Upaya Bulog Tekan Harga Beras Mahal dan Langka

Upaya Bulog Tekan Harga Beras Mahal dan Langka
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Harga beras terus meroket. Pada saat yang bersamaan beras premium mulai langka di sejumlah pasar. General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga Topan Ruspayandi mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi hal tersebut.

Dia mengakui, terkait pengelolaan pangan dalam negeri memang tidak bisa hanya berlandasan dari penugasan yang diberikan pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong anak-anak perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri.

"Dari sisi pendekatan bisnis, bagaimana misalnya BUMN atau swasta mendorong food agriculture atau enabling environment. Gimana petani menjadi sesuatu yang menarik dan memang akhirnya memenuhi kehidupan dari para petani sendiri. Ini yang ke depan mungkin Bulog akan lebih banyak masuk ke situ," kata Topan dalam forum diskusi bertajuk "Arah Kebijakan Pangan Indonesia Pasca Pemilu 2024" di Jakarta, dikutip Sabtu, 10 Februari 2024.

Topan menyebut, agar harga beras lebih terkontrol, pihaknya telah menggelontorkan beras premium sebanyak 300.000 ton. Namun, Topan menilai angka itu hanya 1 persen dari keseluruhan market beras.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah membangun 10 pusat penggilingan padi, tujuh (7) pusat pengolahan beras, hingga logistiknya.

Dia menambahkan, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengizinkan sebanyak 200.000 ton beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk dikelola Bulog menjadi beras premium.

"Kami melihat adanya instabilitas di luar. Pemerintah berharap dengan beras pengalihan ini bisa juga mengendalikan yang medium juga premium. Kami lihat nanti ke depannya. Semoga programnya bisa berjalan dengan efektif dalam mengendalikan harga karena baru berjalan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memohon pertimbangan pemerintah untuk merelaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga acuan beberapa komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan pada Februari 2024 ini. Adapun komoditas yang dimaksud seperti beras, gula, minyak goreng dan lain sebagainya.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengungkapkan, permohonan relaksasi HET itu ditujukan dalam waktu tertentu/sementara atau selama masih dikaji dan belum adanya keputusan untuk melakukan perubahan HET & Harga Acuan melalui Rakortas.

"Guna mencegah kekosongan atau kelangkaan (scarcity) atas bahan pokok penting tersebut pada gerai-gerai ritel modern di Indonesia yang bilamana kelangkaan terjadi, akan bermuara kepada panic buying konsumen, yang akan berlomba membeli bahkan menyimpan bahan pokok penting karena kuatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil," ujar Roy dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Februari

Roy menilai, relaksasi HET itu bertujuan agar peritel dapat membeli komoditas pangan tersebut dari para produsen yang sudah menaikkan harga beli di atas HET selama sepekan terakhir ini sebesar 20-35 persen dari harga sebelumnya.***