Kaleidoskop 2022

Peristiwa-peristiwa di Dunia Sepanjang Tahun 2022: Perang Rusia-Ukraina dan Kematian Mahsa Amini

Peristiwa-peristiwa di Dunia Sepanjang Tahun 2022: Perang Rusia-Ukraina dan Kematian Mahsa Amini
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Sejumlah peristiwa di dunia internasional ramai diperbincangkan sepanjang 2022. Misalnya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 sampai sekarang. Peristiwa lain adalah kematian wanita berusia 22 tahun asal Iran bernama Mahsa Amini.

Mahsa Amini diduga langgar aturan ketat Iran soal penggunaan hijab dan korban kekerasan polisi moral.

Selengkapnya, inilah dua peristiwa yang terjadi pada 2022 dan menjadi sorotan yang dirangkum dari berbagai sumber:

Invasi Rusia ke Ukraina

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Saat itu, pemerintah Presiden Rusia, Vladimir Putin enggan menyebutnya invasi, tetapi 'operasi militer khusus'.

Tujuan dan rencana operasi militer khusus sudah ditetapkan.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Selasa (22/3/2022) menyebut operasi militer khusus dilaksanakan sesuai tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan.

"Itu (operasi khusus) berlangsung secara ketat sesuai dengan rencana dan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya," kata Peskov, Selasa (22/3/2022), dilaporkan media Rusia, TASS.

Pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina mendapat dukungan dari sekutu Putin, Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadryov.

"Kami memperingatkan Anda, Zelensky," katanya seperti dikutip TASS.

"Rusia belum benar-benar dimulai," tegasnya.

"Berhentilah mengeluh seperti sampah," cibirnya.

"Lebih baik Anda melarikan diri, sebelum Anda tertabrak. Lari. Lari, Zelensky, lari tanpa melihat ke Barat," tambah Kadyrov.

Kadryov mengatakan sekitar 10.000 tentaranya bertempur dalam perang Rusia dengan Ukraina.

Pada hari awal-awal invasi, sejumlah wilayah direbut oleh pasukan Rusia.

Kemudian, September 2022 kemarin Rusia menganeksasi empat wilayah pendudukan; Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson.

Namun, tentara Rusia dengan gigih merebut kembali beberapa kota dan memukul mundur pasukan Putin.

Berbagai sanksi juga dijatuhkan untuk menekan Rusia agar tidak mampu mendanai perangnya. Namun, perang masih saja berkobar. 

Rusia terus menggempur infrastruktur energi Ukraina.

Wakil Sekretaris Jendereal (Sekjen) urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Martin Griffiths menyebut serangan berkelanjutan Rusia telah menciptakan tingkat kebutuhan baru dalam perang yang tidak masuk akal.

Dilansir Al Jazeera, Griffiths mengatakan serangan Rusia telah menyebabkan jutaan orang tanpa akses ke panas, listrik, dan air.

"Hal tersebut memicu krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang," kata Griffiths.

Dalam perkembangan terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan ke luar negeri untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia ke negaranya.

Zelensky berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Joe Biden dan memohon lebih banyak bantuan.

"Uang Anda bukanlah sedekah," ucap Zelensky, seperti dikutip The New York Times.

“Ini adalah investasi dalam … keamanan dan demokrasi global."

Dia juga menyoroti pertarungan dapat mencapai titik balik tahun depan.

Kematian Mahsa Amini

Seorang wanita berusia 22 tahun asal Iran, Mahsa Amini menjadi korban kekerasan polisi moral karena diduga tidak mematuhi aturan hijab negara tersebut.

Amini diketahui menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit Iran.

Beberapa hari sebelumnya, Mahsa Amini ditahan oleh polisi moral dan menerima tindakan kekerasan sewaktu di penjara.

The Guardian melaporkan, sebelum insiden ini terjadi, Amini sedang bepergian dengan keluarganya dari Kurdistan menuju Teheran.

Rferl, saksi mata melaporkan bahwa Amini dipukuli di mobil polisi dan tuduhan itu dibantah polisi.

Polisi kemudian mengatakan bahwa Amini menderita serangan jantung.

Sementara itu, keluarga Amini membantahnya dan mengatakan Amini mengalami koma setelah tiba di rumah sakit.

Mereka diberitahu oleh staf rumah sakit, Amini mati otak.

Foto-foto Amini terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan koma dengan perban di sekitar kepalanya dan tabung pernapasan telah beredar di media sosial.

Kematian Mahsa Amini membuat sejumlah massa turun ke jalan.

Ratusan demonstran berkumpul di Federal Plaza di Teheran, Iran pada Rabu (21/9/2022) malam.

"Kami mencoba menyampaikan pesan (kepada negara lain) di luar sana dan memberi tahu orang-orang apa yang terjadi di Iran," kata seorang demonstran.

"Mohon maklum, (kasus kematian) Mahsa Amini. (semua orang) Tahu namanya, tahu ceritanya, " terangnya, dikutip dari CBS News.

Protes kematian Mahsa Amini semakin berlarut-larut. Pada Oktober 2022, demo memasuki pekan ketiga.

Jumlah korban jiwa buntut unjuk rasa dilaporkan mencapai 92 orang pada Minggu (2/10/2022).

Situasi ini makin memburuk hingga memicu timbulnya kebrutalan dari pihak keamanan.

Iran tinjau ulang undang-undang hijab

Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri mengatakan parlemen dan kehakiman Iran sedang meninjau undang-undang wajib jilbab.

Parlemen Iran dan kehakiman sedang meninjau kebijakan undang-undang jilbab di Iran mulai Kamis (1/12/2022).

“Kami tahu Anda merasa sedih saat menyaksikan (wanita) tanpa hijab di kota-kota, apakah menurut Anda para pejabat diam tentang hal itu?" kata Montazeri.

"Sebagai seseorang yang bergerak di bidang masalah ini, saya katakan parlemen dan kehakiman bekerja, misalnya, baru kemarin kami mengadakan pertemuan dengan komisi kebudayaan parlemen," jelas Montazeri seperti dikutip CNN dari media Iran, ISNA.

Namun, Montazeri tidak merinci apa yang akan diubah dalam undang-undang tersebut.

"Anda akan melihat hasilnya dalam minggu depan atau dua minggu lagi,” lanjutnya.

Dia mengatakan pemerintah Iran sedang meninjau undang-undang kode pakaian yang diterapkan di negara itu dan perubahan sedang dipertimbangkan.

Bersamaan dengan itu, Pemerintah Iran sedang mempertimbangkan untuk membubarkan polisi agama Iran yang disebut Polisi Moralitas.***