Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT Kembali Erupsi di Awal Tahun 2024, Warga Pilih Mengungsi

Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT Kembali Erupsi di Awal Tahun 2024, Warga Pilih Mengungsi

WJtoday, Jakarta - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kembali erupsi, Senin, 1 Januari 2024 pukul 04.00 WITA. Ribuan warga berhamburan ke Kantor Camat dan di Kantor Kb.

Selain di Kantor Camat Wulanggitang, warga dari sejumlah desa juga mengamankan diri ke wilayah perbatasan Flores Timur dan Sikka. Tepatnya di Desa Hikon berjarak sekira 8 kilometer dari Desa Boru, Ibu Kota Kecamatan.

Kemudian warga Desa Wailua, arah pantai selatan Wulanggitang memilih mengungsi ke Desa Hewa. Mereka berhamburan kesana beberapa menit pasca erupsi.

Berdasarkan video beredar dari warga memperlihatkan di Desa Boru, pengungsi merupakan warga Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawokote dan Desa Dulipali. Mereka membawa keranjang tas berisi pakaian dan surat-surat penting.

Paulus Kotan, warga Desa Klatonlo mengatakan, bunyi gemuruh di atas gunung terdengar seperti runtuhan batu besar. Warga panik lantas mengamankan diri ke posko penanganan bencana di Desa Boru.

Sementara itu, Pejabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi kepada masyrakat yang terdampak agar selalu waspada, dan segera mengungsi ke Posko yang telah disiapkan oleh BPBD. 

Hingga saat ini, ratusan warga masih memlilih berlindung di rumah-rumah warga di Desa Boru hingga ke Kabupaten Sikka.


Warga Pilih Mengungsi

Hingga Senin sore, warga yang mengungsi tercatat berasal dari Desa Nawakote di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura.

"Warga yang mengungsi dari Nawakote sudah tiba di Posko Penanggulangan Bencana Erupsi di Aula Kantor Camat Wulanggitang dan beberapa tenda di depan kantor camat," kata warga Larantuka, Flores Timur, Pangki Sogemaking.

Untuk warga yang mengungsi dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura ditampung di Desa Nileknohing di Kecamatan Wulanggitang.

Kepala BPBD NTT, Ambrosius Kodo, mengatakan Pemerintah Kabupaten Flores Timur sedang melakukan langkah-langkah penanganan pengungsi. "Penanganan memang masih level kabupaten, dan warga memilih mengungsi karena tidak tahan mendengar bunyi gemuruh, abu vulkanik dan bau belerang," jelasnya.

Sesuai Laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) gunung tersebut naik status karena terjadi peningkatan gempa Tremor Menerus dengan amplitude mencapai 7 milimeter pada pukul 00.03 Wita.

Kemudian muncul pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak gunung, serta terjadi letusan dengan tinggi 1.000-1.500 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga hitam.

Pada erupsi terakhir 23 Desember 2023 teramati adanya rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter dan mengeluarkan asap putih tebal tinggi 300 meter.***