BNPB Bakal Ledakkan Batu-batu Besar Dampak Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi

BNPB Bakal Ledakkan Batu-batu Besar Dampak Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi

WJtoday, Sumatera Barat - Galodo atau banjir lahar hujan sudah mengakibatkan korban jiwa dan harta benda di lereng Gunung Marapi, Sumatera Barat. Batu-batu besar menggelinding menyumbat aliran air. Untuk mencegah dampak bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan meledakkan batu-batu besar itu.

"BNPB merencanakan demolish atau peledakan batuan material Gunung Api Marapi berdasarkan keadaan pasca-galodo di mana banyak batuan besar dengan diameter lebih dari 2 meter dengan berat hingga ratusan kilogram tampak berserakan di jalanan setelah menghantam bangunan di sekitarnya," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran pers, Sabtu (25/5/2024).

Muhari menjelaskan peledakan batuan atau demolition ini perlu dilakukan. Berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi, batuan besar menyumbat alur aliran air saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan hulu sungai. Bila batu menyumbat aliran air, tentu itu bisa berakibat bahaya.

Lokasi peledakan batuan besar sudah ditentukan. Hasil survei udara menunjukkan terdapat titik batuan besar dengan potensi bencana tinggi ke depannya. Salah satu titik rawan yang rencananya akan dilakukan peledakan adalah di Batu Tasangkuik di Sungai Pua, Kabupaten Agam.

"Sekda Agam mengatakan masyarakat setempat setuju dan tidak mempermasalahkan rencana peledakan batu tersebut karena demi kepentingan bersama," kata Muhari.

Peledakan batu sisa material Gunung Marapi akan dilaksanakan pada pekan depan.

BNPB sudah melakukan survei udara menggunakan helikopter untuk menentukan titik rawan galodo, 23 dan 24 Mei kemarin. Pada percobaan penerbangan hari pertama (Kamis, 23/5), tim observasi yang terdiri atas Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto bersama dengan Bupati Tanah Datar Eka Putra dan tiga orang perwakilan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melakukan survei di wilayah hulu Batang Bengkawas, Batang Malana, Batang Kadurang hingga Batang Siritrit di lereng Gunung Marapi dan Singalang, Kecamatan Tanah Datar.

"Namun tim observasi udara Tanah Datar belum bisa mencapai puncak Marapi untuk melihat titik di ketinggian 2.800 mdpl karena cuaca kurang mendukung," kata Muhari.

Jumat (24/5), survei kedua dilakukan lagi oleh tim observasi antara lain Tenaga Ahli Kepala BNPB Hery Setiono, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Agam Edi Busti bersama Kepala Dinas PUPR Kabupaten Agam dan Dandim 0304 Agam melakukan pemantauan ke titik sumber alur terjadinya galodo mulai dari hulu hingga ke hilir lokasi terdampak. Sasaran pemantauan antara lain Batang Katik, Batang Kepala Koto di wilayah Gunungapi Marapi dan satu titik di wilayah Gunung Singgalang yaitu Batang Galodo.

Survei udara ini salah satu langkah lanjutan BNPB dalam melaksanakan empat arahan kesepakatan pascakunjungan Presiden Jokowi ke Kabupaten Agam pada Selasa (21/5). Adapun empat kesepakatan langkah lanjutan untuk penanganan bencana banjir lahar hujan atau galodo ini antara lain peledakan batu-batu besar (demolish) material Gunung Api Marapi, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan sabo dam, dan penguatan early warning system.***