Warga Gunungkidul Meninggal Usai Makan Daging Sapi Positif Antraks, Berikut Ciri dan Gejala saat Terjangkit

Warga Gunungkidul Meninggal Usai Makan Daging Sapi Positif Antraks, Berikut Ciri dan Gejala saat Terjangkit

WJtoday, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya dugaan tiga kematian akibat penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY. Dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, menjelaskan bahwa dua dari tiga kasus tersebut telah menunjukkan gejala antraks.

"Sementara satu kasus masih dalam pemeriksaan (suspek)," ujar Nadia. Namun, perlu dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk memastikan kasus ini.

Sebelumnya, pada Selasa (4/7/2023), Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, melaporkan bahwa 85 warga positif terinfeksi antraks dari 125 orang yang mengonsumsi daging sapi. Korban yang meninggal dilaporkan ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi antraks.

Dalam kasus ini, sapi yang telah mati kemudian disembelih sebelum dikonsumsi.

Apa saja ciri dan gejala antraks? Bagaimana penularannya?

Spora antraks yang berasal dari bakteri Bacillus anthracis dapat bertahan hidup di tanah selama bertahun-tahun. Spora ini dapat masuk ke tubuh hewan melalui makanan atau minuman, kemudian melepaskan bakteri yang menghasilkan racun.

Hewan, terutama ternak, yang terinfeksi antraks akan mengeluarkan bakteri penyebab antraks menjelang kematian mereka. Jika hewan yang terinfeksi antraks disembelih, bakteri akan membentuk spora dan menyebar ke lingkungan, sulit untuk dimusnahkan. Namun, penularan langsung antar ternak umumnya jarang terjadi.

Hewan yang terinfeksi antraks memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain:
- Demam tinggi
- Ketakutan dan gelisah
- Kesulitan bernapas
- Kejang-kejang
- Lemah dan sering berbaring

Namun, seringkali hewan ternak mati mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis. Selain itu, dapat ditemukan ekskreta atau produk buangan seperti darah yang keluar dari hidung, mulut, telinga, dan anus. Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti leher, dada, abdomen, dan sekitar kelamin juga sering terlihat.

Bagaimana gejala antraks pada manusia?

Sebagai penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia), bakteri penyebab antraks dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara. Beberapa cara penularannya adalah melalui konsumsi bahan makanan atau benda yang terkontaminasi, serta kontak langsung luka terbuka dengan spora yang tercemar.

Infeksi bakteri penyebab antraks dapat menyerang kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan manusia, serta menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Gejala antraks biasanya muncul dalam waktu enam hari setelah terinfeksi bakteri.

Berikut adalah beberapa gejala antraks berdasarkan jenis penularannya:

Gejala antraks pada kulit:
- Muncul benjolan kulit yang terasa gatal dan cepat berubah menjadi luka
- Luka tersebut memiliki pusat berwarna hitam, seperti borok, tanpa rasa sakit
- Terjadi pembengkakan di sekitar luka dan area kelenjar getah bening
- Terkadang, gejala yang menyerupai flu seperti demam dan sakit kepala juga dapat muncul

Gejala antraks gastrointestinal:
- Konsumsi daging sapi yang terinfeksi antraks yang belum matang dengan baik dapat menyebabkan antraks gastrointestinal
- Gejala antraks jenis ini meliputi mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, demam, sakit tenggorokan, sulit menelan, dan munculnya benjolan pada leher
- Jika kondisinya sudah parah, penderita dapat mengalami diare dan buang air besar berdarah.

Gejala antraks inhalasi:
- Antraks inhalasi terjadi ketika spora bakteri Bacillus anthracis terhirup dan masuk ke dalam tubuh
- Antraks jenis ini adalah yang paling berbahaya dan berpotensi mematikan
- Gejalanya menyerupai flu, seperti demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot
- Gejala lainnya termasuk rasa sakit di dada, sesak napas, mual, batuk berdarah, kesulitan menelan, demam tinggi, kesulitan bernapas, syok, serta meningitis (peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang).

Gejala antraks injeksi:
- Antraks dapat disebabkan oleh penggunaan jarum suntik ilegal, seperti dalam pemakaian obat-obatan terlarang yang disuntikkan
- Gejala antraks jenis ini meliputi kemerahan pada area yang disuntikkan, pembengkakan, syok, kegagalan fungsi organ, dan meningitis.

Jika Anda berada di lingkungan yang berpotensi terkena antraks dan mengalami gejala yang menyerupai flu, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan juga penting dilakukan jika baru saja mengonsumsi atau melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi antraks.***