KPK Kembali Panggil Mertua Menpora Dito Ariotedjo Terkait Aliran Duit TPPU Syahrul Yasin Limpo

KPK Kembali Panggil Mertua Menpora Dito Ariotedjo Terkait Aliran Duit TPPU Syahrul Yasin Limpo

WJtoday, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa ulang pemilik Maktour Travel, Fuad Hasan Masyhur untuk dimintai keterangan terkait aliran dana korupsi mantan Menteri Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri mengatakan pemeriksaan akan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK K4, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2024) besok.

Fuad bakal diperiksa tim penyidik terkait dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) tersangka SYL yang mengalir ke perusahaan jasa perjalanan tersebut.

"Sebagaimana agenda tim penyidik untuk melengkapi berkas perkara penyidikan perkara dugaan TPPU tersangka SYL (Mentan RI), karena itu tim penyidik kembali menjadwalkan pemanggilan salah satu saksi untuk didalami pengetahuannya kaitan perkara dimaksud," kata Ali, Minggu (26/5/2024).

Jubir KPK Bidang Penindakan ini mengultimatum mertua Menpora Dito Ariotedjo itu kooperatif menghadiri panggilan tim penyidik besok.

"KPK ingatkan saksi agar kooperatif hadir," ucapnya.

Sebelumnya, KPK telah memanggil pemilik Maktour Travel Fuad Hasan Masyhur yang juga mertua dari Menpora Dito untuk dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus dugaan TPPU mantan Mentan SYL pada pekan sebelumnya.

Namun Fuad membantah kalau disebut mangkir pada pemeriksaan Selasa (14/5/2024). Sebab tidak ada surat resmi dari komisi rasuah yang ia terima, melainkan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp pada Senin (13/5/2024). Karena menurutnya, WhatsApp (WA) bukanlah surat resmi yang bisa dipercaya.

"Kami tidak pernah mendapatkan surat resmi cuma ada WA Itu pun WA tanggal 13 Mei, tanggal 13 Mei disuruh menghadap tanggal 14 Mei. Kami orang awam saja, apa iya ini hari dipanggil besok sudah harus ini?" kata Fuad kepada Inilah.com, Kamis (16/5/2024).

Sebaliknya, Fuad sempat khawatir pesan WA itu sebagai tindak pidana penipuan atau "prank" dari pihak tertentu. Pasalnya, ia sering dihubungi sejumlah oknum yang mengaku dari lembaga pemberantasan korupsi tersebut.

"Kenapa saya tidak datang? karena sebelumnya banyak pihak-pihak yang telah menelpon saya ingin bertemu dengan saya mengatasnamakan KPK. Jadi saya jujur-jujur ragu malahan bicara, "oh ada begini-begini kita ketemu pak, tidak usah ada yang tau". Saya pikir ini mau di prank apa semua, mau di kerjain," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Operasional Maktour Travel Ismail Adhan membantah menikmati aliran dana TPPU SYL Cs.

Ia mengatakan biaya perjalanan dari pihak Kementan langsung diberikan sepenuhnya kepada jasa perjalanan travel lain dengan maskapai penerbangan Emirates dan Saudia Airlines.

"Tidak ada (persenan), ini semuanya kita serahkan (kepada jasa travel lain). Ada beberapa travel (saya hubungi) tapi ada satu yang memang terpenuhi seatnya (kursinya). Maskapainya Emirates dan Saudia," kata Ismail, Kamis (16/5/2024).

Adapun biaya rombongan SYL yang berjumlah 28 orang tersebut dengan rute penerbangan Dubai, Riyadh maupun Jeddah, sebesar Rp1 miliar.

Ismail mengatakan, sebagai besar tiket merupakan kelas bisnis. "Cuma Rp1 miliar lebih. Itu sebagian besar perjalanan bisnis class, jadi lengkap itu semua, ini bisa kami jelaskan," kata Ismail.***