Cianjur Berhasil Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Saat Persalinan

Cianjur Berhasil Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Saat Persalinan

WJtoday, Cianjur - Kematian saat melahirkan masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak utamanya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur. Berita Baiknya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengumumkan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) saat proses persalinan telah mengalami penurunan signifikan. 

Data menunjukkan bahwa kasus AKI dan AKB turun dari 49 kasus pada tahun sebelumnya menjadi 34 kasus pada tahun 2023. Namun, angka tersebut belum kecil karena masih berada di kisaran puluhan kasus. 

Sekretaris Dinkes Cianjur, Yusman Faisal menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka AKI dan AKB.

Upaya ini melibatkan berbagai instansi terkait serta berbagai kalangan masyarakat. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah memberikan vitamin tambahan kepada ibu hamil dan ibu yang sedang menyusui.

"Selama dua tahun terakhir, tercatat penurunan yang berarti dalam angka AKI dan AKB di Cianjur selama proses persalinan. Namun demikian, meskipun penurunan ini positif, masih terdapat tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, kami terus melakukan berbagai tindakan, termasuk pemantauan kesehatan ibu hamil," ujar Yusman kepada media Jumat (11/8/2023).

Dalam upaya meningkatkan pemantauan dan penanganan dini, Dinkes Cianjur berencana untuk mengembangkan aplikasi digital pada tahun mendatang. 

Aplikasi ini akan memungkinkan pemantauan langsung terhadap sebaran ibu hamil di berbagai wilayah. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah memungkinkan Dinkes Cianjur untuk memberikan penanganan yang cepat kepada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi.

Tidak hanya itu, upaya pemetaan juga akan dilakukan, khususnya untuk ibu hamil dengan kondisi risiko tertentu seperti memiliki bayi kembar, hipertensi, atau diabetes. Juga, akan diatur jarak antar kehamilan, terutama bagi ibu hamil yang usianya di atas 40 tahun.

"Dalam rangka menurunkan angka kasus AKI dan AKB, kerjasama dari berbagai pihak dan sektor menjadi krusial. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Cianjur, aparat kecamatan, dan desa semuanya harus bekerja bersama-sama," tambah Yusman.

Selain itu, Yusman juga menekankan pentingnya sosialisasi dan perawatan kesehatan yang teratur. Ini dilakukan melalui partisipasi aktif tenaga kesehatan dan kader posyandu hingga ke daerah-daerah terpencil. Tujuan dari upaya ini adalah agar angka AKI dan AKB di Cianjur terus menurun.

Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi ini, menurut dr Yusman pergerakannya memang harus bersama-sama tidak hanya dari segi kesehatan saja dan harus melibatkan stokeholder lainnya baik internal maupun eksternal. 

"Kami juga melakukan sosialisasi di kalangan pelajar perempuan tingkat SMA/sederajat guna mencegah anemia dan hipertensi. Hal ini melibatkan pemberian vitamin penambah darah," tambahnya.

Dengan berbagai upaya komprehensif yang dilakukan oleh Dinkes Cianjur dan berbagai pihak terkait, diharapkan angka kematian ibu dan bayi saat persalinan terus mengalami penurunan yang signifikan di masa yang akan datang.***