Temuan Polisi di Titik Rawan Jalur KCJB, dari Kolam Lele, Layangan, Hingga Pencurian Baut dan Kabel

Temuan Polisi di Titik Rawan Jalur KCJB, dari Kolam Lele, Layangan, Hingga Pencurian Baut dan Kabel
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Mega proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mulai memasuki tahap ujicoba. Ratusan personel Polisi dari sejumlah Polres pun, disebar di sejumlah titik untuk memastikan keamanan ujicoba KCJB.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, mengatakan, titik rawan di jalur kereta cepat di wilayah hukum Polda Jawa Barat totalnya mencapai 94 titik. Polisi yang disebar di titik rawan itu untuk mengantisipasi adanya tindakan kriminal hingga kegiatan sehari-hari masyarakat yang dinilai dapat berdampak pada uji coba atau operasional KCJB ini.

Pasalnya, beberapa waktu lalu polisi  menemukan adanya kegiatan masyarakat yang berada dekat dengan jalur kereta.

Salah satu contohnya adanya kolam ikan lele di kolong jembatan jalur KCJB.

Petugas yang melakukan sosialisasi dan pemantauan kemudian membantu memindahkan kolam ikan lele di wilayah mengger tersebut menjauh dari lokasi jalur.

"Kolam lele itu dipindahkan rame-rame sama petugas," kata Ibrahim saat dihubungi, Kamis (24/5/2023).

Ibrahim mengaku tak mengetahui dengan jelas sejak kapan kolam lele itu ada di kolong jembatan jalur KCJB.

Diduga sebelum adanya patroli yang dilakukan polisi, kolam lele itu sudah ada di lokasi tersebut.

"Kemungkinan sebelumnya udah ada (kolam lele), makanya kita pindahkan (menjauh dari jalur KCJB)," ujarnya.

Seperti diketahui, sekitar 275 polisi melakukan pengamanan di beberapa titik yang dinilai rawan di sepanjang jalur.

Ibrahim mengungkap dari hasil survey yang dilakukan petugas di sekitar jalur KCJB yang berada di wilayah Polda Jabar, ada beberapa pemukiman yang dinilai dekat dengan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Pemukiman itu sendiri dinilai jadi titik rawan, lantaran banyaknya kegiatan masyarakat sekitar yang dapat berdampak bagi masyarakat itu sendiri dan operasional kereta cepat.

Pasalnya di sekitar jalur kereta ini terdapat aliran listrik bertegangan tinggi.

"Dari survey yang dilaksanakan ada beberapa titik rawan kedekatan (jalur) dengan (pemukiman) masyarakat perlintasan bawah rel, kemudian tembok pemukiman dengan rel ini ada di beberapa tempat dan ini rawan sendiri. (sosialisasi dan himbauan) ini harus di maksimalkan sehingga kondisi itu bisa betul difasilitasi agar tidak timbul dampak," kata Ibrahim.

Dekatnya pemukiman di sepanjang rel ini berkaitan dengan aktivitas sehari masyarakat sekitar, seperti hal kegiatan para pemuda dan anak-anak di sekitar jalur yang dapat berdampak pada jalanya uji coba hingga operasional KCJB.

Ibrahim mencontohkan, adanya area kosong di sekitar jalur rel kereta yang di manfaatkan anak-anak sekitar untuk bermain layangan hingga adanya tindakan usil yang dilakukan warga seperti melempar sesuatu ke dalam jalur.

"Ada yang usil melempar sesuatu ke dalam jalur, kemudian kondisi di sana ada listrik tekanan tinggi, ada pohon yang mendekat (jalur) dan peralatan yang sempat jatuh ke dalam. Dan ini ada area kosong terlewati seperti pemukiman itu daerah rentan anak maen layangan juga," ungkapnya.

Banyaknya layangan ini dapat mengganggu kabel listrik bertegangan tinggi di sekitar jalur kereta.

Layangan yang mengenai kabel listrik dapat terbakar, dan benang layangan membahayakan bagi pengguna moda transportasi lainnya.

Untuk itu, spanduk larangan pun dipasang di beberapa lokasi yang menjadi titik rawan bermain layangan.

Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat menekan aktivitas tersebut sehingga mengantisipasi dampak buruk yang terjadi baik bagi operasional kereta maupun bagi masyarakat itu sendiri.

Selain mengimbau untuk tidak bermain layangan, masyarakat juga dilarang untuk beraktivitas di jalur Kereta Api Cepat, melempar benda asing, bermain balon udara di sekitar jalur KCJB, masuk ke dalam jalur rel, terowongan dan jembatan KCJB serta masuk ke area-area terlarang lainnya.

Semua larangan ini dimaksudkan untuk memastikan keselamatan masyarakat yang berada di sepanjang jalur dan keamanan operasional Kereta Api Cepat

Selain itu ratusan polisi yang diterjunkan di titik rawan juga mengantisipasi tindakan pencurian di sepanjang jalur kereta.

Ibrahim mengungkapkan, ada laporan tindakan pencurian dalam hal ini mencuri baut, kabel, tembaga dan lainnya.

"Beberapa waktu lalu sebelum dilaksanakan pengamanan ada beberapa laporan (pencurian), namun sudah ditindak lanjuti dan sudah diproses hukum," ucapnya.

Meski pencurian baut, kabel hingga tembaga di sepanjang jalur rel ini sifatnya kecil, tapi polisi sangat mewaspadai hal tersebut.

Persoalan kecil tersebut dapat berdampak besar dan berbahaya sehingga berpotensi kecelakaan kereta.

Guna mengantisipasi hal itu, ratusan personil kepolisian dari Shabara, Brimob, hingga Binmas berpatroli pengamanan hingga sosialisasi di beberapa titik rawan di sepanjang jalur KCJB di wilayah Polda Jabar.

Petugas akan berjaga selama 24 jam dengan menggunakan pola shifting melakukan pengamanan bersifat preemtif, sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat sekitar jalur.

"Alhamdulillah ada respons dari masyarakat, kita coba terus pantau sehingga minimal (kejadian)," pungkasnya.

Pengamanan dan sosialisasi tersebut dilakukan tentu bukan tanpa sebab, kata Ibrahim, di sepanjang jalur KCJB ini merupakan fasilitas dengan kecepatan tinggi yang rentan dan mempunyai kerawanan ketika ada kontak langsung dan dapat mengakibatkan kecelakan.

"Fasilitas kecepatan tinggi itu sangat rentan apabila ada masyarakat yang ada di sekitarnya kalau ada kontak langsung dengan kereta cepat itu," ujarnya

Selain itu, adanya listrik bertegangan tinggi pun sangat rawan bagi masyarakat sekitar jalur.

"Kerawanan ini apabila tertuju pada kereta cepat itu bahaya bagi kereta. maka dikawal agar tak timbul kecelakaan, kebayang kalau kecelakan ada penumpang diatasnya bakal kejadian spektakuler.

Untuk itu Ibrahim mengimbau kesadaran masyarakat untuk tidak mendekati sekitar jalur kereta cepat, dan menjaga fasilitas tersebut secara bersama-sama.

"Diharapkan masyarakat ada kesadaran dengan menjaga fasilitas dan fasilitas umum yang ada ini," harap Ibrahim.***