Sudah Saatnya Pemprov Jabar Maksimalkan Pemanfaatan Aset

Sudah Saatnya Pemprov Jabar Maksimalkan Pemanfaatan Aset
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat (DPRD Jabar) Raden Tedi meminta Pemprov Jabar mengurus aset dan memanfaatkannya secara maksimal.

Dia berpendapat, sejauh ini Pemprov Jabar dianggap kurang maksimal dalam mengelola dan memanfaatkan aset- aset yang dimilikinya.

"Sehingga keberadaan sejumlah aset tersebut kurang berkontribusi bagi pemasukan  daerah. Saatnya pemprov mengurus dan memaksimalkan potensi aset ini. Juga inventarisasi seluruh aset yang dimiliki untuk mendukungnya.” kata Raden Tedi dalam keterangannya, Kamis (3/2/2022).

Menurut Tedi , Pemprov Jabar harus lebih fokus dalam menggali Pendapatan Asli daerah (PAD). Bahwa PAD bukan hanya pemasukan dari sektor pajak kendaraan bermotor.

Namun aset- aset daerah yang dimiliki jika dioptimalkan juga akan berkontribusi bagi pendapatan daerah. 

“Salah satu cara untuk mengoptimalkan, bisa dimulai dari sertifikasi aset,” sebut legislator dari Fraksi PAN ini.

Sebab, lanjut Tedi, tidak sedikit aset yang masih belum bersertifikat. Sehingga sertifikasi aset ini penting dalam rangka memastikan kejelasan status serta keberadaannya.

Baik aset- aset yang dikelola oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), maupun oleh instansi khusus yang kini berwenang dalam mengelola aset Pemprov Jawa Barat.

Setelah sertifikasi aset, lanjut Tedi , Pemprov Jabar harus melakukan pemetaan aset berdasarkan letak dan fungsinya.

"Baik yang dikelola sendiri oleh Pemprov Jawa Barat maupun aset- aset yang dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau yang murni dikerjasamakan dengan swasta." katanya.

“Dengan demikian, Pemprov Jawa Barat sudah memiliki data mengenai aset yang bisa diprioritaskan pemanfaatannya dalam menggenjot potensi pendapatan daerah,” Tedi menambahkan.

Hanya saja, kata Tedi, semuanya harus dilakukan dengan perencanaan serta proyeksi- proyeksi yang tepat. Baik proyeksi peruntukan aset yang ada maupun hasil yang akan diperoleh.

“Sehingga, ke depan tidak terjadi aset- aset yang sebenarnya potensi pendapatannya sampai miliaran rupiah, tetapi dalam realisasi pemasukannya hanya puluhan juta,” tandasnya.  ***