Sesungguhnya Kuburan adalah Tempat Tinggal Pertama dari Akhirat

Sesungguhnya Kuburan adalah Tempat Tinggal Pertama dari Akhirat
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Alam kubur merupakan tempat pertama dari beberapa tempat yang akan dilalui manusia setelah meninggal. Sesuai dengan sabda Rasulullah apabila selamat di kubur maka tempat setelahnya akan menjadi lebih mudah. Sebaliknya jika di alam kubur tidak selamat maka di setelahnya akan lebih sulit.

Di alam kubur ada kenikmatan kubur bagi orang mukmin. Tapi ia meminta untuk disegerakan hari kiamat karena nikmatnya lebih besar. 

Sedang orang fajir atau durhaka karena siksaan di hari kiamat jauh lebih pedih dan menakutkan daripada yang sedang dirasakannya di alam kubur, maka ia minta tidak disegerakan. Oleh karena itu, jangan lupa kita untuk berdoa memohon agar dijauhkan dari siksa kubur. Sebab azab kubur benar adanya.

Di alam kubur juga penuh dengan kegelapan. Sebuah kisah di masa Rasulullah, dulu terdapat seorang wanita yang sering membersihkan masjid Nabawi. Rasulullah merasa kehilangan karena tidak nampak. 

Lalu para sahabat menyampaikan jika wanita tersebut telah meninggal dunia tadi malam dan telah dikubur di malam itu juga. Para sahabat mengatakan jika ia tidak sampai hati jika harus membangunkan Rasulullah yang sedang istirahat.

Rasululah meminta kepada para sahabat untuk menunjukan letak kuburannya, lalu beliau menyalatinya dan bersanda: “Kuburan itu sungguh sangat gelap bagi setiap penghuninya. Dan sesungguhnya Allah meneranginya bagi mereka dengan salatku tadi.” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibn Majah, Baihaqi, dan Ahmad).

Dalam hadis tersebut, dapat dipetik faedah di dalamnya yakni keutamaan membersihkan masjid. Dimana Rasulullah datang ke kuburannya dan menyalatinya. Kemudian di alam kubur penuh dengan kegelapan namun Allah Swt. akan meneranginya jika terdapat orang yang bersedia menyalatinya.

Ketika mayit diletakan di kuburan, maka kubur akan menghimpitnya. Tidak ada seorang pun yang akan dapat menghindarinya baik orang dewasa maupun anak kecil, baik orang saleh maupun kafir. Semua akan mengalami himpitan kubur.

Disebutkan dalam beberapa hadis bahwa kubur menghimpit Sa’ad bin Muadz. Beliau merupakan sahabat Rasulullah yang kematiannya Arsy Allah bergetar, pintu-pintu langit terbuka, dan terdapat 70 ribu malaikat menyaksikannya.

Dalam Sunan An-Nasa’I diriwayatkan dari Ibnu Umar Rasulullah bersabda, “Inilah yang membuat Arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit oleh kubur, tetapi kemudian dibebaskan.”

Apabila ada seorang hamba diletakan di kuburnya maka datang malaikat dengan penampilan yang menakutkan atau mengerikan. Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah bersabda: 

Apabila mayat dari kalian diletakan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan kebiru-biruan, salah satunya bernama Munkar dan kedua Nakir.”

Keduanya akan bertanya, Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)? Makai ia akan menjawab sebagaimana di dunia:

“Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Kedua malaikat berkata ‘Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu."

Kemudian kuburannya diperluas 70×70 hasta dan diberi penerangan dan dikatakan tidurlah!

Apabila yang meninggal adalah orang kafir, sebagaimana dalam HR. Tirmidzi, ketika ditanya ia akan menjawab, Aku mendengar orang mengatakan aku pun mengikutinya dan saya tidak tahu. 

Kedua malaikat berkata, “Kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu. Dikatakan kepada bumi himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan azab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya.”

Setiap kali Khalifah Ustman ibn Affan melewati suatu kuburan, beliau berhenti sejenak, merenung, dan menangis hingga air mata membasahi pipinya.

Melihat kelakuan Ustman, salah seorang sahabat memberanikan diri bertanya,"Wahai Ustman, mengapa anda menangis, hanya karena melihat kuburan, sementara ketika anda berbicara tentang surga, neraka, dan adzab neraka anda tidak menangis?".

Sambil menengok kepada sang sahabat, Khalifah Ustman berkata,"Kuburan adalah tempat tinggal pertama dari akhirat. Tempat tinggal terakhir dari dunia. Barangsiapa selamat dari adzab kubur, nasib selanjutnya akan lebih ringan. Jika tidak selamat dari adzab kubur, maka lanjutannya akan lebih keras dan berat".

Ustman melanjutkan,"Kelak, ketika hari Kiamat tiba, Aku masih bersama banyak manusia. Sekiranya diriku berada di Neraka, maka diriku masih ditemani oleh banyak manusia. Tetapi di alam kubur, sebagaimana kuburan yang ada di hadapan kita saat ini, Aku berada sendirian, hal inilah yang membuat diri ini menangis.”

Aidh Al Qarni mengisahkan, aku datang ke kuburan. Kuburan para pemimpin dan para bawahan. kuburan raja dan rakyat jelata, kuburan orang-orang kaya dan orang-orang miskin. Semua sama di sisi Allah.

Apakah Anda melihat kuburan yang unggul dari kuburan yang lain? Apakah malaikat itu terjun ke dalam kubur yang terbuat dari emas atau perak? 

Demi Allah, ia telah meninggalkan kerajaan, istana, tentara dan segala sesuatu yang ia miliki. Ia mengenakan sepotong kain, seperti yang kita kenakan. Dan, ia pun dikuburkan di dalam tanah.

''Wahai Anak Adam, ibumu telah melahirkanmu dalam keadaan menangis, sementara orang-orang di sekelilingmu, tertawa penuh  rasa bahagia. Maka, beramallah untuk dirimu agar engkau menjadi orang yang tertawa penuh bahagia ketika orang-orang di sekelilingmu menangis pada hari kematianmu.''

Di antara manusia, masih ada yang beramal untuk hari kematian itu. Mereka selalu siap untuk bertemu dengan Allah SWT. Mereka selalu mengamati detik kematian itu dalam setiap saat. 

Jika seorang hamba selamat darinya, maka sungguh ia sangat berbahagia. Tapi jika ia disiksa di dalam kubur, kita berlindung kepada Allah SWT, sungguh ia telah merugi di akhir keseluruhannya.  ***

(Pam: dari berbagai sumber)