Indonesia Bersiap Hadapi Flu Burung

Indonesia Bersiap Hadapi Flu Burung
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Virus flu burung yang menewaskan satu orang gadis di Kamboja membuat seluruh negara khawatir, termasuk Indonesia. Meskipun kasus tersebut belum ditemukan pada manusia di Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut, pemerintah tengah bersiap untuk menghadapi flu burung dengan melakukan sequencing genome pada hewan (unggas pemicu flu burung). 

"Untuk kasus flu burung H5N1 sebetulnya sudah kita lakukan surveilans secara genomik dan belum ada kasusnya di Indonesia (terjadi pada manusia), tapi kita sudah memulai untuk mengambil ancang-ancang karena ini sudah ada kasusnya di Ekuador dan Kamboja," ungkap Prof Dante dalam Konferensi Pers acara Peluncuran Permenko No 7 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Sejauh ini, kasus flu burung yang ditemukan di Indonesia merupakan Clade baru 2.3.4.4b dari H5N1 sudah teridentifikasi di Kalimantan Selatan.

Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan pada 24 Februari 2023.

Sementara kasus di Kamboja diduga berbeda dengan varian 2.3.4.4b yang juga tengah marak terjadi di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Gadis yang meninggal dunia di Kamboja terinfeksi varian atau glade 2.3.2.1c dari flu burung.

"Virus flu burung clade 2.3.2.1c, merupakan strain endemik di wilayah tersebut. Ini adalah strain yang sama mengakibatkan sejumlah infeksi pada manusia pada tahun 2013 dan 2014 di Kamboja, dan terdeteksi secara berkala pada unggas sejak saat itu, termasuk pada ayam di pasar unggas hidup," dikutip dari nature.

Sehubungan dengan itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melaporkan kepada dinas peternakan apabila ada kematian unggas secara mendadak, dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya. 

Kemudian, segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala flu burung dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko. Hal ini  bentuk kewaspadaan mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia, sehingga virus memiliki kecenderungan zoonosis dan berpotensi menyebar ke manusia.***