Bahaya Baju Bekas Thrifting untuk Kesehatan Kulit, Ada Bakteri hingga Jamur yang Tidak Hilang Meski Dicuci

Bahaya Baju Bekas Thrifting untuk Kesehatan Kulit, Ada Bakteri hingga Jamur yang Tidak Hilang Meski Dicuci

WJtoday, Jakarta - Jamur Kapang disebut sebagai salah satu jamur yang sering menempel pada baju bekas dan membahayakan kesehatan penggunanya.

Nama Jamur Kapang ramai diperbincangkan setelah kabar Pemerintah melarang penjualan pakaian impor bekas atau thrift shop.

Aktivitas thrifting ini sebenarnya sedang digandrungi oleh anak-anak muda di Indonesia. Namun, Kementerian Perdagangan menyebut, pakaian impor bekas bisa menularkan penyakit karena mengandung bakteri dan jamur.

Sebuah akun tiktok @amanat_nasional menyebut bahwa jamur yang mudah tumbuh di baju bekas impor adalah Jamur Kapang.

"Jamur kapang menimbulkan efek gatal-gatal, alergi, iritasi, hingga infeksi. Jamur kapang tidak hilang meskipun pakaian sudah direndam air panas dan dicuci berkali-kali," tulisnya.

Benarkah Jamur Kapang kerap menempel pada baju bekas impor?

Lihabi, Laboran laboratorium patologi klinik UM Surabaya membenarkan bahwa membeli baju dari thrift shop dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan kulit.

Ia menuturkan, dari hasil penelitian menyebut sampel pakaian bekas mengandung jamur kapang atau khamir, bakteri staphylococcus aureus, bakteri escherichia coli, dan virus.

Terkait Jamur Kapang, Lihabi menjelaskan, jamur ini muncul disebabkan oleh udara yang lembab dan kurangnya aliran udara.

"Jamur ini memiliki ciri-ciri berwarna putih atau terkadang berwarna hitam kehijauan yang beraroma khas seperti bau apak serta bau tanah. Keberadaan jamur kapang biasanya berada di permukaan pakaian dan bisa dilihat dengan mata telanjang," kata Lihabi dikutip dari laman um-surabaya.ac.id.

Dampak Jamur Kapang terhadap kulit

Lihabi memaparkan, beberapa dampak yang dirasakan akibat paparan Jamur Kapang di antaranya gatal-gatal dan reaksi alergi pada kulit, efek beracun iritasi, hingga infeksi karena pakaian tersebut melekat langsung pada tubuh.

“Jamur kapang bisa beracun dan tentunya berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, jamur ini tidak akan hilang walaupun pakaian tersebut sudah direndam dengan air panas dan dicuci berkali-kali,” ucapnya.

Bakteri Lain di Pakaian Bekas

Selain Jamur Kapang, ada juga bakteri lain yang kerap ditemukan, salah satunya adalah Staphylococcus Aureus.

Bakteri Staphylococcus Aureus bisa menempel pada pakaian kotor dan mampu menyebar ke pakaian lain. Bakteri berbahaya ini bisa menyebabkan infeksi kulit atau meracuni makanan. Bakteri yang menempel pada kain berpotensi tumbuh menjadi penyakit berbahaya.

"Proses penyebaran bakteri ini dapat terkontaminasi dalam aktivitas sehari-hari, dan seringkali tidak disadari. Baju bekas ini kan tidak tau asal usulnya, bisa jadi sudah diganti dari orang ke orang yang lain yang bisa menjadi tempat hidup bakteri Staphylococcus Aureus, E Coli, Klebsiella Pneumoniae, dan Pseudomonas," tuturnya.

Ada juga bakteri Scherichia Coli, sekelompok jenis bakteri sama seperti bakteri jenis lain, bentuk bakteri E coli tidak kasat mata dan hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan mikroskop.

"Bakteri E coli berasal dari usus, baik usus manusia maupun usus hewan berdarah panas," katanya.

Ada juga virus yang ditemukan pada pakaian bekas merupakan virus jenis HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil.

Meski kutil merupakan tumor jinak namun harus tetap diwaspadai karena virus ini menginfeksi kulit sehingga menimbulkan benjolan dan pertumbuhannya cepat.***