Cuaca Panas Ekstrem di Korsel, Kontingen Pramuka Indonesia Masih Bertahan

Cuaca Panas Ekstrem di Korsel, Kontingen Pramuka Indonesia Masih Bertahan

WJtoday,Bandung - Panas ekstrem menyebabkan ratusan peserta Jambore Pramuka Dunia yang digelar di Korea Selatan, dilarikan ke rumah sakit.

Korea Selatan telah dilanda gelombang panas dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius pekan ini. Badan meteorologi Korea Selatan memperkirakan suhu akan terus tinggi hingga 12 Agustus, saat acara jambore selesai.

Sedangkan Suhu udara mencapai 34 derajat Celcius di Saemangeum, dekat kota Buan di pesisir barat Korsel, di mana 39.000 peserta dimana sebagian besar merupakan anggota pramuka berusia 14-18 tahun berkemah mulai Jumat.

Lebih dari 4.000 Pramuka Inggris akan meninggalkan Jambore Pramuka Dunia di sebuah perkemahan di Korea Selatan dan pindah ke hotel akhir pekan ini, U.K. Scout Association mengatakan Jumat, karena kekhawatiran meningkat setelah lebih dari 100 peserta dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas.

Sementara kontingen pramuka AS baru akan memindahkan 1.100 anggotanya pada Minggu (6/8) ke Camp Humphreys, pangkalan militer utama AS di Korea Selatan, yang berjarak sekitar 100 mil sebelah utara lokasi acara.

"Keselamatan peserta adalah prioritas utama. Oleh sebab itu, kontingen AS memilih untuk pergi dari acara lebih awal," bunyi pernyataan kontingen AS.

Pemerintah Republik Indonesia belum berencana menarik 1.500 pramuka Indonesia yang sedang mengikuti Jambore Dunia Ke-25 di Korea Selatan yang saat ini diterpa fenomena cuaca gelombang panas.

"Belum. Tadi saya melakukan telepon lagi. Saya tanya rencana mereka dan so far belum ada rencana apa-apa. Mudah-mudahan kondisi membaik, dalam arti cuaca menjadi tidak makin panas," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (6/8/23).

Menlu Retno menjelaskan bahwa pihaknya terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul yang beberapa kali mengunjungi tempat Jambore, tepatnya di SaeManGeum, Korea Selatan.

Berdasarkan informasi dari delegasi KBRI Seoul, sebanyak 1.500 pramuka berada dalam kondisi baik-baik saja.

Hanya saja, acara tersebut menghadapi tantangan cuaca yang panas dari waktu ke waktu.

"Yang patut disyukuri adalah sebagian besar dari mereka dalam kondisi baik-baik saja," kata Retno.

Serangan panas ekstrem menyebabkan ratusan peserta jambore jatuh sakit dan dirawat karena mengalami gejala akibat cuaca panas. Kondisi itu memicu keluhan dari para orang tua perserta yang mengkhawatirkan keselamatan anaknya.

Hingga Jumat, lebih dari 150 negara ikut serta dalam kegiatan itu, yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 12 Agustus.

Berdasarkan informasi pada hari Rabu (2/8), Otoritas Korea Selatan mengatakan bahwa korban meninggal akibat gelombang panas pada musim panas kali ini bertambah hingga 23 orang, lebih dari tiga kali lipat angka tahun lalu, ketika peringatan panas pemerintah menyentuh level tertinggi, yaitu "serius".

Sebanyak 21 orang meninggal diduga akibat penyakit yang terkait dengan panas antara 20 Mei hingga akhir Juli, menurut keterangan pemadam kebakaran, sementara dua kematian tambahan dilaporkan pada hari Selasa.

Jumlah korban meninggal meningkat tiga kali lipat dari tujuh korban yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu.***

Para peserta Jambore Pramuka Sedunia menyejukkan diri dengan air di lokasi perkemahan pramuka di Buan, Korea Selatan, Jumat, 4 Agustus 2023. (Kim-yeol/Newsis via AP)