Sudah Empat Kali Ajukan Perbaikan, Kondisi Jalan Cipatik Kian Rusak Parah

Sudah Empat Kali Ajukan Perbaikan, Kondisi Jalan Cipatik Kian Rusak Parah
Lihat Foto

WJtoday, Kabupaten Bandung Barat - Kondisi jalan alternatif di Kampung Picung Kabupaten Bandung Barat (KBB), rusak. Warga pun kesal lantaran sudah lebih dari sepuluh tahun jalan itu tak kunjung diperbaiki padahal, jalan tersebut merupakan akses utama menuju Desa Cipatik dan Desa Ciraden, Kecamatan Cihampelas.

Jalan berstatus milik Pemda Bandung Barat itu memiliki panjang 1,5 kilometer. Melampiaskan kekesalannya, warga setempat memasangi pohon pisang tepat di sejumlah jalan yang rusak.

“Ini bentuk protes warga ke pemda karena jalan ti diperbaiki dalam janggka waaktu lama,” ujar salah satu warga setempat.

warga yang tidak disebutkan namanya tersebut menjelaskan, kondisi jalan Cipatik-Ciraden hampir 10 tahun tak pernah dibenahi. Kondisi kerusakan diperparah karena drainase tak berfungsi.

“Akibatnya kalau hujan turun, air meluber masuk ke badan jalan.  Jadi bukan hanya jalan rusak, tapi terjadi banjir juga karena saluran air tak berfungsi,” ungkapnya.

Protes warga tersebut rupanya tak bisa dicegah oleh pihak manapun terutama aparatur wilayah setempat.

Kepala Desa Cipatik, Asep Agus tak bisa berbuat banyak atas aksi protes warganya. Kata dia, selain bagian bentuk aspirasi warga, status jalan itu milik Pemda Bandung Barat. “Itu hak warga. Saya gak bisa apa-apa,” kata Asep.

Asep menjelaskan, pihaknya tak tinggal diam karena telah melakukan sejumlah langkah, salah satunya melayangkan permohonan bantuan perbaikan sebanyak empat kali. Namun, permohonan bantuan ini tak pernah ditindaklanjuti.

“Sudah 4 kali saya ajukan perbaikan, tapi tak pernah terealisasi. Padahal ini sudah 10 tahun belum tersentuh perbaikan. Terakhir saya dapat kabar baru bisa direnovasi tahun 2023,” jelas Asep.

Asep menerangkan pihak desa bersama warga sempat beberapa kali melakukan swadaya memperbaiki jalan. Namun saat hujan datang perbaikan itu rusak lagi lantaran drainase belum diperbaiki.

“Kalau statusnya milik desa saya perbaiki sedikit-sedikit. Tapi ini kan milik kabupaten, saya gak bisa apa-apa. Kami bersam warga sempat saya memperbaiki swadaya karena ada ziarah masal, tapi gak bertahan lama,” pungkasnya.***