Nama Koalisi Tak Berubah, Cak Imin: Tetap Usung Narasi Perubahan

Nama Koalisi Tak Berubah, Cak Imin: Tetap Usung Narasi Perubahan

WJtoday, Jakarta - Bakal calon wakil presiden (bacawapres) dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan nama koalisinya tak berubah dan tetap mengusung narasi perubahan.

Dia menyebut keputusan untuk tidak mengubah nama koalisi dipertimbangkan dari usulan internal yang ingin mempertahankan namanya.

"Nama koalisinya sementara kita terus diskusi tapi ini akan usulan yang cukup dominan adalah nama koalisi perubahan," imbuh Cak Imin saat ditemui di Kantor Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

Cak Imin mengatakan, narasi perubahan tidak bertentangan dengan falsafah Nahdlatul Ulama yang memiliki nilai perubahan ke arah perbaikan. 

Perbaikan tersebut, kata Cak Imin bisa dimulai dari yang sudah ada saat ini berupa kebijakan-kebijakan yang baik. 

"Perubahan adalah meraih yang lebih baik di masa yang akan datang, memelihara, ada meneruskan yang sudah baik yang diperoleh hari ini. Itu change, change versi NU begitu," imbuh dia. 

"Changes with foundation to changes, berubah ke arah yang lebih baik tapi jangan lupa nggak akan bisa maju tanpa pondasi yang kuat, itu NU," kata dia.


Kantongi Doa Restu PMII

Cak Imin diketahui sudah mendapatkan dukungan serta doa restu dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih ke Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII Abdullah Syukri beserta masyarakat yang turut hadir. “Saya terharu, bersyukur dan bangga hari ini diberangkatkan dan mendapatkan restu serta doa dari sahabat-sahabat PMII, terutama khususnya Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia,” kata Cak Imin dalam sambutannya di Sekretariat PB PMII, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

Cak Imin mengatakan, PMII merupakan tempat ia belajar hingga mengembangkan nilai-nilai ideologi di batinnya. Untuk itu, ia mengaku sangat bersyukur karena PMII mau mendukung dirinya. Ia berjanji akan tetap istiqomah terhadap cita-cita serta ideologi perjuangan dari PMII. “Doa restu PB PMII ini membawa rasa percaya diri saya,” jelasnya.

Ia pun berjanji bersama dengan dukungan serta dorongan yang didapatkan dari PMII ini, dirinya akan membawa bangsa Indonesia akan menjadi lebih maju dan lebih baik lagi di masa yang akan datang.

“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya menerima restu, doa dan seluruh pengabdian untuk indonesia yang lebih baik di masa-masa yang akan datang. Semoga dengan restu (dan) doa sahabat-sahabat PMII semakin memberi energi dan semangat kita semua,” ujarnya, menambahkan.

Diketahui sebelum menghadiri acara di PMII, Cak Imin terlebih dulu berkunjung ke DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat. Usai pertemuan dengan petinggi partai besutan Surya Paloh itu, Cak Imin sempat memberikan tanggapan dan klarifikasi soal pernyataan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menyebut dirinya membawa-bawa PBNU ke dalam politik praktis.

Cak Imin kembali menegaskan bahwa semua orang tahu, jika dirinya seorang NU dari lahir. Oleh sebab itu, ia tidak menyeret PBNU ke dalam politik praktis. "Saya tidak pernah bawa-bawa itu. Saya enggak pernah bawa-bawa PBNU. Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU," ujarnya di DPP Partai NasDem, Rabu (6/9/2023).

Untuk diketahui, Cak Imin dideklarasikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan sebagai bakal cawapres Anies Baswedan.  

Namun, deklarasi tersebut membuat Partai Demokrat justru hengkang dari koalisi. Kini, KPP diisi oleh PKB, Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Minta Anies Cari Nama Baru Koalisi, Demokrat Klaim AHY yang Gaungkan 'Perubahan'

Pintu-pintu Terbuka Usai Partai Demokrat Hengkang dari Koalisi Perubahan

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, tak selayaknya Nasdem dan koalisi barunya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggunakan nama koalisi perubahan lagi.

Pasalnya, yang menggaungkan perubahan pertama kali bukan dari Nasdem, melainkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

"Koalisi perubahan itu bukan Surya Paloh, bukan Nasdem, yang menggaungkan perubahan itu Mas AHY bertahun-tahun," ucap Herzaky dalam acara Gaspol ditayangkan Sabtu (2/9/2023).

"Kita cari teman sejalan ketemu yang namanya Nasdem dan PKS lalu mencari capres dan punya kesepakatan piagam kerja sama perubahan," sambung dia.

Oleh sebab itu, Herzaky meminta koalisi baru antara Nasdem dan PKB yang mengusung calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bisa membuat nama koalisi baru. Demokrat menolak disebut keluar dari koalisi, karena yang membuat koalisi baru adalah Nasdem dan PKB.

"Ada orang yang tidak komitmen, mengapa masih bawa nama perubahan, buat nama baru lah. entah koalisi apa," katanya.

"Kita tidak hengkang tidak keluar, mereka yang buat koalisi baru," sambung Herzaky.

Herzaky juga menilai masyarakat sudah pintar memberikan penilaian terkait dengan arti perubahan yang diusung oleh Demokrat.

Dia menyebut, saat ini, Anies yang sudah bermitra dengan partai pendukung pemerintah belum tentu bisa membicarakan kritik kebijakan yang dilakukan pemerintah saat ini. Adapun Anies saat ini didukung oleh Nasdem dan PKB, yang merupakan bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Menurut Herzaky, hal tersebut memberikan dampak ciutnya kritik-kritik pendukung Anies terhadap pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi) karena memilih cawapres dari partai koalisi pemerintah.

"Masyarakat ini kan pintar, sudah tau banget lah. jadi kalau teman-teman wah ini alternatif pemerintah? Kita tertawa. Jadi pendukung Anies juga sekarang enggak bisa mengkritik pak Jokowi. Cak Imin masa enggak menghormati cawapres," ucapnya.

"Tapi silakan beliau-beliau lah, karena bukan mitra koalisi lagi," ujar dia.***