Tampil di Festival Film Berlinale ke-72, Tiket Film 'Before, Now & Then (Nana)' Habis Terjual

Tampil di Festival Film Berlinale ke-72, Tiket Film 'Before, Now & Then (Nana)' Habis Terjual
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Film Indonesia berjudul 'Before, Now & Then (Nana)' atau "NANA" terpilih sebagai salah satu nominasi film unggulan untuk kategori Competition pada Festival Film Berlinale ke-72.

Film besutan sutradara Kamila Andini ini tayang perdana pada 12 Februari 2022 di Berlinale Palast yang merupakan lokasi utama penyelenggaraan festival.

Tak tanggung-tanggung, dari sekitar 600 tiket yang tersedia untuk film "Nana," semuanya habis terjual.

Artistic Director Berlinale, Carlo Chatrian, pada publikasi Berlinale 2022 menyebutkan, walaupun ke-18 film tersebut memiliki bahasa, budaya dan gaya beragam, namun semuanya bermuara pada satu titik, yaitu rasa cinta yang sangat kuat.

"Secara keseluruhan, karakter-karakter yang dikisahkan dalam film-film ini adalah penghargaan terbaik yang dapat kita bayangkan untuk kemanusiaan," kata Chatrian, dalam keterangan tertulis KBRI Berlin, dikutip Senin (14/2/2022). 

Tak hanya itu, film yang diadaptasi dari penggalan novel "Jais Darga Namaku" karya Ahda Imran ini akan terus tayang selama periode festival yang berlangsung pada 10–20 Februari 2022. Setelah tayangan premier, film "NANA" dijadwalkan tayang di tujuh teater lainnya di Berlin, yaitu pada tanggal 14, 17, 18, dan 20 Februari 2022. Dari pantauan KBRI Berlin di situs resmi Berlinale, tiket untuk semua tayangan film "NANA" juga telah habis terjual.

Masuknya film "NANA“ atau dalam bahasa Inggris dikenal "Before, Now and Then" pada kategori Competition ini menjadi semangat baru bagi sineas Indonesia. Kategori ini merupakan kategori utama dan paling bergengsi dari sembilan kategori yang diperlombakan pada Berlinale 2022.

Nominasi pada kategori Competition berkesempatan meraih hadiah utama Festival Berlinale, yaitu the Golden Bear untuk pemenang film terbaik. Selain itu, enam penghargaan Silver Bear juga disiapkan untuk nominasi kategori ini.

Keenam Silver Bear tersebut masing-masing untuk Grand Jury Prize, sutradara terbaik, pemeran utama terbaik, pemeran pendukung terbaik, skenario terbaik, dan Outstanding Artistic Contribution. 

Dari ratusan film asal berbagai negara yang diseleksi, hanya 18 film menjadi nominasi kategori Competition. Pesaing Indonesia di kategori ini antara lain dari negara Jerman, Prancis, Meksiko, Swiss, Inggris, Italia, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Baca Juga : Film Berbahasa Sunda 'Before, Now & Then (Nana)' Diputar di Berlin, Ridwan Kamil: Ini Peristiwa Bersejarah

Film berbahasa Sunda "NANA" mengambil setting tahun 1960-an. Film ini menceritakan kisah Raden Nana Sunani yang mencoba meniti hidup baru setelah kehilangan keluarganya akibat konflik di daerahnya. Film ini menggambarkan cinta dan ketangguhan seorang perempuan, meski masih terus dibayangi masa lalunya. Walau mengangkat cerita yang terjadi setengah abad lalu, namun pesan yang disampaikan film ini masih sangat relevan dalam kehidupan nyata saat ini.

Film Produksi Batara Goempar ini dibintangi sederet aktor ternama seperti Happy Salma, Laura Basuki, Ibnu Jamil dan Arswendi Nasution. Film ini menggambarkan tradisi dan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang dibalut dengan musik, tarian serta pakaian sehari-hari masyarakat Sunda pada zaman tersebut. Kentalnya nuansa tradisional di film ini menjadi salah satu pemikat dan berkesan bagi penonton yang hadir. 

Hal itu antara lain disampaikan Draga, salah seorang penonton yang sempat diwawancarai KBRI Berlin usai tayangan premier. 

"Ini memang bukan pertama kalinya saya menonton film Indonesia. Tapi yang paling berkesan adalah paduan antara cerita dan latar belakang musik dari film ini," ungkapnya.

Draga menyebutkan sebagai sesama perempuan, ia dapat merasakan pertentangan batin yang dirasakan Nana dengan segala kondisi yang dihadapinya. Menurutnya, cerita film ini masih sering dialami perempuan zaman sekarang. "Singkatnya, just follow your heart," tutup Draga.

Berbeda lagi dengan Zoran yang juga menonton film ini. Menurutnya, salah satu alasan menonton film ini adalah karena dirinya telah mendengar banyak tentang Sang Sutradara yang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Ia meyakini bahwa film ini berpeluang besar untuk memperoleh penghargaan di Festival Berlinale 2022.

Berlinale merupakan festival film internasional yang digelar setiap tahunnya di Berlin. Berlinale diadakan sejak 1951, dan merupakan salah satu festival film internasional bergengsi dan berada di peringkat kedua setelah festival film Cannes.

Sebelumnya, film Indonesia bertajuk "Zoo" karya Sutradara Edwin juga sempat masuk dalam kategori Competition di Berlinale Festival ke-62 di tahun 2012. 

Pemenang Berlinale 2022 di kategori Competition akan diumumkan pada Rabu, 16 Februari mendatang Semoga keberuntungan berpihak pada film "NANA," yang pastinya akan menjadi kebanggaan bagi insan perfilman serta masyarakat Indonesia.***