Syahrir: Pemerintah dan Masyarakat Harus Siap Jika Covid-19 Jadi Endemi

Syahrir: Pemerintah dan Masyarakat Harus Siap Jika Covid-19 Jadi Endemi
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan Covid-19 akan berubah menjadi endemi. Artinya Indonesia akan menghadapi persebaran Covid-19 dalam jangka waktu lama. Karena itu pemerintah berupaya menyusun anggaran yang disesuaikan dengan upaya penanggulangan endemi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat Syahrir mengutarakan, menghadapi kemungkinan Covid-19 menjadi endemi pemerintah selain meningkatkan jumlah vaksinasi, juga harus mendorong percepatan riset, pengujian dan produksi vaksin merah putih.

"Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu. Misalnya penyakit malaria di Papua. Contoh penyakit lainnya di Indonesia yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah," kata Syahrir di Bandung, Jumat (20/8/2021).

Syahrir berpendapat, besar kemungkinan Covid-19 menjadi endemi di beberapa tempat. Hal tersebut terjadi karena penanggulangannya di tanah air tidak tuntas.

"Viris Corona sudah terlanjur menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu vaksinasi harus optimal. Cakupannya harus diusahakan lebih dari 70 persen penduduk." sebutnya.

Legislator dari Partai Gerindra ini memperkirakan penanganan Covid-19 membutuhkan waktu yang panjang.

"Sehingga perlu ada pengulangan vaksin bagi masyarakat. Sementara bagi tenaga kesehatan perlu segera diberikan booster vaksin ketiga." tegas Syahrir.

Dia menambahkan, dengan mempertimbangkan kondisi ini maka pengadaan vaksin domestik yaitu vaksin merah putih sangat diperlukan. Kita harapkan September 2022 sudah dapat didistribusikan dan tidak boleh meleset.

"Bio Farma bersama LBM Eijkman sangat diharapkan dapat menuntaskan vaksin ini. Termasuk obat-obatan  yang selama ini terbukti efektif dapat terus diadakan termasuk distribusinya ke daerah," ujarnya.

Selain itu, dia melanjutkan, menghadapi kemungkinan endemi itu, masyarakat juga harus menyiapkan mental.

"Masyarakat juga harus siap. Ibaratnya pandemi seperti orang berlari kencang, sedangkan endemi seperti orang lari marathon. Artinya penanggulangan endemi butuh waktu dan nafas yang panjang." tandasnya.

Untuk itu, menurutnya dengan begitu, prokes tidak bisa dihilangkan. Selain itu, peralatan testing PCR dan lab bio safety level-2 harus ada di semua provinsi, sehingga waktu pengujiannya cepat.  ***