Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga Diimbau Tak Beraktivitas di Tepi Sungai untuk Menghindari Banjir Lahar Dingin

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Warga Diimbau Tak Beraktivitas di Tepi Sungai untuk Menghindari Banjir Lahar Dingin

WJtoday, Jakarta - Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (20/4/2024), malam sekira pukul 23.56 WIB. Letusan kolom abu tercatat menyentuh angka 500 meter di atas puncak.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto dalam laman Magma ESDM dikutip, Minggu (21/4/2024).

Petugas sudah mengeluarkan peringatan kepada warga sejauh 13 kilometer dari puncak untuk tidak melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan.

Warga juga diminta tidak beraktivitas di tepi sungai untuk menghindari banjir lahar dingin

"Masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," ujar Liswanto.

Terakhir, warga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. 

Longsor dan Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru, 3 Warga Meninggal Dunia

Sebelumnya, Bencana banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru yang ada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ternyata menimbulkan korban jiwa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, setidaknya ada tiga korban meninggal dunia yang dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang pada Jumat (19/4/2024).

“Tercatat satu warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).

Abdul kemudian tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi penanganan korban jiwa banjir lahar dingin. Diketahui banjir lahar dingin dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru hingga menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur sejak Kamis (18/4).

Banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Padang, dan Kecamatan Tempeh terdampak akibat meluapnya tiga Daerah Aliran Sungai tersebut.

“Tercatat empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi dan 17 jembatan rusak berat, bahkan delapan jembatan diantaranya putus total,” ungkapnya.

Jembatan tersebut rusak akibat luapan lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik. Peristiwa ini mengakibatkan putusnya akses jalan Nasional Lumajang – Malang via Piket Nol Pronojiwo yang hingga saat ini masih ditutup dan dalam penanganan PT. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN Jawa -Bali).***