Jepang Darurat Populasi, Pemerintah Sodorkan Aplikasi Kencan untuk Dorong Generasi Muda Menikah

Jepang Darurat Populasi, Pemerintah Sodorkan Aplikasi Kencan untuk Dorong Generasi Muda Menikah
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Tingkat kesuburan yang terus menurun selama bertahun-tahun membuat pemerintah Jepang memutar otak mencari solusinya. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, pemerintah meluncurkan aplikasi kencan demi mendorong generasi muda menikah dan memulai berkeluarga.

Mengutip CNN, Senin (10/6/2024), berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, kelahiran pada 2023 tercatat hanya 727.277 dari jumlah penduduk 123,9 juta. Tingkat kesuburan tersebut menurun dari 1,26 menjadi 1,20. Sementara itu, diperlukan tingkat kesuburan sebesar 2,1 agar suatu populasi tetap stabil.

Jepang bertahan di bawah tingkat kesuburan stabil selama setengah abad. Angka tersebut terjadi setelah krisis minyak global tahun 1972 yang mendorong perekonomian jatuh ke dalam resesi dan tidak pulih.

Jumlah kematian yang melebihi jumlah kelahiran setiap tahunnya membuat total populasi menyusut. Konsekuensi tersebut dapat dirasakan di sektor ketenagakerjaan, perekonomian, sistem kesejahteraan, dan tatanan sosial di Jepang.

Pada tahun 2023, tercatat 1,57 juta kematian menurut Kementerian Kesehatan. Angka tersebut dua kali lipat dari jumlah kelahiran.

Sementara itu, jumlah pernikahan turun sebanyak 30.000 pada tahun yang sama. Di sisi lain, jumlah perceraian meningkat.

Penurunan tersebut diprediksi akan terus berlanjut selama beberapa dekade berdasarkan analisis para ahli. Bahkan, bila tingkat kesuburan meningkat besok, populasinya akan tetap menurun hingga angka kematian dan kelahiran seimbang.

Demi mengurangi dampak dari tingkat kelahiran yang menurun, pemerintah meluncurkan badan-badan pemerintah baru untuk fokus menangani masalah ini. Selain itu, pemerintah meluncurkan inisiatif, seperti memperluas fasilitas penitipan anak, menawarkan subsidi perumahan bagi orang tua, bahkan membayar pasangan untuk memiliki anak.

Inisiatif lainnya salah satunya dilakukan oleh pemerintah Tokyo. Mereka meluncurkan aplikasi kencan yang dikelola pemerintah. Aplikasi ini dalam tahap pengujian awal dengan target beroperasi pada akhir tahun 2024.

"Silakan gunakan ini sebagai 'langkah pertama' untuk memulai perburuan pernikahan," kata situs web aplikasi tersebut.

Pengguna diminta mengikuti tes diagnostik nilai dan disediakan opsi memasukkan sifat-sifat yang diinginkan dari pasangan. Aplikasi ini juga menggunakan AI untuk mengoptimalisasikan algoritma.

"Berdasarkan nilai-nilai Anda dan nilai-nilai yang Anda cari dari seorang pasangan, yang dapat ditentukan dengan melakukan tes diagnostik, AI akan memperkenalkan Anda kepada orang yang cocok," katanya.

Aplikasi ini menarik perhatian Elon Musk. Ia mengatakan di akun X, sebelumnya Twitter, "Saya senang pemerintah Jepang menyadari pentingnya masalah ini. Jika tindakan radikal tidak diambil, Jepang (dan banyak negara lainnya) akan lenyap!"

Para ahli juga mengatakan kepada CNN bahwa skenario yang disebutkan Elon Musk tidak akan terjadi. Meskipun Jepang terlihat sangat berbeda dibandingkan sebelumnya, mulai dari susunan demografi hingga perekonomian, negara ini tidak akan hilang begitu saja.

"Pernikahan adalah keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai seseorang, namun Pemerintah Metropolitan Tokyo berupaya membangun momentum untuk pernikahan sehingga mereka yang berpikir bahwa mereka 'berniat untuk menikah pada akhirnya' dapat mengambil langkah pertama tersebut," kata situs web aplikasi kencan tersebut.

Adapun syarat dari pengguna aplikasi tersebut, antara lain pengguna harus lajang, berusia di atas 18 tahun, berkeinginan untuk menikah, dan bekerja atau tinggal di Tokyo.

Laporan di situs web aplikasi tersebut juga mencantumkan langkah-langkah pemerintah untuk mendukung pasangan. Situs tersebut menyajikan informasi mengenai keseimbanhan kehidupan kerja, perawatan anak dan dukungan perumahan, partisipasi laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, hingga konseling karir.

"Kami berharap setiap dari Anda yang ingin menikah akan memikirkan apa arti 'berpasangan' bagi Anda," katanya.***