Keluh-Kesah Produsen Tahu Tempe Jabar: Pilih Naikan Harga Daripada Mogok Produksi

Keluh-Kesah Produsen Tahu Tempe Jabar: Pilih Naikan Harga Daripada Mogok Produksi

WJtoday, Bandung - Produsen tahu dan tempe yang tergabung dalam Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe Jawa Barat batal melakukan aksi mogok produksi. Awalnya, produsen tersebut akan mogok produksi tahu dan tempe dari 17 hingga 19 Oktober 2022.

Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu dan Tempe Jabar, M Zamaludin mengatakan bahwa batalnya aksi mogok dilakukan atas dasar pertimbangan kondusifitas.

"Banyak pro dan kontra, dengan aksi mogok produksi nanti, jadi kami batalkan," kata Zamaludin melalui keterangannya, dikutip Minggu (16/10/2022).

"Daripada kita jadi ribut di lapangan, dan menaikan harga juga enggak bisa karena konsumen sudah pada tau, jadi akhirnya kita mending memilih membatalkan aksi mogok nanti," imbuhnya.

Zamaludin mengungkapkan, pihaknya sepakat untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe mulai 20 Oktober 2022. Hal itu dilakukan sebagai respon mahalnya harga kedelai di pasaran.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang menjalankan subsidi kedelai sebesar Rp 1000 tidak dapat menekan stabilitas harga di pasaran. Apalagi, sistim kedelai subsidi dinilai tidak berjalan sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah.

"Tapi kalau untuk menaikan harga itu akan tetap kita lakukan. Jadi intinya membatalkan aksi mogok ini karena masalah kondusifitas,"  imbuhnya.

Tanggapi Harga yang Melonjak Tajam, Pemerintah Sebar Kedelai Subsidi di Jabar

Pemerintah telah menyebar kedelai subsidi di Jawa Barat. Penyebaran dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Barat melalui Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Iendra Sofyan mengatakan pihaknya telah memerintahkan Bulog untuk segera menyalurkan kedelai subsidi ke pasaran Jawa barat.

"Kami sudah perintahkan sudah koordinasi dengan Bulog dan kedelai subsidi itu sudah mulai digulirkan, jadi kita berprogres dan nanti ada evaluasi," kata Iendra, Kamis 13 Oktober 2022.

Iendra mengungkapkan, para produsen tempe dan tahu akan mendapatkan subsidi sebesar Rp 1000 per kilogram.

"Jadi memang subsidi itu seribu per kilonya," ungkapnya Iendra.

Disperindag Jabar tak menampik kebijakan yang bergulir masih belum memuaskan produsen tempe dan tahu di tengah mahalnya harga kedelai.

Para produsen meminta pemerintah untuk memberikan keleluasaan kepada lebih banyak koperasi dalam penjualan kedelai.

Selain itu, subsidi yang digulirkan oleh pemerintah dinilai masih terlalu kecil.

"Iya ada harapan dari produsen agar pembelian kedelai tidak hanya lewat Kopti, mereka juga meminta subsidi tidak hanya seribu per kilonya," jelas Iendra.

Iendra menambahkan, di tengah bergulirnya kedelai subsidi, pihaknya meminta para produsen untuk memberikan masukan dari kebijakan yang ada ke Bulog. Nantinya, masukan dan kritik akan dijadikan dasar evaluasi untuk membuat kebijakan lanjutan.

"Kalau ada hal yang kurang pas silakan memberikan masukan melalui surat ke Bulog, ini bergulir dulu dan kita akan evaluasi," tandasnya. 

Realisasi Subsidi Kedelai di Jabar Dikeluhkan Produsen Tahu Tempe

Paguyuban Pengrajin Tahu dan Tempe Jawa Barat mengeluhkan realisasi distribusi kedelai subsidi di pasaran Jawa Barat. Menurutnya, realisasi kedelai subsidi tidak sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah.

Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu dan Tempe Jabar, M. Zamaludin, mengatakan bahwa pemerintah telah menggulirkan subsidi kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram. Namun, fakta di lapangan, para produsen tidak mendapatkan subsidi dengan angka tersebut.

"Aslinya itu enggak Rp1.000 per kilo yang sampai ke pengrajin (subsidi kedelai). Sekarang saja, harga kedelai Rp13.000 (per kilo), sedangkan harga subsidinya itu Rp12.250 itu pun untuk harga kedelai yang bagus.Tapi Kopti ngasinya kedelai yang murah dengan harga Rp11.250," kata M. Zamaludin, Jumat, 14 Oktober 2022.

Zamaludin mengungkapkan, pemerintah telah memerintahkan Badan Urusan Logistik (Bulog) Jabar untuk menyebar kedelai subsidi lewat Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti). Pihaknya menduga, Kopti tidak menjalankan regulasi terkait kedelai subsidi sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah.

"Jadi kan sama Kopti itu sudah diambil duluan. Ini enggak tau ke mana uangnya. Jadi nyampenya ke konsumen enggak sampai Rp1.000. Jadi ini di-up (naikan) dulu harganya sama Kopti," tegasnya.

Zamaludin meminta agar pemerintah kembali mengkaji dan mengevaluasi sistem pendistribusian kedelai subsidi.

"Harusnya dari Bulog langsung ke konsumen saja daripada lewat Kopti. Karena Kopti kan mengambil keuntungan, dan itu keuntungannya juga terlalu gede (besar)," ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga berharap pemerintah dapat sesegera mungkin menstabilkan kembali terkait dengan harga kedelai. Sebab, Zamaludin menuturkan, hingga saat ini harga kedelai masih cenderung mengalami peningkatan.

"Sampai saat ini harganya (kedelai masih terus naik. Bahkan untuk tahu kemarin sudah ada kenaikan sekitar Rp5.000 per papan, dan itu juga kemungkinan besar akan terus naik," tandasnya.

Di sisi lain, salah satu produsen tahu bernama Yeyen Sutrisna mengaku belum mendapatkan dampak positif dari program kedelai subsidi. Menurutnya, dengan sistem yang ada, kedelai subsidi tidak dapat dijangkau secara merata oleh produsen tahu dan tempe.

"Harusnya ada pemeratan ke pengrajin (tahu dan tempe) supaya semua pengrajin ke bagian (subsidi kedelai) di luar anggota Kopti," ujarnya

"Per kilo untuk per hari ini (kacang kedelai) non subsidi itu ada yang Rp13.200 sampai Rp13.300," tandasnya.

Disdagin Pastikan Stok di Kota Bandung Aman

Harga kacang kedelai dalam satu pekan terakhir terus mengalami kenaikan. Sempat bertengger di harga Rp11.500 per kilogram, saat ini harga kacang kedelai menembus harga Rp12.800 per kilogram.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, membenarkan saat ini harga kacang kedelai sedang naik. Meski begitu, ia memastikan stok ketersediaan bahan baku tahu tempe itu dipastikan aman dan tersedia.

"Memang ada kenaikan harga oleh importir. Per hari Selasa, 11 Oktober 2022, harga kacang kedelai di tingkat distributor itu Rp12.800/kg. Sedangkan di tingkat pengrajin tahu tempe di Rp13.000/kg," ungkap Elly Wasliah.

Elly Wasliah mengatakan, kenaikan harga kacang ini merupakan ketiga kalinya selama tahun 2022. Secara rinci, kenaikan harga kacang kedelai pertama terjadi saat awal tahun di bulan Februari. Lalu, kala menjelang Ramadan di bulan April, dan Oktober sekarang yang ketiga kalinya.

"Tapi kalau stok kacang kedelai dalam kondisi aman tersedia untuk di Kota Bandung, hanya harganya memang mengalami peningkatan," ujarnya.

Kebutuhan kacang kedelai untuk pengrajin tahu tempe di Kota Bandung mencapai 3.000 ton per bulan. Rata-rata kacang kedelai yang disalurkan ke Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung mencapai 80 ton per hari.

Ia menjelaskan, penyebab kenaikan harga kacang kedelai antara lain karena Indonesia masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika Serikat, Kanada, Brazil. Sehingga Kota Bandung juga sebagian besar mengandalkan impor tersebut.

"Harga kedelai dunia mengalami kenaikan juga karena produksi penurunan, akibat Covid-19 biaya logistik naik, dan melemahnya nilai tukar dolar," ucapnya.

Ia menambahkan, importir kacang kedelai di Kota Bandung yang terdata Disdagin hanya satu yakni Depot Kacang Indonesia beralamat di Jalan Terusan Pasirkoja.

Sedangkan distributor kacang kedelai di Kota Bandung berjumlah empat, yakni CV. MJ di Babakan Ciparay, PT. FKS (Fisindo Kusuma Sejahtera) di Jalan Soekarno Hatta, CV. Gemilang di Jalan Ibrahim Adjie, dan Prama di Jalan Jamika.

Untuk menstabilkan harga di pasaran, Elly mengatakan, Kemendag telah mengeluarkan program Pemberian Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe.

"Pemerintah memberikan subsidi Rp1.000/kg lewat Bulog sebagai stabilisator," katanya.

"Mekanismenya adalah Kopti Kota Bandung yang beranggotakan para pengrajin tahu dan tempe membeli kacang kedelai di Bulog. Kacang ini Bulog beli dari importir," imbuhnya.

Program subsidi ini sudah masuk tahap kelima. Tahap pertama dilakukan bulan April. Lalu, Oktober ini telah masuk tahap kelima.

"Sudah ada 576 pengrajin tahu tempe yang terdaftar di Kopti. Para pengrajin ini insya Allah yang akan mendapatkan subsidi," tuturnya.

Demi menyelaraskan program dan menyepakati keputusan bersama, rencananya Pemkot Bandung yang diwakili Disdagin dan Bulog akan bertemu Kopti.

Elly mengimbau, agar pengrajin tahu tempe tidak perlu melakukan aksi mogok. Meski ada kenaikan kacang kedelai pun, ia yakin konsumen akan memahami hal tersebut.

"Kami juga memikirkan para pelaku UMKM yang menggunakan tahu tempe sebagai bahan utamanya. Misal kupat tahu, kan tidak mungkin ya nanti cuma jual kupatnya saja," ujarnya.

Tak hanya lauk pokok, produk-produk olahan di Kosambi dan Leuwipanjang yang kerap menjadi oleh-oleh Bandung juga akan berdampak.

"Nanti bagaimana kalau mereka tidak bisa jualan jika pengrajin mogok? Semuanya akan terdampak. Jadi harapan kami, tidak perlu sampai ada aksi mogok," harapnya.

Rencana Mogok Produksi

Sebelumnya, pengrajin tahu dan tempe yang tergabung pada Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe di Kota Bandung akan melakukan aksi mogok berproduksi pada tanggal 17 hingga 19 Oktober. Hal itu menyusul harga kedelai yang naik dalam beberapa waktu terakhir.

"Tanggal 17 - 19 Oktober pengrajin tahu dan tempe mogok produksi. Kita berharap pemerintah bisa kembali menstabilkan harga kacang kedelai yang terus naik ini," ujar Dindin, salah satu pengrajin tahu tempe, Selasa, 11 Oktober 2022.

Dindin menyebut, seluruh pengrajin tahu tempe yang tergabung di paguyuban akan melakukan aksi mogok produksi secara serentak. Adapun harga kacang kedelai saat ini menembus Rp12.700 per kilogram yang sebelumnya bertengger di angka Rp11.500 per kilogram.

"Iya, harga kacang kedelai naik terus, dan ini membuat kami pengrajin dan pedagang tahu tempe kesulitan. Sekarang Rp12.750 naik Rp500," katanya.

Untuk meminimalisir kerugian, ia mengaku terpaksa menaikkan harga tahu yang ia produksi. Selain itu, jumlah produksi tahu pun turut ia kurangi untuk menyiasati kenaikan harga kedelai. "Hari ini saya naikan Rp5.000 per kotak," ucapnya.***