Wisata Halal adalah Konsep Pariwisata Futuristik

Wisata Halal adalah Konsep Pariwisata Futuristik
Lihat Foto

WJtoday, Bogor - Mahasiswa doktoral Sekolah Pascasarjana IPB University Atang Trisnanto, M.Si yang sedang melakukan penelitian ekowisata menyatakan wisata halal adalah konsep pariwisata futuristik.

"Karena ada perubahan trend bahwa pariwisata masa depan itu adalah 'family tourism' dan 'friendly tourism', dan tidak lagi hanya sekadar 'fun tourism' atau kesenangan berwisata semata," jelas Atang, seperti dikutip Antara, Senin (30/8/2021).

Karena itu, kata dia, sebagai satu konsep wisata futuristik ke depan, maka hal itu yang akan bisa menjawab sebuah kebutuhan pariwisata di masa masa yang akan datang.

Atang mengakui selama ini, meski kini sudah tidak menjadi perdebatan yang sengit, masih ada yang mengartikan wisata halal sebagai sebuah konsep Islamisasi regulasi ataupun Islamisasi konsep.

"Padahal wisata halal ini perlu dipahami sebagai sebuah konsep untuk menghadirkan keterpaduan sistem pariwisata yang bersih (clean), sehat (health), aman (safety) dan juga nyaman (comfort)," kata Atang yang saat ini juga Ketua DPRD Kota Bogor itu.

Keterpaduan sistem pariwisata itulah, kata dia, yang dalam konteks halal dimaksud, yakni memastikan tempatnya bersih, makanannya bersih juga sehat.

Menurut dia dengan bergesernya saat ini, yakni orang berwisata bersama dengan keluarga, teman dan komunitas, ini akan menjadi tantangan yang menarik ke depan, di mana konsep wisata halal ini bisa dikuatkan.

"Tinggal pekerjaan rumah yang kemudian perlu dikuatkan lagi adalah bagaimana konsep wisata halal ini melibatkan banyak pihak. terutama adalah masyarakat kelas bawah," tegas Atang.

"Sehingga jangan sampai konsep dan pengelolaannya hanya didominasi oleh pembuat regulasi pemerintah itu sendiri ataupun korporasi besar yang memang punya modal,"  ujarnya. 

"Saya kira, karakteristik dan potensi ini bisa kita padukan bahwa dengan konsep wisata halal, orang ketika mau datang ke suatu kota dia mengatakan saya aman, nyaman, sehat dan bersih," imbuh Atang.

Ia menambahkan semua yang ada itu, yakni karakteristik dan potensi yang ada bisa diintegrasikan untuk mengelola satu wilayah "disulap" menjadi wilayah yang menarik.

"Itu perlu kapital besar barangkali iya, tapi untuk menjadikan tempat wisata itu nyaman, sehat, bersih dan aman tentu harus dibuat satu wilayah atau daerah yang memang ramah terhadap wisatawan," pungkasnya.  ***