Spanyol dan Brasil Laporkan Kematian Pertama Akibat Cacar Monyet

Spanyol dan Brasil Laporkan Kematian Pertama Akibat Cacar Monyet
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Spanyol dan Brasil masing-masing melaporkan satu kematian akibat cacar monyet (monkeypox) yang dianggap sebagai kematian pertama di luar Afrika sejak wabah penyakit dimulai pada awal Mei.

Spanyol tercatat sebagai salah satu negara terparah di dunia, dengan 4.298 kasus virus cacar monyet, menurut pusat koordinasi darurat dan siaga Kementerian Kesehatan Spanyol.

"Dari 3.750 pasien (cacar monyet) dengan informasi yang tersedia, 120 kasus dirawat di rumah sakit (3,2 persen) dan satu kasus telah meninggal," kata Kementerian Kesehatan Spanyol, dikutip dari Reuters, Sabtu (30/7/2022).

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Spanyol menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang pasien yang meninggal, menambahkan otopsi akan dilakukan.

Sementara itu, di Brazil, pasien yang meninggal adalah seorang pria berusia 41 tahun. Kementerian Kesehatan Brazil mengatakan dia juga menderita limfoma dan sistem kekebalan yang melemah.

Dia telah dirawat di rumah sakit di kota tenggara Belo Horizonte dan meninggal karena syok septik setelah dibawa ke unit perawatan intensif.

"Penting untuk digarisbawahi bahwa dia memiliki penyakit penyerta yang serius, agar tidak menyebarkan kepanikan di masyarakat. Tingkat kematian sangat rendah untuk cacar monyet," jelas Sekretaris Kementerian Kesehatan Spanyol Minas Gerais Fabio Baccheretti, dilansir dari Reuters .

Kementerian Kesehatan Brasil mencatat hampir 1.000 kasus cacar monyet, sebagian besar di negara bagian Sao Paulo dan Rio de Janeiro, yang juga berada di tenggara negara itu.

Seiring dengan Amerika Serikat dan Kanada, Brasil juga menjadi salah satu negara yang paling terpengaruh oleh cacar monyet di Amerika.

Tanda-tanda awal penyakit ini termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam seperti cacar air.

Kasus pertama dalam wabah saat ini dikonfirmasi di Inggris pada 7 Mei dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan munculnya ratusan kasus di luar negara-negara Afrika tengah dan barat di mana virus itu endemik menunjukkan bahwa itu telah menyebar tanpa terdeteksi.

Sekitar 18.000 kasus kini telah ditemukan di 78 negara di seluruh dunia dan seminggu yang lalu, WHO menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global.

Sekitar 70 persen kasus ditemukan di Eropa dan 25 persen di Amerika, kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (27/7).

Ketika kasus melonjak secara global, WHO pada hari Rabu meminta kelompok yang saat ini paling terpengaruh oleh virus pria yang berhubungan seks dengan pria untuk membatasi pasangan seksual mereka.

Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya setelah dua hingga tiga minggu, meskipun pemulihan terkadang bisa memakan waktu satu bulan.

Sebuah vaksin cacar dari pembuat obat Denmark Bavarian Nordic, dipasarkan dengan nama Jynneos di Amerika Serikat dan Imvanex di Eropa, juga telah ditemukan untuk melindungi terhadap cacar monyet.  ***