Virus Mirip COVID-19 Teridentifikasi pada Kelelawar di China Selatan

Virus Mirip COVID-19 Teridentifikasi pada Kelelawar di China Selatan
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Sebuah virus baru mirip dengan COVID-19 teridentifikasi pada kelelawar di China Selatan dan dikenal sebagai BtSY2. Dalam penelitian terbaru virus tersebut berpotensi menular ke manusia dan hewan ternak. Penelitian terbaru ini dilakukan oleh para peneliti China dan Australia dari Universitas Sun Yat-sen di Shenzhen, Institut Pengendalian Penyakit Endemik Yunnan dan Universitas Sydney.

Dalam penelitiannya, para peneliti mengambil sampel dari 149 kelelawar di seluruh provinsi Yunnan, yang berbatasan dengan Laos dan Myanmar. Dari total tersebut, para peneliti mengidentifikasi lima virus kemungkinan patogen bagi manusia atau ternak, di antaranya ditemukan virus corona kelelawar atau BtSY2 yang terkait erat dengan SARS-CoV-2 dan SARS.

"Ini berarti virus mirip SARS-CoV-2 masih beredar di kelelawar China dan terus menimbulkan risiko kemunculan," kata Prof Eddie Holmes, ahli biologi evolusi dan ahli virologi di University of Sydney dan salah satu penulis laporan tersebut, dikutip dari Telegraph UK, Sabtu (26/11/2022).

Penelitian ini juga telah dirinci dalam studi baru yang diterbitkan sebagai makalah pracetak di BioRxiv, namun belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Menurut Profesor Jonathan Ball, ahli virologi di Universitas Nottingham, ini menjadi penting karena menunjukkan potensi virus yang ada untuk menukar bit kode genetik mereka, sebuah proses yang dikenal sebagai rekombinasi untuk membentuk patogen baru.

"Pesan utama yang dibawa pulang adalah bahwa kelelawar individu dapat menyimpan banyak spesies virus yang berbeda, kadang-kadang menjadi tuan rumah bagi mereka pada saat yang sama," kata Prof Jonathan Ball, ahli virologi di Universitas Nottingham yang tidak terlibat dalam penelitian.

"Koinfeksi semacam itu, terutama dengan virus terkait seperti virus corona, memberikan kesempatan virus untuk menukar informasi genetik penting, yang secara alami memunculkan varian baru," katanya.

Sebelumnya, analisis memperkirakan sebanyak 400.000 orang terinfeksi oleh virus yang dibawa oleh kelelawar setiap tahun di seluruh China selatan dan Asia Tenggara.

Dari lima virus berlabel "virus yang menjadi perhatian", salah satunya dikenal sebagai BtSY2. Virus tersebut memiliki karakteristik SARS, virus yang membunuh 774 orang dan menginfeksi 8.000 orang dalam wabah pada tahun 2003, serta SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19.

Sebagai catatan, BtSY2 memiliki domain pengikat reseptor, yaitu bagian dari protein lonjakan yang digunakannya untuk menempel ke sel manusia. Ini menunjukkan BtSY2 mungkin juga dapat menginfeksi manusia.***