Balai Bahasa Jabar Sosialisasikan Model Pembelajaran Sastra Sunda untuk Sekolah

Balai Bahasa Jabar Sosialisasikan Model Pembelajaran Sastra Sunda untuk Sekolah

WJtoday, Bandung - Balai Bahasa Jawa Barat (Jabar) menyosialisasikan model pembelajaran bahasa dan sastra Sunda di sekolah-sekolah. Kegiatan diseminasi ini bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.

Kepala Balai Bahasa Jabar Syarifuddin mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah rangkaian yang dimulai dengan penyamaan persepsi dan strategi yang dilakukan secara virtual. Kegiatan melibatkan pewakilan dinas pendidikan kabupaten/kota, ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa Sunda, dan guru-guru bahasa Sunda.

"Kerja sama tersebut adalah kegiatan menyebarkan  gagasan dan wawasan untuk meningkatan model-model pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah, khususnya di Provinsi Jawa Barat," kata Syarifuddin melalui keterangan tertulis, Minggu, 24 Oktober 2021.

Ia mengatakan, bahasa daerah Sunda memiliki kedudukan penting memperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Tak hanya itu, bahasa daerah juga dianggap sebagai kekayaan dalam keragaman bahasa dan budaya Nuasantara yang menjadi landasan pendidikan karakter bangsa.

Pembelajaran bahasa daerah, kata dia, jadi gerbang untuk menanamkan dan mempertajam nilai-nilai karakter bangsa. Selain itu, melatih kepekaan berpikir, olah rasa, olah karsa, serta sarana menyalurkan gagasan dan imajinasi secara kreatif.

"Selain itu, siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pengalaman apresiasi dan ekspresi bahasa dan sastra, di samping meningkatkan kecerdasan logika dan retorika," jelasnya.

Ia menerangkan, kegiatan ini dilakukan dengan tiga tahapan. Pertama, membahas konsep atau kerangka berpikir dengan pakar bahasa Sunda, dinas pendidikan kabupaten/kota, calon pengajar untuk melakukannya dalam bentuk pencerahan pemikiran. 

Tahap ini menghasilkan Pedoman Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat dengan tujuh komponen, yaitu borangan (stand up comedy), pidato (biantara), menulis cerita pendek (nulis carpon), mendongeng (ngadongeng), tembang pupuh (bijil, sinom, asmarandana, dan sebagainya.), membaca sajak Sunda, dan menulis aksara Sunda. 

Tahapan kedua , diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau praktik baik dengan  program aksinya untuk 1 orang dari unsur dinas pendidikan kabupaten kota, 2 guru bahasa Sunda SMP, dan 2 guru bahasa Sunda SD di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. 

Tahapan ketiga, melaksanakan lomba atau pasanggiri yang dilakukan di tiap-tiap dinas pendidikan kabupaten/kota yang selanjutnya adalah pasanggiri tingkat provinsi dengan tujuh komponen mata lomba.

Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat karakter, memperluas pengetahuan, serta melatih dan mengembangkan sikap positif bagi siswa SD dan SMP terhadap budaya Sunda. Kegiatan juga diharapkan dapat melihat sekaligus bahan evaluasi awal dari hasil pembelajaran bahasa, sastra, aksara, Sunda pada jenjang SD DAN SMP.

"Dan terpeliharanya bahasa, sastra, aksara Sunda pada bidang pendidikan, khususnya pada jenjang satuan pendidikan," ungkapnya.***