AS-China Saling Tuding Soal Kepemilikan 'Balon Mata-mata'

AS-China Saling Tuding Soal Kepemilikan 'Balon Mata-mata'

WJtoday, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dan China saling tuding soal kepemilikan balon mata-mata. Sebelumnya AS tuding China atas kepemilikan balon mata-mata di langit wilayah AS dan berakhir dengan AS tembak jatuh balon mata-mata.

Pentagon: Balon mata-mata China terbang di atas AS

Seorang pejabat AS, mengatakan sejumlah balon mata-mata sebelumnya pernah terbang di atas AS dalam beberapa tahun terakhir, tetapi waktunya tidak selama yang sekarang, 

Pada Kamis (2/2) lalu, sebuah balon mata-mata China terbang di atas wilayah Amerika Serikat selama beberapa hari.

Jet-jet tempur dikerahkan, tetapi petinggi militer AS memberi tahu Presiden Joe Biden serpihan balon itu bisa mengancam keselamatan jika ditembak, kata mereka.

AS kemudian "menahan" balon itu ketika memasuki wilayah udara mereka dan mengawasinya dari pesawat militer, kata salah satu pejabat yang berbicara secara anonim.

Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Kanada mengatakan "balon pengintai yang terbang sangat tinggi" itu terdeteksi dan sedang dipantau.

Insiden itu muncul ketika Direktur CIA William Burns berbicara di Universitas Georgetown, Washington, di mana dia menyebut China "tantangan geopolitik terbesar" bagi AS.

Brigjen Patrick Ryder, juru bicara Pentagon (Departemen Pertahanan AS), mengatakan pemerintah AS tengah mengawasi balon itu yang saat ini terbang di atas negara mereka.

"Balon itu saat ini terbang pada ketinggian di atas jalur penerbangan komersial dan tidak menunjukkan ancaman militer atau ancaman fisik terhadap orang-orang di darat," katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pemerintahnya sedang "memverifikasi" insiden tersebut.

"Saya ingin menekankan bahwa sampai fakta-fakta diklarifikasi, spekulasi dan kehebohan tidak akan membantu menyelesaikan masalah ini," katanya dalam pengarahan pers di Beijing, Jumat.

Para pejabat AS mengatakan mereka mengangkat masalah itu dengan kolega mereka di China lewat saluran diplomatik.

"Kami telah menyampaikan kepada mereka keseriusan kami untuk menangani masalah ini," kata seorang pejabat AS.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken direncanakan mengunjungi China pekan depan. Belum jelas apakah temuan balon mata-mata itu akan mempengaruhi rencana itu.

Hubungan China-AS telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan pada Agustus, yang memicu kemarahan China.

Para petinggi militer AS mempertimbangkan rencana untuk menembak jatuh balon itu di atas Montana pada Rabu, tetapi akhirnya menyarankan Biden untuk tidak melakukannya.

Bandara Billings di Montana menghentikan jadwal penerbangan ketika militer mengerahkan jet-jet tempur F-22 sambil menunggu perintah Biden untuk menembak jatuh balon itu.

Penduduk Billings, Chase Noak, yang merekam balon itu pada 1 Februari, mengatakan awalnya dia mengira balon itu adalah bintang.

"Tetapi saya pikir tidak mungkin karena saat itu siang hari dan ketika saya melihatnya lagi, (benda) itu tampak terlalu besar bagi sebuah bintang," katanya kepada Reuters.

Balon mata-mata semacam itu biasanya beroperasi pada ketinggian 24 ribu hingga 37 ribu meter, jauh di atas jalur penerbangan.

Craig Singleton, seorang pakar tentang China di Yayasan Pertahanan dan Demokrasi, mengatakan balon seperti itu banyak digunakan oleh AS dan Uni Soviet selama Perang Dingin karena biaya operasionalnya rendah.

Sejumlah balon mata-mata sebelumnya pernah terbang di atas AS dalam beberapa tahun terakhir, tetapi waktunya tidak selama yang sekarang, kata seorang pejabat AS.

AS tembak jatuh balon mata-mata

Rudal <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/amerika-serikat'>Amerika Serikat</a> Tembak Jatuh <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/balon-mata-mata'>Balon Mata-mata</a> <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/china'>China</a> - Sariksa.com

AS menembak jatuh terduga balon mata-mata China, Sabtu (4/2), yang terlihat di atas wilayah udara AS di lepas pantai South Carolina.

Operasi sedang dilakukan untuk mengumpulkan puing-puing dari balon di Samudra Atlantik.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa keputusan dibuat berdasarkan arahan dari Presiden AS Joe Biden.

"Pesawat tempur AS yang ditugaskan ke Komando Utara AS berhasil menjatuhkan balon pengintaian tinggi yang diluncurkan oleh Republik Rakyat China (RRC)," kata Austin dalam sebuah pernyataan. "Balon tersebut, yang digunakan oleh RRC dalam upaya mengawasi situs strategis di daratan AS, ditembak jatuh di wilayah perairan AS."

"Hari Rabu, Presiden Biden memberikan otorisasi untuk menjatuhkan balon pengintaian segera setelah misi dapat diselesaikan tanpa risiko membahayakan nyawa warga AS yang berada di jalur pesawat nirawak," katanya.

"Tindakan yang disengaja dan sah hari ini menunjukkan bahwa Presiden Biden dan tim keamanan nasionalnya akan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan warga AS sambil menanggapi secara efektif pelanggaran yang tidak dapat diterima oleh RRC atas kedaulatan kami," lanjutnya.

Langkah itu dilakukan setelah Biden mengatakan bahwa pemerintahannya "akan mengurus balon" tersebut.

Penampakan balon itu telah memicu ketegangan diplomatik, dengan Washington yang mengatakan China melanggar kedaulatannya, sementara Beijing mengemukakan itu "penerobosan yang tidak disengaja" oleh "pesawat udara sipil yang digunakan untuk penelitian."

China sebut balon udara AS sepuluh kali langgar wilayah udara China

Pejabat <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/as'>AS</a> Tegaskan Balon <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/china'>China</a> adalah Alat Mata-mata: Ada Antenanya!

Kementerian Luar Negeri China di Beijing menyebut balon udara milik Amerika Serikat telah sepuluh kali melakukan pelanggaran di atas wilayah udara China.

"Sejak tahun lalu, balon udara AS terbang tinggi lebih dari sepuluh kali di wilayah udara China tanpa otorisasi dari pihak China," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Senin (13/2).

Selain itu, AS juga sering kali mengirimkan pesawat dan kapal perang untuk melakukan pengintaian di China, katanya.

Ia memerinci pesawat AS terbang sebanyak 657 kali selama 2022 dan 64 kali pada Januari 2023 di wilayah udara perairan Laut China Selatan.

"Ini jelas mengganggu keamanan nasional China dan perdamaian serta stabilitas di kawasan," kata Wang menanggapi insiden penembakan balon udara China yang memasuki wilayah udara AS itu.

China mendesak AS untuk lebih baik "bercermin atas perilaku sendiri" daripada menyerang pihak lain dan memicu konfrontasi.

Wang juga menuduh AS berkali-kali melakukan operasi penyadapan rahasia secara global dengan memanfaatkan keunggulan teknologinya.

"Operasi tersebut melanggar kedaulatan dan kepentingan negara-negara lain, hukum internasional, dan norma hubungan antarnegara," kata Wang.

Pesawat nirawak yang disebut-sebut sebagai "balon mata-mata" China ditemukan terbang secara ilegal di atas wilayah AS pada Rabu (1/2).

Tiga hari kemudian, jet tempur AS menembak jatuh balon udara mata-mata itu di atas perairan Samudera Atlantik atas persetujuan Presiden Joe Biden.

Beijing melayangkan protes keras atas penembakan tersebut karena sebelumnya menginformasikan kepada Washington bahwa balon itu merupakan pesawat nirawak sipil untuk tujuan penelitian ilmiah.

AS bantah tudingan China tentang balon mata-mata

<a href='https://www.westjavatoday.com/tag/as'>AS</a>: <a href='https://www.westjavatoday.com/tag/balon-mata-mata'>Balon Mata-mata</a> Cina Bagian dari Program Spionase Besar – DW –  10.02.2023

AS membantah pernyataan Beijing bahwa Washington telah menerbangkan balon mata-mata di atas wilayah udara China.

China pada Senin menuduh Washington menerbangkan 10 balon mata-mata di atas wilayah udaranya sejak Januari 2022, dengan mengatakan "sangat biasa" bagi AS untuk melakukannya tindakan itu di wilayah udara negara lain, menurut beberapa laporan.

Pada Senin (13/2), Gedung Putih dengan tajam membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan "kami tidak menerbangkan balon pengintai di atas China."

Tudingan tersebut dilayangan China ketika AS menembak jatuh objek tak dikenal keempat selama akhir pekan lalu, setelah sebelumnya menjatuhkan tiga objek serupa.

AS belum mengaitkan tiga objek tersebut dengan negara atau tujuan mana pun, tetapi Washington secara terbuka mengaitkan yang pertama dengan China, dengan mengatakan balon itu adalah pesawat pengintai yang terkait dengan militer China.

Balon itu ditembak jatuh oleh jet tempur F-22 di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari. 2023. China telah mengklaim kepemilikan pesawat itu, tetapi mengatakan itu adalah balon cuaca yang meledak.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan bahwa balon-balon yang ditemukan AS yang dikendalikan oleh China telah memberikan kemampuan aditif terbatas pada platform intelijen China lainnya yang digunakan di AS.

"Namun di masa depan, jika China terus memajukan teknologi ini, tentu bisa menjadi lebih berharga bagi mereka," kata dia.

Kirby mengaitkan penemuan tiga pesawat anonim lainnya sebagian dengan peningkatan kewaspadaan wilayah udara AS dan Kanada, setelah penemuan balon yang ditembak jatuh 4 Februari, dengan mengatakan negara-negara tersebut "telah lebih cermat meneliti wilayah udara itu, termasuk meningkatkan kemampuan radar kami."

Washington dan Ottawa mengoperasikan komando militer gabungan yang dikenal sebagai Komando Pertahanan Ruang Angkasa Amerika Utara (NORAD).

Tiga pesawat tanpa atribut itu terbang di ketinggian yang lebih rendah daripada balon yang ditembak jatuh di atas perairan teritorial AS, dan tepat di batas ketinggian yang digunakan untuk lalu lintas udara komersial, kata Kirby.

AS menggunakan laser untuk mengonfirmasi sifat dan tujuan dari tiga objek tak dikenal yang telah ditembak jatuh dalam beberapa hari terakhir, termasuk melalui upaya berkelanjutan untuk mengumpulkan puing-puing mereka, yang sebagian besar berada di lokasi musim dingin yang terpencil, kata Kirby.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan balon-balon itu adalah bagian dari armada besar balon pengintai China yang digunakan untuk mengawasi lebih dari 40 negara di lima benua.

Tiga objek udara lainnya telah ditembak jatuh untuk sementara, termasuk objek tak dikenal yang ditembak jatuh pada Minggu di atas Danau Huron.

Puing-puing dari pesawat yang ditembak jatuh di atas Danau Huron sekarang kemungkinan berada di perairan yang sangat dalam, ujar dia.

Tidak ada objek tambahan yang sedang dilacak, menurut Gedung Putih.

Kirby mengatakan bahwa Presiden Biden memerintahkan pembentukan tim antarlembaga untuk mempelajari balon dan benda tak dikenal, serta implikasi kebijakannya untuk deteksi, analisis, dan disposisi.***