Hasil Survei BPS, Anak Muda Cenderung Abai menghindari Kerumunan

Hasil Survei  BPS, Anak Muda Cenderung Abai menghindari Kerumunan
Wjtoday, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei tentang tingkat kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

 Survei itu digelar pada periode 7-14 September 2020 dan melibatkan 90.967 responden dari beberapa wilayah di Indonesia.

Sebanyak 27,93 persen responden merupakan ASN dan 72,07 persen lainnya masyarakat umum.

Survei itu menggunakan metode Non-Probability Sampling, yakni kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respons partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu.

Berdasarkan survei itu, didapatkan berbagai perilaku masyarakat selama pandemi virus corona.

Dalam survei ditemukan data yang menunjukkan anak muda cenderung kurang mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus corona.

"Ada kecenderungan mereka yang muda agak kurang mematuhi protokol kesehatan,"  kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Youtube BNPB, Senin (28/9/2020).


Ada sejumlah indikator protokol kesehatan yang dipakai dalam survei ini yakni memakai masker, hand sanitizer, mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun, menghindari jabat tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak minimal 1 meter.


Hasilnya, responden dengan rentang usia 17-30 tahun dalam mematuhi protokol kesehatan lebih rendah daripada rentang usia di atasnya.

Seperti usia muda yang memakai masker baru sebanyak 90,1 persen, sementara usia 31-45 tahun sebanyak 91,8 persen, usia 46-60 tahun sebanyak 94 persen, dan usia di atas 60 tahun sebanyak 93,1 persen.

Begitu juga dengan mencuci tangan dengan sabun. Mereka dengan usia 17-30 tahun sebanyak 66 persen, sementara usia 31-45 tahun sebanyak 75,3 persen, usia 46-60 tahun sebanyak 83,4 persen. Dan usia di atas 60 tahun sebanyak 85,8 persen.

Anak muda juga cenderung abai untuk menghindari kerumunan. Baru 68,2 persen usia 17-30 tahun yang berupaya menghindari kerumunan, sementara usia 31-45 tahun sebanyak 76 persen, usia 46-60 tahun sebanyak 84,6 persen, dan usia di atas 60 tahun sebanyak 88,5 persen.

Suhariyanto mengatakan, setidaknya ada 3 alasan masih ada masyarakat yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Alasan pertama, adalah tak adanya sanksi. Sebanyak 55 persen koresponden abai protokol corona karena tak ada sanksi yang diberikan.

Kemudian alasan kedua adalah masyarakat tak disiplin protokol kesehatan karena melihat tidak ada kasus penularan di lingkungannya. Jumlahnya mencapai 39 persen.

Sedangkan alasan ketiga adalah protokol kesehatan dapat mengganggu pekerjaan, sebanyak 33 responden berpendapat demikian.

Selain tiga alasan itu Suhariyanto menjelaskan ada alasan masyarakat abai protokol kesehatan karena aparat dan orang yang dianggap sebagai pimpinan tak memberi contoh yang baik.

Maka dari itu Suhariyanto mendorong pemerintah benar-benar memberi sanksi yang tegas kepada para pelanggar untu efek jera.***