Gunung Marapi Sumbar Erupsi Sembilan Kali, Sejumlah Wilayah Alami Hujan Abu Disertai Batu

Gunung Marapi Sumbar Erupsi Sembilan Kali, Sejumlah Wilayah Alami Hujan Abu Disertai Batu
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah terdampak hujan abu vulkanik disertai batu terjadi akibat erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). 

“Dampak yang ditimbulkan pada kejadian erupsi Gunung Marapi tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik saja namun juga hujan abu yang disertai batu,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (4/12/2023). 

Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek dan Malalak.

Kemudian wilayah yang dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu terjadi di kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek. 

Selain itu, BNPB melaporkan sebanyak 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi. Dimana sebanyak 19 pendaki sudah berhasil turun dan diselamatkan oleh tim gabungan. Artinya masih ada 28 pendaki yang belum berhasil turun.

Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), menyatakan Gunung Marapi di Sumatra Barat mengalami sembilan kali erupsi sepanjang Minggu (3/12).

Erupsi Gunung Marapi  bahkan diiringi suara dentuman yang keras, serta diiringi hujan abu hingga material bebatuan, sehingga menimbulkan kepanikan warga.

"Erupsi pertama pukul 14.54 WIB dengan amplitudo 30 milimeter dengan durasi 281 detik, tinggi abu vulkanik sekitar 3.000 meter lebih, namun tidak jelas teramati karena terhalang kabut," kata Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi, melalui keterangan tertulisnya, dikutip Senin (4/12).

Erupsi kedua terjadi pukul 15.21 WIB dengan amplitudo 5,2 milimeter dan durasi selama 18 detik.

"Durasi terlama hari ini terpantau di erupsi ketiga dengan lama 114 detik diiringi amplitudo sebesar 3,4 milimeter," sebut Ahmad.

Sementara untuk erupsi keempat tercatat pada pukul 15.52 WIB dengan data amplitudo 2,3 milimeter selama 26 detik.

Berturut-turut erupsi kelima pukul 16.55 WIB di amplitudo 5,5 milimeter selama 28 detik, pukul 16.58 WIB amplitudo 3 milimeter selama 27 detik. Selanjutnya pukul 17.03 WIB selama 104 detik dengan amplitudo 3,8 milimeter, dan pukul 17.34 WIB dengan amplitudo 29,3 milimeter selama 47 detik.

"Terakhir terpantau pada pukul 17.42 WIB selama 52 detik dengan amplitudo 5,4 milimeter," ujarnya.

Ia menegaskan, status Gunung Marapi yang merupakan gunung teraktif di Sumatera Barat itu berada di level II atau Waspada.

 "Jarak yang bisa ditempuh dan aman hanya di radius tiga kilometer dari puncak, perkembangan selanjutnya masih kami monitor hingga saat ini," sebutnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat meminta warga setempat tidak ke luar rumah setelah hujan abu dan material bebatuan akibat dari erupsi Gunung Marapi yang terjadi Minggu (3/12) siang.

"Kami imbau sementara tidak ke luar rumah, petugas BPBD dan lainnya telah melakukan pembersihan material hujan abu karena erupsi Gunung Marapi, termasuk di lokasi Jam Gadang," kata Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.

Ia menegaskan agar warga untuk mematuhi segala imbauan dari pemerintah dan pihak berwenang terkait musibah erupsi yang terjadi.

"Sudah beberapa kali hari ini erupsi terjadi, warga kami minta tidak panik. Tetaplah tenang dan tetap di dalam ruangan. Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan, gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi," kata Erman.  ***