Atasi Lonjakan Harga Beras, Mentan Pastikan Bakal Tingkatkan Produksi

Atasi Lonjakan Harga Beras, Mentan Pastikan Bakal Tingkatkan Produksi

WJtoday, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji meningkatkan produksi beras di Indonesia untuk mengatasi lonjakan harga kebutuhan pokok itu.

“Kita tingkatkan produksi karena produksi mutlak kita tingkatkan kalau ingin menurunkan harga beras. Ini bukan hanya harga beras Indonesia saja, tetapi harga beras dunia,” ujar Amran usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa sejak Desember 2023 hingga Januari 2024, pemerintah telah menanam komoditas padi di lahan seluas 4 juta hektare yang diharapkan bisa memproduksi beras 5-8 ton per hektare.

Menurut dia, tanaman yang sudah ditanam (standing crop) sejak Desember tahun 2023 seluas 1,5 juta hektare ditambah 1,7 juta hektare pada Januari 2024 sehingga totalnya mencapai 3,2 juta hektare, dan masih ditambah produksi bulan ini di lahan seluas 1 juta hingga 1,5 juta hektare.

“Sekarang ini kita mempercepat tanam di Pulau Jawa karena produksi di Pulau Jawa, Lampung 70 persen produksi ada di sana. Jadi kita melakukan percepatan tanam di Jateng, Jatim, Jabar, sementara di luar Jawa, di Lampung, Sumsel, Sumut, Sulsel dan NTB. Kita fokus pada lumbung pada Indonesia,” tuturnya.

Dengan demikian, Amran berharap bisa merealisasikan target produksi minimal 3 juta ton beras dari luas lahan yang ditanami, sesuai estimasi Badan Pusat Statistik (BPS) RI.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat kenaikan harga beras di Indonesia yaitu naik 0,43 persen menjadi Rp13.890 per kilogram untuk beras medium dan naik 0,32 persen menjadi Rp15.800 per kilogram untuk beras premium.


Mentan laporkan upaya peningkatan produksi padi-jagung kepada Presiden

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan upaya peningkatan produksi tanaman padi dan jagung kepada Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (13/2).

“Tadi baru saja kami dipanggil Bapak Presiden Republik Indonesia. Beliau menanyakan perkembangan tanaman khususnya padi dan jagung. Kami sudah laporkan perkembangannya,” ujar Mentan Amran kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan penanaman padi dan jagung sejak Desember 2023 berada di angka lebih dari 1 juta hektare, guna memenuhi kebutuhan bulanan nasional.

“Karena kalau kita mau memenuhi kebutuhan bulanan itu minimal tanam 1 juta hektare per bulan. Di Desember (2023) kita tanam 1,5 juta hektare, Januari (2024) 1,7 juta hektare,” katanya.

Menurut Amran, upaya peningkatan produksi padi dilakukan dengan mengairi sawah-sawah di Pulau Jawa dan luar Jawa yang berdekatan dengan sungai, dengan cara memompa air.

Selain itu juga dilakukan optimalisasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi.

Pemerintah juga memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan tanam, misalnya benih padi gogo, serta menyalurkan pupuk tambahan bagi para petani.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menyampaikan pihaknya telah menyiapkan stok pupuk nasional sebesar 2 juta ton, di mana 1,1 juta ton sudah berada di sejumlah kabupaten untuk disalurkan.

Sedangkan untuk pupuk subsidi yang volumenya sebanyak 4,7 juta ton dan sudah disetujui Presiden, akan ditambah anggarannya agar bisa mencapai jumlah 7,5 juta ton.

“Dari 4,7 juta ton (pupuk bersubsidi) yang sudah disetujui itu tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama, sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua,” ujar Rahmad.

Rahmad berharap dengan lancarnya penyaluran pupuk, produksi beras akan semakin meningkat.***