Putin Sebut Ukraina Tolak Bernegosiasi dengan Rusia

Putin Sebut Ukraina Tolak Bernegosiasi dengan Rusia
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut Rusia siap berunding dengan semua pihak yang terlibat dalam perang Ukraina. Namun, Ukraina dan pendukung baratnya menolak untuk terlibat dalam perundingan tersebut.

Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 memicu konflik paling mematikan di benua Eropa sejak Perang Dunia II.

"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tapi itu terserah mereka. Kami bukan pihak yang menolak untuk bernegosiasi, mereka yang menolak," tutur Putin dikutip dari Reuters, Minggu (25/12/2022).

Direktur CIA, Williams Burns menilai Rusia belum serius bernegosiasi untuk mengakhiri perang.

Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan Putin perlu kembali ke kenyataan dan mengakui bahwa Rusia tidak menginginkan negosiasi apa pun.

"Rusia sendiri yang menyerang Ukraina dan membunuh warganya. Rusia tidak menginginkan negosiasi tetapi berusaha menghindari tanggung jawab," ujar Mykhailo Podolyak dalam sebuah cuitan.

Putin mengklaim Rusia bertindak di jalan yang benar terhadap Ukraina. Ia menyatakan barat yang dipimpin Amerika Serikat berusaha untuk memisahkan Rusia. Akan tetapi, Amerika Serikat membantah tudingan rencana meruntuhkan Rusia.

"Saya percaya bahwa kami bertindak ke arah yang benar. Kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak punya pilihan lain selain melindungi warga negara kami," kata Putin.

Menurutnya, konflik geopolitik Rusia dengan barat tidak terlalu berbahaya.

"Menurut saya itu tidak terlalu berbahaya," ucapnya.

Putin mengatakan Barat telah memulai konflik di Ukraina pada 2014 dengan menggulingkan presiden pro Rusia dalam protes Revolusi Maidan.

Setelah revolusi tersebut, Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina. Di timur Ukraina, Rusia mulai memerangi angkatan bersenjata Ukraina.

"Sebenarnya, hal mendasar di sini adalah kebijakan lawan geopolitik kita yang ditujukan untuk memisahkan Rusia Rusia yang bersejarah," ujarnya menjelaskan.

Dia menjelaskan, apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina adalah momen penentu ketika akhirnya Rusia melawan Blok Barat yang dia katakan telah berusaha untuk menghancurkan Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

Sementara itu, Ukraina dan Barat menyatakan Putin tak memiliki pembenaran atas apa yang disebut sebagai perang pendudukan gaya kekaisaran yang telah menimbulkan penderitaan dan kematian di seluruh Ukraina.

Putin menggambarkan Rusia sebagai negara unik dan mengatakan sebagian besar rakyatnya bersatu dalam keinginan untuk mempertahankannya.

"99 persen warga kami siap memberikan segalanya untuk tanah air," ujarnya.***