Jumlah Pencari Kerja di Garut pada 2022 Tercatat Lebih 22 Ribu Orang

Jumlah Pencari Kerja di Garut pada 2022 Tercatat Lebih 22 Ribu Orang
Lihat Foto

WJtoday, Garut - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut Erna Sugiarti mengutarakan,  Kabupaten Garut memiliki pencari kerja yang cukup banyak jumlahnya. 

Di tahun 2022 ada sekitar 22.682 pencari kerja yang membuat kartu kuning di Disnakertrans Kabupaten Garut, sedangkan untuk lapangan pekerjaan yang tersedia hanya kurang lebih untuk 12 ribu orang.

"Berarti hampir 50 persen ini para pencari kerja ini apakah dia menjadi wirausaha, ataukah dia menjadi penganggur, ataukah dia mungkin menjadi pahlawan devisa ya menjadi pekerja migran Indonesia," ucap Erna dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (18/3/2023).

Maka dari itu, imbuh Erna, pihaknya selama dua tahun ini telah mengevaluasi, membuat kajian, serta memberikan solusi terbaik untuk para pencari kerja melalui program Gerakan Tenaga Kerja Berkarya atau Gentra Karya.
 
"Sehingga kami bisa mengevaluasi ketika para pencari kerja yang sudah membuat kartu kuning di dinas tenaga kerja, mereka ada wajib melapor baik dari perusahaan maupun dari para pencari kerja itu sendiri, apakah mereka bekerja di perusahaan mana, dan perusahaan itu wajib melapor ke aplikasi kami aplikasi Gentra Karya," paparnya..

Ia menambahkan, di aplikasi ini tidak hanya akses untuk perusahaan saja, namun pihaknya juga berusaha untuk mempertemukan antara pencari kerja dengan pemberi kerja.

"Kami membuka setiap lowongan-lowongan pekerjaan yang diinput oleh perusahaan-perusahaan, kami di Kabupaten Garut yang terdaftar ada 700 selian perusahaan, tetapi perusahaan yang cukup besar menyerap tenaga kerja cukup besar kurang lebih 58 ribu orang, itu adalah tenaga kerja industri yang padat karya," ungkap Erna.

Erna menyebutkan, saat ini Kabupaten Garut telah memiliki kurang lebih 54 Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas yang ada di pondok pesantren guna meningkatkan kompetensi alumni pesantren ataupun anak-anak pesantren.

"Supaya mereka bisa sejajar dengan anak-anak yang memang bersekolah di sekolah menengah atas atau di SMK, dan kami ini menjadi binaan kami yang men-support para alumni-alumni dari Pondok Pesantren ini." ucapnya.

"Mereka lebih banyak kepada menciptakan lapangan usaha, jadi lebih banyak menjadi wirausaha yang bisa menciptakan lapangan kerja, dan ini menjadi supporting data untuk kami untuk gerakan tenaga kerja berkarya," dia menambahkan.  ***