ChatGPT Diprediksi Bakal Gusur Popularitas Mesin Pencarian Google

ChatGPT Diprediksi Bakal Gusur Popularitas Mesin Pencarian Google
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Kehadiran ChatGPT diperkirakan, akan mengancam kepopuleran Google sebagai sebuah mesin pencarian. Hal tersebut diungkapkan kreator Gmail Paul Buchheit, dalam sebuah postingan di Twitter.

Dikutip Jumat (3/2/2023), Buchheit menuliskan Google tidak punya waktu yang banyak sebelum bisnis mesin pencarinya dirusak oleh ChatGPT. Ia memperkirakan, Google hanya punya waktu satu atau dua tahun saja.

Namun, teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) ini masih belum cukup pintar untuk mengalahkan mesin pencari.

“AI akan menghilangkan Search Engine Result Page, tempat mereka menghabiskan sebagian besar uang,” tulis Buchheit dalam Twitter-nya.

“Bahkan jika mereka berhasil mengejar AI, mereka tidak bisa menerapkannya sepenuhnya tanpa menghancurkan bagian paling berharga dari bisnis mereka,” sambungnya.

Ia mencontohkan, ketika Yellow Pages yang digunakan untuk mencari nomor telepon dikalahkan oleh Google yang saat itu hadir memberikan kemudahan para pengguna internet untuk mencari nomor telepon dengan instan.

Google datang dan semua pengguna internet bisa mencari nomor telepon dengan instan, sehingga membuat Yellow Pages tidak berguna lagi. “AI akan melakukan hal yang sama terhadap web search,” kata Buccheit.

Kehadiran ChatGPT sejak November 2022, saat ini menjadi alternatif yang favorit pengguna internet yang dipakai untuk mencari solusi dari pertanyaan mereka. ChatGPT bisa menjawab pertanyaan sederhana, menulis puisi, hingga menulis barisan kode.

Sementara, Google masih menampilkan susunan link hingga banyak halaman. Sedangkan ChatGPT sifatnya lebih seperti percakapan, sehingga pengguna jadi lebih mudah untuk mengajukan pertanyaan lainnya.

Lalu, bagaimana ChatGPT bisa mengancam bisnis mesin pencari Google? Seperti dikatakan oleh Buchheit, sebagian besar pendapatan Google datang dari mesin pencari. Mereka menarik biaya bagi pengiklan yang ingin menampilkan produk atau layanan mereka di bagian teratas hasil pencarian.

Namun, setelah kehadiran ChatGPT, mesin pencari seperti Google bisa saja kehilangan relevansinya karena pengguna lebih memilih mendapatkan jawaban yang lugas ketimbang puluhan link dalam satu halaman. Meski begitu pengetahuan ChatGPT juga tidak sempurna karena training data-nya terbatas hanya sampai tahun 2021.

Google pun tidak tinggal diam menghadapi popularitas ChatGPT. CEO Google Sundar Pichai bahkan sampai menyatakan ‘code red’ dan memerintahkan percepatan pengembangan 20 produk AI agar bisa diluncurkan tahun ini.***