Soal Sosok Pengancam Pembunuhan, Gitaris Radja: Seorang Ajudan Pejabat Malaysia

Soal Sosok Pengancam Pembunuhan, Gitaris Radja: Seorang Ajudan Pejabat Malaysia
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Band Radja menjadi sorotan setelah heboh pengakuannya soal ancaman akan dibunuh saat konser di Malaysia. Kini muncul fakta dari masalah tersebut yakni sosok pengancam yang bernama Muren.

Moldy yang merupakan gitaris Radja menyebut salah seorang pelaku bernama Muren merupakan ajudan pejabat Malaysia. Ian pun menambahkan Muren adalah ajudan dari Tuan Raven Kumar Krishnasamy selaku petinggi dari EXCO Negeri Johor.

"Karena dia merasa kuat ya. Ajudan pemerintah sana dia. Ya mungkin ada permainan seperti itu ya menurut kita. Yang kami sesalkan adalah kenapa menyerang kami? Dia tidak kenal sama kami si Rizan dan Muren ini. Parasnya India, tapi dia warga negara Malaysia, dia ini menyerang tiba-tiba tanpa alasan yang kami tahu, sementara kami sudah melakukan show dengan sukses. Ini pun saya bilang penyerangannya berencana dan ramai sekali karena ada bodyguard luar dalam," papar Moldy melalui keterangannya, dikutip Kamis (16/3/2023).

Moldy menambahkan, sampai saat ini Muren belum ada permintaan maaf kepada Radja maupun pihak KJRI di Malaysia. Dengan kesal, Moldy mengira Muren enggan meminta maaf karena merasa kuat dan memiliki peran penting di Negeri Jiran.

Ian pun menceritakan awal mula kejadian tersebut ketika Farid, selaku penanggung jawab Radja di acara itu, sempat berkomunikasi dengan Muren. Muren meminta agar Radja wajib menjalani meet and greet usai manggung.

Hal itu disetujui oleh kedua pihak termasuk Radja. Namun ternyata Muren sempat memberikan ancaman untuk Radja jika band itu tak melaksanakan meet and greet sesuai jadwal yang dibuat secara pribadi.

"Gua tadi malam baru sadar setelah kita telepon sama si Farid, EO yang bertanggung jawab full terhadap Radja, karena dari awal kita berhubungan dengan dia, kontrak dengan dia. Tadi malam kita ngobrol, si Farid baru sadar juga dia bilang dia minta maaf tidak sempat menyampaikan, si Farid coba scroll chatting-an sama si yang ngamuk ini (Muren). Ternyata di situ sudah ada ancaman. Ancamannya 'jika Radja tidak mau meet and greet, tidak mau mengikuti schedule yang dibuat pribadi, lihat saja nanti malam saya akan turun, saya akan jadi monster'. Tadi malam kita itu kaget banget," ujar Ian Kasela, selaku vokalis Radja.

Setelah kedua pihak sepakat tiba-tiba saja jadwalnya diubah secara pribadi oleh Muren menjadi sebelum manggung. Saat itu Farid menolak dengan alasan Radja harus tampil secara prima. Maka dari itu Radja tak diperbolehkan menjalani meet and greet sebelum manggung.

Penolakan itu tak diketahui Radja, mereka mengaku hanya mengetahui kesepakatan awal yakni adanya meet and greet usai manggung.

"Sayangnya kita tidak tahu masalah itu, jadi bukan salah kita gitu," ujar Moldy.

"Memang ada obrolan mau meet and greet dari Farid, nah dia (Muren) itu merubah sepihak jadwal. Merubah dari habis manggung, diubah ke sebelum manggung. Ya nggak apa-apa gua bilang. Tapi kata Farid, dia (Muren) bukan hanya merubah ke sebelum perform, dia juga merubah jam. Selain itu dia juga merubah tempat", papar Ian Kasela.

Mengenai masalah ini, pihak Pihak penyelenggara, Mee2 Events, merilis pernyataan dan menjelaskan adanya kesalahpahaman terkait kasus pengancaman itu.

"Insiden kesalahpahaman antara penyelenggara konser, Mimosa & acara hiburan dan Grup Radja. Mimosa Events & Entertainment selaku penyelenggara acara Majestic Johor Concert Radja Live in Johor 2023 sudah mengetahui adanya berita yang sedang ramai diperbincangkan," buka keterangannya.

"Sehubungan dengan itu, kami sampaikan bahwa telah terjadi kesalahpahaman mengenai komitmen komersial dan operasional selama acara berlangsung. Awalnya acara berjalan lancar dan terkendali, tapi setelah itu terjadi kesalahpahaman yang melibatkan penyelenggara dengan Radja band," terangnya lagi.***