Lewis Hamilton Gegerkan Dunia Balap Usai Umumkan Gabung Ferrari pada F1 Musim 2025

Lewis Hamilton Gegerkan Dunia Balap Usai Umumkan Gabung Ferrari pada F1 Musim 2025

WJtoday, Jakarta - Pembalap megabintang, Lewis Hamilton, membuat gempar dunia balap setelah memutuskan untuk bergabung dengan Ferrari pada F1 musim 2025.

Manuver bursa transfer yang awalnya menjadi bahan lelucon untuk April Mop ini akhirnya menjadi kenyataan.

Bukan, kali ini bukan tipu-tipu, karena baik Hamilton, Mercedes, Ferrari, hingga Carlos Sainz Jr. yang akan digantikannya telah mengonfirmasi.

Dengan demikian, F1 musim 2024 akan menjadi penampilan terakhir bagi Juara Dunia F1 tujuh kali tersebut bersama Mercedes.

"Saya telah mengalami 11 tahun yang mengagumkan bersama tim ini dan sangat bangga dengan apa yang telah kami capai bersama," ucap Hamilton dalam keterangan resmi melalui tim Mercedes.

"Mercedes telah menjadi bagian dari hidup saya sejak saya berusia 13 tahun."

"Ini adalah tempat di mana saya bertumbuh, jadi memutuskan untuk keluar adalah salah satu keputusan terberat yang pernah saya buat."

Hamilton membuka jalan ke F1 dengan terjun ke program pengembangan pembalap McLaren pada 1998, tim F1 yang saat itu meraih sukses bersama Mercedes.

Debut di F1 akhirnya dijalani Hamilton pada 2007 bersama McLaren yang masih didukung Mercedes sebagai pemasok mesin.

Tahun berikutnya, Hamilton menjadi pembalap termuda sekaligus pembalap berkulit hitam pertama yang menjadi juara dunia di ajang balap jet darat.

Pada 2013, Hamilton membuat perjudian dengan merapat ke Mercedes yang kesulitan untuk menembus barisan depan sejak membentuk tim sendiri tiga tahun sebelumnya.

Akan tetapi, Hamilton justru menjadi pembalap tersukses di F1 bersama Silver Arrow. Dia menyamai rekor Michael Schumacer dengan torehan tujuh gelar juara dunia.

Hamilton bahkan sudah begitu dekat dengan gelar juara dunia kedelapan pada musim 2021 andaikan balapan terakhir GP Abu Dhabi tak berakhir dengan kontroversi.

Malang bagi Hamilton, sejak saat itu Mercedes justru keteteran karena perubahan regulasi teknis yang terjadi pada tahun berikutnya.

Untuk pertama kalinya dalam karier Hamilton mengakhiri musim tanpa kemenangan.

Musim lalu pembalap berusia 39 tahun ini juga mengalami paceklik walau konsistensinya berbuah peringkat tiga besar di klasemen akhir.

Sementara itu, keputusan Hamilton untuk memperkuat Ferrari tentu menarik mengingat kondisi tim Kuda Jingkrak saat ini.

Mengawali era regulasi anyar dengan kuat, tim Kuda Jingkrak justru terjerembab karena sejumlah blunder membuat mereka kalah saing dengan Red Bull Racing.

Musim lalu Ferrari bahkan menutup musim di bawah Mercedes, yang transisinya juga tidak mulus, dalam klasemen konstruktor.

Ujung tombak tim Ferrari, Charles Leclerc, juga tertahan di peringkat kelima setelah pada 2022 menjadi pesaing terdekat Max Verstappen yang sedang mendominasi.

Langkah Hamilton ke Ferrari bisa disandingkan dengan keputusan yang diambil temannya di MotoGP yaitu Valentino Rossi pada 2011.

Setelah ambisinya memperkuat Ferrari di F1 tidak menjadi kenyataan, Rossi berharap bisa menegaskan legasinya sebagai Juara Dunia tujuh kali dengan merapat ke pabrikan ikonik asal Italia di dunia motor yaitu Ducati.

Sebagaimana Hamilton meninggalkan Mercedes, The Doctor juga meninggalkan tim di mana dia meraih kesuksesan terbesarnya yaitu Yamaha.

Dan seperti halnya Ferrari, Ducati pada masa ketika Rossi bergabung juga mengalami kebuntuan setelah memperlihatkan potensi beberapa musim sebelumnya.

Begitu juga bagaimana Rossi dulu percaya bisa menyulap prestasi Ducati—walau akhirnya gagal, Hamilton punya alasan untuk merasakan hal yang sama.

Mengutip dari Crash.net, reporter F1 untuk Sky Sport, Craig Slater menyebut Hamilton menaruh harapan terhadap pengembangan mesin anyar Ferrari untuk regulasi power unit yang baru pada 2026.

Risiko serupa pernah diambil Hamilton saat memutuskan hijrah ke Mercedes, setahun sebelum era mesin hybrid yang akhirnya mereka kuasai.

Hamilton tidak hanya akan memperkuat Ferrari pada musim 2025 karena kontrak mereka berdurasi lebih lama.

"Ferrari juga memiliki rekam jejak pengembangan mesin yang baik, jadi mungkin dalam hal ini, ini adalah risiko yang diperhitungkannya (Hamilton)," ucap Slater.

Ketika masa depannya di Ferrari sudah terpatri, Hamilton kini berharap bisa menutup musim terakhirnya bersama Mercedes dengan sebaik mungkin.

"Waktunya tepat bagi saya untuk mengambil langkah ini dan saya bersemangat untuk mengambil sebuah tantangan baru," ucap Hamilton.

"Saya akan selamanya bersyukur atas dukungan hebat dari keluarga saya di Mercedes."

"Terutama kepada Toto [Wolff][Kepala Tim] atas persahabatan dan kepemimpinan dan saya ingin mengakhirinya di posisi yang tinggi bersama-sama."

"Saya berkomitmen 100 persen untuk memberikan performa terbaik saya musim ini dan membuat tahun terakhir saya bersama Silver Arrows menjadi tahun untuk dikenang."***