Status Dinaikan Jadi Darurat Kesehatan Global, Berikut Informasi Mengenai Cacar Monyet

Status Dinaikan Jadi Darurat Kesehatan Global, Berikut Informasi Mengenai Cacar Monyet
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - WHO tetepakan cacar monyet menjadi salah satu penyakit yang kini sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat secara global. 

Untuk mengenal lebih lanjut tentang wabah cacar monyet atau penyakit monkeypox, simak rentetan informasi berikut.

Apa itu Cacar Monyet

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Sebagaimana menurut keterangan WHO, dikutip dari laman BBC Indonesia.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis (dapat ditularkan hewan ke manusia) yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika tengah dan wilayah barat, serta kadang-kadang dibawa ke daerah lain. Ada dua jenis virus utama, yang berasal dari Afrika barat dan Afrika tengah.

Gejala Cacar Monyet

Seperti diketahui, kini penyakit cacar monyet ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Oleh karena itu, masyarakat juga perlu mengenali gejala jika terinfeksi cacar monyet. Lantas bagaimana gejala cacar monyet atau gejala monkeypox itu?

Berikut adalah gejala awal jika terinfeksi cacar monyet:

- Demam
- Sakit kepala
- Pembengkakan anggota tubuh
- Sakit punggung
- Nyeri otot
- Kelesuan.

Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit akan muncul dan berkembang. Ruam sering kali dimulai pada wajah. Kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang bisa terasa sangat gatal, kemudian mengering dan membentuk keropeng, lalu terkelupas. Setelah itu, di tempat bekas ruam akan muncul bekas luka. Infeksi biasanya akan hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.

Cara Penularan Virus Cacar Monyet

Menjadi pertanyaan, apakah cacar monyet menular atau tidak? Cacar monyet dapat menular ke pihak lain. Hal itu ketika seseorang melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.

Virus cacar monyet masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung hingga mulut. Penyakit cacar monyet tidak digambarkan sebagai infeksi yang dapat menular secara seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks.

Penyebaran cacar monyet juga dapat melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.

Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Kasus <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/cacar-monyet'>Cacar Monyet</a> Tembus 14 Ribu, <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/who'>WHO</a> Bakal Gelar Pertemuan Hari Ini

Dilansir dari laman resmi Sehat Negeriku Kemkes RI, sampai saat ini belum ada kasus cacar monyet di Indonesia. Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia untuk saat ini belum ada.

Terdapat 2 laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox yaitu Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor, dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta. Sebagaimana dikutip dari laman tersebut, Jumat (24/6/2022) lalu.

Meski belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia, Kemenkes tetap waspada akan wabah penyakit cacar monyet di Indonesia.

Upaya Kemenkes Siap Hadapi Cacar Monyet

Dilansir dari laman resmi Unit Pelayanan Kesehatan Kemkes RI, dalam keterangan yang diberikan pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Indonesia.

Meski demikian, pemerintah tetap berkomitmen untuk tetap melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia.

Berikut ini beberapa upaya yang tengah dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran cacar monyet di Indonesia:

- Memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
- Mengeluarkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis.
- Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO.

Dengan menerapkan beberapa hal di atas, diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan penyebaran cacar monyet di tengah masyarakat Indonesia.

Demikian informasi seputar wabah cacar monyet yang kini telah ditetapkan WHO sebagai darurat kesehatan global. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan.

Penelitian Ungkap Gejala Cacar Monyet Terbaru

Sebuah penelitian besar cacar monyet atau monkeypox mengungkapkan adanya gejala baru dari wabah yang terus menyebar sejak Mei lalu tersebut.
Sebuah studi yang diprakarsai oleh Queen Mary University of London dan diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menilai total 528 kasus cacar monyet dari 16 negara berbeda.

Studi tersebut menemukan secara keseluruhan, sekitar 98% dari mereka yang terinfeksi adalah pria gay atau biseksual. Cacar monyet terutama menyebar melalui kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi. Dari 98% pasien, total 41% hidup dengan HIV.

Meski begitu, penelitian masih berlangsung untuk menentukan apakah monkeypox ditularkan secara seksual.

"Ini dapat menyerang siapa saja. Kami mengidentifikasi sembilan pria heteroseksual dengan cacar monyet. Kami mendesak kewaspadaan saat memeriksa ruam akut yang tidak biasa pada siapa pun, terutama ketika ruam dikombinasikan dengan gejala sistemik, untuk menghindari diagnosis yang hilang pada orang heteroseksual," kata studi tersebut, melansir Newsweek, Minggu (24/7/2022).

Salah satu gejala utama yang terkait dengan cacar monyet lainnya adalah ruam lesi yang pecah di kulit. Penelitian mengungkapkan bahwa area yang paling umum muncul lesi adalah alat kelamin dan anus, bukan bagian tubuh lainnya. Area paling umum berikutnya untuk lesi adalah batang tubuh, seperti lengan, atau kaki.

Sebanyak 54 pasien juga dilaporkan mengalami ulkus genital tunggal atau luka yang muncul di area kelamin, termasuk penis, vagina, dan sekitar anus. Ini menjadi salah satu gejala cacar monyet yang saat ini belum dikenal secara luas.

Namun studi tersebut juga mencatat bahwa ulkus genital tunggal juga umum terjadi pada infeksi menular seksual (IMS). Studi tersebut mengatakan temuan ini harus dilaporkan ke profesional perawatan kesehatan, sehingga monkeypox lebih mudah didiagnosis dan diobati.

Sekitar 61 pasien dari mereka yang terinfeksi juga melaporkan nyeri anorektal, proktitis, tenesmus, atau diare atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut.

Studi ini juga melaporkan gejala orofaringeal pada 26 orang, termasuk lesi di dalam mulut dan amandel, serta sakit tenggorokan, nyeri menelan, dan tenggorokan yang meradang. Ada juga kasus lesi yang muncul di kelopak mata, namun ini hanya tercatat pada tiga orang.

Selain lesi, gejala umum lainnya yang dilaporkan termasuk demam (62% orang), lesu (41%), mialgia (31%), dan sakit kepala (27%). Pembengkakan kelenjar getah bening juga dilaporkan terjadi pada 56% orang.

Menurut penelitian, beberapa dari mereka yang terkena gejala anal dan oral sangat kesakitan sehingga harus dirawat di rumah sakit. Studi tersebut mencatat bahwa inilah mengapa sangat penting untuk mengetahui gejala-gejala baru ini sehingga otoritas perawatan kesehatan lebih siap untuk mengobati pasien monkeypox.

Kini cacar monyet resmi diumumkan sebagai darurat kesehatan global dengan level alarm tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ada lebih dari 14.500 kasus yang tercatat, dengan lebih dari 2.100 di antaranya berada di Amerika Serikat (AS).***