Terjerat Rentenir, Belasan Ibu-ibu di KBB Diteror hingga Diancam

Terjerat Rentenir, Belasan Ibu-ibu di KBB Diteror hingga Diancam
Lihat Foto

WJtoday, Kabupaten Bandung Barat - Sebanyak 15 lebih ibu-ibu rumah tangga di Desa Mandalasari, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terjerat utang rentenir hingga puluhan juta.

Mereka bukan hanya menanggung beban utang yang terus berlipat ganda dan berbunga, tapi juga dihantui ketakutan lantaran kerap diteror, diancam, serta dimuntahi kata-kata kasar.

"Kami sudah tak tahan harus mengadu ke siapa lagi. Beban yang ditanggung bukan saja utang, tapi juga teror dan ancaman. Hidup tak aman dibawah bayang-bayang teror," kata Nanda (bukan nama sebenarnya), 38 tahun, melalui keterangannya, dikutip Minggu (7/1/2023).

Nanda menjelaskan, 15 ibu-ibu ini meminta pemerintah untuk membuat solusi konkrit terkait masalah rentenir. Dirinya tak menuntut pemerintah membayar utang, melainkan menjadi penegak regulasi terkait pengaturan bunga pinjaman serta mewujudkan rasa aman bagi masyarakat yang memiliki pinjaman.

"Kami gak mengemis minta dibayarkan utang. Kita siap tanggungjawab. Tapi persoalan bunga yang terus berlipat-lipat dan ancaman teror, ini harus ada solusinya," terang Nanda.

Ibu satu anak itu mencontohkan tiap pinjaman senilai Rp1,5 juta, 15 ibu-ibu hanya mendapat Rp1,2 juta. Ditambah biaya bunga Rp10 ribu apabila terlambat setor jatuh tempo serta caci maki dan kata-kata kasar dari sang rentenir.

"Dari 15 ibu-ibu ini ada utangnya yang hampir menyentuh Rp30 juta. Itu bukan karena pinjaman besar, melainkan karena bunga terus menerus berlipat," jelasnya.

Untuk lepas dari jeratan rentenir para ibu-ibu talah melakukan berbagai upaya mulai dari jual aset, perhiasan, bahkan gali lubang tutup lubang ke bank emok dan bank keliling. Saat ini nominal utang bisa berkurang, namun teror terus menjadi-jadi.

"Salah satu ibu-ibu pernah didatangi sang rentenir memakai pipa besi. Sebagian lagi pernah diancam akan dipenjarakan. Kami minta ada solusi dari pemerintah. Kalau di Kota Bandung ada satgas anti rentenir, nah di sini kita harus mengadu ke siapa. Jadi pemerintah jang cuma larang pinjam ke rentenir tapi solusinya gak ada," tandasnya.***