Masyarakat Didorong Tingkatkan Literasi Keuangan Saat Pandemi

Masyarakat Didorong Tingkatkan Literasi Keuangan Saat Pandemi

WJtoday, Bandung - Kemudahan berbelanja online selama pandemi Covid-19 membuat e-commerce dan transaksi keuangan digital semakin menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tak pelak literasi keuangan digital di kalangan masyarakat ikut terdongkrak.

Di masa pandemi ini, kebiasaan masyarakat dipaksa berubah drastis. Masyarakat mengubah kebiasaannya dari yang berbelanja langsung di swalayan atau pasar, kini kian terbiasa dengan berbelanja daring. Masyarakat juga membiasakan diri untuk membayar secara non-tunai atau memanfaatkan pembayaran secara digital.

Untuk itu anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Thoriqoh Nashrullah Fitriyah, S.T., ME.Sy, mendorong masyarakat  untuk terus meningkatkan literasi keuangan. Sebab, literasi keuangan dapat membuat seseorang terhindar dari kerugian akibat ketidakpahaman masalah finansial. 

Thoriqoh menjelaskan, literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan. Aspek ini yang harus ditingkatkan tingkatkan sebelum mulai mengambil keputusan yang bisa memengaruhi kondisi keuangan. 

"Banyak masyarakat yang merugi karena ada institusi yang menawarkan produk investasi tidak kredibel, produk investasi yang dijual ternyata fiktif. Kalau kita memiliki literasi keuangan yang baik, seharusnya kita bisa mengetahui cara agar terhindar dari berbagai tawaran investasi fiktif," katanya politisi Perempuan dari PAN ini, di Bandung, Sabtu (22/5). 

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil juga sempat meminta OJK Jabar dan BI Jabar untuk meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat di Jabar. Apalagi, pandemi COVID-19 memaksa semua pihak, mulai dari pemerintah, perbankan, sampai masyarakat, harus berdaptasi dengan teknologi atau digital. 

"Akses keuangan juga mengalami digitalisasi yang meningkat, saya titip kepada OJK, saya dapat laporan dari warga-warga saya yang diiming-imingi investasi online juga. Jadi merambah, tidak hanya akses keuangan, tapi investasi online yang sudah mulai di seluruh lapisan masyarakat," kata  Emil dalam konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (21/5/2021). 

Situasi tersebut, kata  Emil, berpotensi merugikan masyarakat manakala literasi keuangan digital masyarakat masih rendah. Oleh karena itu, ia mendorong OJK Jabar dan BI Jabar untuk intens mengedukasi kepada masyarakat terkait keuangan digital. 

Menurut  Emil, konten-konten edukasi mesti dikemas dengan menarik dan sederhana. Tujuannya agar masyarakat tertarik dan mudah untuk menyerap informasi yang disampaikan.

"Jadi saya titip kepada OJK dan BI, tolong bikin video-video edukasi yang mudah dipahami tentang hal-hal baru dalam dunia keuangan kepada masyarakat awam, serta berhimpunnya rentenir-rentenir juga secara digital itu meresahkan," ucapnya. 

"Tanggung jawab OJK dan kawan-kawan tidak hanya di level makro, formal, tapi tolong justru ada yang masuk ke pihak-pihak yang perlu kita edukasi di level mikro. Mudah-mudahan dengan itu, kita bisa melaksanakan kegiatan dengan baik, sehingga ekonomi kita bisa pulih," imbuhnya.***