Strategi Pemerintah Capai Target Swasembada Gula dalam 5 Tahun ke Depan

Strategi Pemerintah Capai Target Swasembada Gula dalam 5 Tahun ke Depan
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menargetkan swasembada gula dalam 5 tahun ke depan. Sejumlah strategi disiapkan, baik penggunaan teknologi dari Brasil untuk menanam tebu, perluasan lahan hingga 700 ribu hektare, maupun modernisasi mesin pabrik gula.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia sampai saat ini harus mengimpor 1,88 juta ton gula setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan konsumsi secara nasional. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan gula industri dengan angka impor mencapai 3,569 juta ton per tahun.

"Padahal, tahun 1800an, Indonesia ini Raja Gula. Ekspor kita ke semua negara saat itu. Kenapa dulu ekspor kok sekarang mengimpor? Ini pasti ada yang salah yang harus kita luruskan," kata Jokowi saat memberi sambutan di acara launching gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi, di PT Enero, Mojokerto, Jumat (4/11/2022).

Untuk menuntaskan ketergantungan Indonesia terhadap gula impor, Presiden Jokowi menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, bekerja sama dengan Brasil dalam penyiapan bibit tebu varietas unggul, serta menerapkan teknologi menanam tebu modern.

Sehingga produktivitas tanaman tebu menjadi lebih baik dengan hasil panen meningkat. Sebab Brasil dinilai memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen tebu dan pergulaan.

"Kita harapkan dengan cara menanam yang baik dan modern ini dalam 5 tahun ke depan kita bisa mandiri dan ketahanan pangan kita utamanya gula bisa kita lakukan sendiri tanpa harus mengimpor. Target kita seperti itu," ujarnya.

Strategi berikutnya dengan memperluas area tanam tebu di Indonesia sampai 700 ribu hektare. Karena saat ini kebun tebu di tanah air baru di angka 108 ribu hektare. Jokowi berkomitmen akan memenuhi kebutuhan lahan itu untuk mencapai target swasembada gula dalam 5 tahun ke depan.

"Budaya menanam tebu yang baik memang di Jatim, Jateng dan Jabar. Nanti kita akan lari ke luar Jawa karena lahan 700 ribu hektare bukan lahan yang kecil. Tapi ini akan sekuat tenaga saya siapkan," tegasnya.

Untuk mencapai kemandirian gula, ujar Jokowi dibutuhkan kerja sama yang baik antara para petani dengan pabrik gula. Hanya saja ia mengakui mesin pabrik gula yang ada harus dimodernisasi demi meningkatkan rendemen tebu. Sehingga selain produksi gula meningkat, keuntungan para petani juga terdongkrak.

"Sampai kapan pun kalau mesinnya mesin lama, mohon maaf, bapak-bapak petani akan sulit. Kuncinya memang bibit yang baik, mesin yang mampu memberi rendemen yang tinggi. Ini memang membutuhkan investasi, uang yang tidak sedikit, tapi sudah kita niatkan untuk mengubah ini," jelasnya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menuturkan upaya meningkatkan produksi gula nasional juga dilakukan dengan menggabungkan 36 pabrik gula menjadi PT Sinergi Gula Nusantara. Perusahaan ini dibentuk Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).

Menurutnya produksi gula Holding Perkebunan Nusantara PTPN III tahun ini naik dibandingkan 2021. Yaitu dari 768 ribu ton tahun lalu menjadi 872 ribu ton tahun 2022.

"Jumlah lahan saat ini 108 ribu hektare. Kami harapkan meningkat mencapai target 700 ribu hektare untuk tebu sehingga bisa mencapai swasembada gula," cetusnya.

Selain itu, kata Pahala, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III juga merintis pola tanam tumpangsari tebu dengan kedelai (bule). Proyek awal yang sudah dilakukan tahun ini pada lahan 37,88 hektare. Tahun depan tumpangsari bule bakal diperluas hingga 35 ribu hektare, serta 50 ribu hektare di 2024.

"Pilot project di PTPN XI Jatim di sekitar kebun Jatiroto, produktivitas sudah mencapai sekitar 1,65 ton per hektare. Sehingga ke depan SHU para petani diharapkan bisa meningkat 7-8 kali dan mendapatkan pendapatan tambahan dari kedelai," tandasnya.***