Ilmuwan Uji Coba Vaksin HIV ke Manusia, Ini Hasilnya

Ilmuwan Uji Coba Vaksin HIV ke Manusia, Ini Hasilnya

WJtoday, Jakarta - Para ilmuwan selangkah lagi benar-benar bisa menciptakan vaksin Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang efektif pada manusia. Pasalnya, mereka telah melakukan uji coba dan vaksin tersebut mampu memicu tubuh untuk menghasilkan antibodi langka guna melawan HIV.

Direktur Duke Human Vaccine Institute Barton Haynes mengatakan selama ini banyak rintangan yang menghalangi para ilmuwan dan dokter untuk dapat menciptakan vaksin HIV yang efektif. Hal ini disebabkan virus penyebab penyakit ini yang 'ahli' dalam mengelak dan menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.

"Virus ini ahli dalam mengelak, menghindari sistem kekebalan (tubuh manusia) dengan melapisi dirinya dengan gula yang dibuat oleh tubuh," ujar Barton Haynes dikutip dari LiveScience, Minggu (26/5/2024).

Haynes yang juga pemimpin uji coba vaksin HIV ini menambahkan virus ini juga memiliki kemampuan bermutasi dengan cepat dan mengubah bentuk. Sehingga, sistem kekebalan tubuh manusia kesulitan untuk membuat antibodi yang dapat 'menangkapnya'.

Kini, dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan pada Jumat (17/5) di jurnal Cell, para ilmuwan telah menunjukkan adanya titik terang untuk melawan HIV. Haynes dan timnya menegaskan dirinya masih akan mengumpulkan bukti yang bisa membuktikan bahwa vaksin ini memang bisa dibuat.

"Kami sedang mengumpulkan bukti konsep bahwa vaksin (HIV) bisa dibuat. Kita harus membujuk sistem kekebalan tubuh, membimbing sistem kekebalan tubuh dengan cara yang belum pernah kita lakukan sebelumnya," tegasnya.

Para peneliti menargetkan protein yang tertanam dalam selubung (luar) HOV. Bagian dari protein yang disebut membrane proximal external region (MPER). Ide di balik vaksin baru ini adalah untuk membuat mutasi ini lebih mungkin terjadi dengan memaparkan sistem kekebalan tubuh pada serangkaian zat pemicu reaksi. Zat ini, atau imunogen, mengandung potongan pendek protein dan gelembung lemak.

Uji coba vaksin HIV ini melibatkan 20 sukarelawan yang mengidap HIV dan yang negatif. 15 orang menerima dua dosis dengan jarak 2 bulan, sedangkan 5 lainnya mendapatkan dosis ketiga, 4 bulan setelah dosis kedua.

Hasilnya cukup positif, pengujian menunjukkan bahwa dua dosis vaksin mampu memicu respons kuat dari sel kekebalan dan mulai memproduksi antibodi penetralisir. Namun, salah satu peserta yang telah mendapatkan tiga dosis mengalami reaksi alergi serius terhadap bahan vaksin, polyethylene glycol (PEG).

Para peneliti kini telah memformulasi ulang vaksin tanpa PEG dan akan segera menguji versi barunya. Haynes menekankan jika ini merupakan langkah awal yang baik dalam pembuatan vaksin HIV yang efektif.

Vaksin yang ideal akan menginduksi empat jenis antibodi penetralisir yang berbeda, yaitu antibodi anti-MPER ditambah tiga jenis antibodi lainnya. Hal ini akan mencegah HIV bisa lolos dari perlindungan vaksin. Selain itu, antibodi perlu dibuat dalam jumlah banyak dan bertahan lama di dalam tubuh.***