Tergolong Ekstrem, Suhu Maksimum Bandung Kini Saingi Jakarta

Tergolong Ekstrem, Suhu Maksimum Bandung Kini Saingi Jakarta
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperingatkan El Nino bakal berdampak kuat pada Juli, Agustus, September, Oktober. Wilayah yang paling kena El Nino adalah selatan khatulistiwa, tak terkecuali Pulau Jawa.

Suhu maksimum di Kota Bandung juga kini tergolong ekstrem. Dalam beberapa hari terakhir suhu udara di Bandung dan sekitarnya utamanya pada siang hari terasa lebih panas dari biasanya. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG Bandung mencatat tren kenaikan suhu maksimum dalam kurun lima hari terakhir. 

“Hari ini suhu maksimum Bandung mencapai 34,8 derajat Celcius,” kata prakirawan cuaca dari BMKG Bandung Yan Firdaus.

Sebelumnya pada 25 September 2023, suhu maksimum di Bandung 33,2 derajat Celcius. Hari berikutnya 34 derajat Celcius. Kemudian 27 September 2023 suhu maksimumnya sempat turun menjadi 32 derajat Celcius. Keesokan harinya meningkat lagi hingga 33,8 derajat Celcius. 

“Sedangkan suhu maksimum normal yang terukur di BMKG Bandung untuk September adalah 30,3 derajat celcius,” ujar Yan.

Mengacu pada Peraturan Kepala BMKG Nomor: Kep. 009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrem, definisi suhu udara ekstrem adalah kondisi suhu udara yang mencapai tiga derajat celcius atau lebih di atas nilai normal setempat. 

“Dengan demikian suhu maksimum ekstrem di Bandung sudah terjadi padal 26, 28, dan hari ini, 29 September 2023,” kata Yan.

Penyebab dari suhu panas terik tersebut menurutnya adalah pada musim kemarau 2023 ini, pengaruh El Nino dan IOD positif membuat musim kemarau ini menjadi lebih kering dari kondisi klimatologisnya. Kondisi ini juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal klimatologisnya. Permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, karena tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari.

Pada September dasarian III ini, posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks. Sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak. 

“Namun kondisi ini bukan penyebab suhu maksimum menjadi ekstrem,” ujarnya. Adapun pada Agustus-September 2023 ini merupakan masa puncak musim kemarau di Bandung sehingga cuaca ekstrem.

BMKG menyarankan warga untuk mengurangi dampak paparan sinar ultraviolet, terutama sejak pukul 10.00 hingga 16.00. Pada kurun waktu itu, paparan sinar ultraviolet berada pada nilai maksimum. “Cari tempat teduh, dan pakaian yang dapat melindungi tubuh dari paparan langsung sinar ultraviolet,” kata Yan.

Selain itu dianjurkan pula bagi warga untuk menggunakan tabir surya dengan spektrum luas 15 spf atau lebih tinggi. Kemudian membatasi paparan sinar ultraviolet pada anak-anak, dan menjaga kadar hidrasi tubuh dengan minum yang cukup.***