Ono Surono Tanggapi Soal Caleg PDIP Terancam Tak Dilantik Jika Perolehan Suara Lebihi Raihan Paslon 03

Ono Surono Tanggapi Soal Caleg PDIP Terancam Tak Dilantik  Jika Perolehan Suara Lebihi Raihan Paslon 03
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Beredar surat edaran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menginstrusikan calon anggota legislatif (Caleg) dari PDI Perjuangan untuk menangkan pasangan Capres dan Cawapres, Ganjar-Mahfud di daerah pemilihannya (dapil).

Dalam surat edaran yang dikeluarkan pada 16 Desember 2023 itu juga, Megawati memberikan instruksi jika perolehan suara caleg lebih tinggi dan tidak linier dengan raihan suara Ganjar-Mahfud, DPP PDI Perjuangan akan mempertimbangkan pelantikan caleg tersebut.

"Atas hal tersebut, bagi caleg yang perolehan suaranya tidak linier dengan perolehan suara Capres dan Cawapres nomor urut 03, maka DPP Partai akan mempertimbangkan caleg tersebut tidak akan dilantik sebagai anggota dewan terpilih Pemilu 2024," tulis instruksi Megawati dalam surat itu.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono mengungkapkan, surat yang berisikan instruksi ketua umum itu sudah dikeluarkan sebelum pencoblosan 14 Februari 2024.

"Surat itu sudah dikeluarkan sejak tanggal dikeluarkan. Itu menjadi perhatian seluruh Caleg PDI Perjuangan," kata Ono, seperti dikutip dari detikJabar, Selasa (20/2/2024).

"Surat itu betul adanya, tidak boleh suara caleg di atas suara Ganjar di setiap dapil, baik DPR RI, provinsi atau kabupten kota," dia melanjutkan.

Disingung apakah ada suara caleg melebihi suara Ganjar-Mahfud di dapilnya, Ono menyebut, proses rekapitulasi suara masih berlangsung.

"Sampai dengan saat ini kita terus memantau, kalau ada caleg DPR RI, Provinsi atau Kabupten Kota suaranya lebih besar daripada suara Ganjar-Mahfud akan kita laporkan ke DPP Partai," sebutnya.

Meski demikian, Ono sebut kecil kemungkinan ada caleg yang suara melebihi perolehan suara Ganjar-Mahfud.

"Iya, betul, kalau di surat itu seperti itu. Tapi menurut saya akan jarang ya di Dapil nya di atas suara capres, makanya akan nanti kita lihat," Ono menekankan.

Ketika ditanya kembali apakah surat itu buat caleg gaduh, Ono sebut tidak. 

"Enggak, orang dikeluarkan dari awal, dikeluarkan sebelum pemilihan," tutupnya.

Sebelumnya Ono juga menanggapi terkait perolehan suara PDI Perjuangan baik secara nasional maupun tingkat Jabar yang sementara unggul dari partai politik lainnya.

Menurut Ono, keunggulan PDIP ini patut disyukuri meski proses perhitungan ini masih terus dipantau dan dikawal. Dia mengaku fenomena ini terjadi anomali ketika PDIP unggul namun paslon capresnya tidak.

"Ini kan anomali. Maka, terus akan kami kawal dan menjadi partai pemenang di pemilu 2024," katanya, Kamis (15/2).

Ono menyebut penyebabnya dimungkinkan karena Prabowo mendapat dukungan dari Joko Widodo, terlebih kata Ono, Jokowi banyak orang menganggapnya belum keluar dari PDIP, dan PDIP belum memecat.

"Apakah memang muncul persepsi masyarakat dengan pilpres memilih Prabowo, tapi partai tetap PDIP. Jika hasil quick count benar, maka sesuatu yang baru dan ini menjadi pengalaman pastinya untuk melakukan analisis. Ya doakan PDIP tetap menang di Bumi Nusantara ini," bebernya.

Saat ini penghitungan real count masih terus berjalan. Di Dapil Jabar 12, sejumlah nama besar menguasai perolehan suasa sementara.

Seperti Ono Surono yang unggul jauh dari para pesaingnya dengan mendapat 60.601 suara. Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar itu berpeluang besar duduk di kursi DPRD Provinsi Jabar dari Dapil 12.  

Hasto: Jika Perintah Partai Tidak di Penuhi,PDIP akan Evaluasi 

Sementara itu sebelumnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan PDIP masih menjadi partai politik dengan perolehan suara terbanyak dalam Pileg 2024. Namun, Ganjar-Mahfud berada di posisi terakhir dalam Pilpres 2024.

Oleh sebab itu, PDIP akan lakukan evaluasi. Meski demikian, Hasto tidak menjelaskan lebih lanjut evaluasi seperti apa yang dimaksudnya.

"Ya tentu saja ada tahapan-tahapan seperti itu, partai melakukan evaluasi atas setiap peristiwa-peristiwa politik yang sangat penting, khususnya itu pemilu," jelas Hasto di Gedung High End, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).

Dia tidak menampik surat instruksi kepada jajaran pengurus DPD, DPC, anggota dewan, dan calon anggota legislatif agar memenangkan Ganjar-Mahfud. Mereka harus melinearkan suara pileg dengan pilpres.

Dengan demikian, Hasto menekankan pentingnya evaluasi apabila ada perintah partai yang tidak terpenuhi. "Karena ini juga sebagai suatu pembelajaran yang sangat baik ke depan," katanya.

Di samping itu, Hasto merasa juga ada anomali atau kelainan dari hasil quick count. Padahal, Hasto menegaskan mesin partai sudah berjalan dengan maksimal untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.

Namun, dia juga menjelaskan selama masa kampanye banyak kepala daerah dari PDIP yang diintimidasi agar tak memenangkan Ganjar-Mahfud dalam ajang Pilpres 2024. Oleh sebab itu, pihaknya akan bentuk tim khusus untuk selidiki dugaan pelanggaran pemilu.

Caleg Banteng Ketar Ketir 

Politisi PDIP Aria Bima tak menampik tentang surat tersebut. Karena surat tersebut, saat ini Aria mengaku cukup ketar-ketir. Sebab, dirinya bisa saja tak dilantik sebagai caleg terpilih.

Padahal, Aria yang tercatat sebagai caleg PDIP dari dapil Jateng V (Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali) sejauh ini berpeluang lolos ke Parlemen. Politisi yang beberapa periode sudah duduk di DPR itu, meraih suara yang bagus untuk mengamankan tiket ke Senayan.

"Karena itu instruksi partai yang bisa membuat saya tidak bisa dilantik," ungkap anggota Komisi VI DPR ini.

Sementara di Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai kandang Banteng, justru Ganjar Jeblog. Kondisi anomali ini, diakui Aria, masih misteri. Dirinya pun terus melakukan investigasi tentang penyebab suara Ganjar lebih rendah dari partai.

"Dan kalau saya tidak menyampaikan ini, saya tidak bisa menemukan, bisa-bisa Aria Bima tidak dilantik karena itu adalah instruksi ketua umum," katanya, khawatir.

Saat kampanye lalu, anggota Komisi VII DPR ini mengklaim sudah bekerja keras. Tak hanya mengamankan kursi ke DPR, Aria juga kerahkan mesin partai untuk solid memenangkan Ganjar-Mahfud. Ditambah dengan kampanye yang dilakukan istri dan anak Ganjar, Siti Atikoh dan Alam Ganjar. 

"Inilah yang saya sebut anomali,” ungkapnya.

Aria berjanji, dirinya akan terus berusaha maksimal untuk dapat mengungkapkan ketimpangan suara penghitungan Pilpres ini. Ia bahkan mengaku sudah menelpon Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo hingga mendatangi langsung kepala desa setempat.

 “Dari pada saya tidak dilantik, ya saya kerja dulu, kenapa ini terjadi,” tuturnya.***