabilitasi, mereka melakukan pasca rehabilitasi. Tentunya kami juga monitor, memberikan pendampingan, tes urin dan lain-lain,” pungkasnya. ***